Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 23 Juni 2020: Selisih 153 Kasus COVID-19, Ini Kata Pemkot

Update Virus Corona di Surabaya pagi ini mencapai 4628 kasus, sementara sebaran Jatim mencapai angka 9840 kasus.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
infocovid19.jatimprov.go.id
Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 23 Juni 2020 

SURYA.CO.ID - Simak update Virus Corona di Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) hingga Selasa 23 Juni 2020, pukul 06.30 WIB.

Update Virus Corona di Surabaya pagi ini mencapai 4628 kasus, sementara sebaran Jatim mencapai angka 9840 kasus.

Data penyebaran COVID-19 berikut diambil dari laman resmi Pemkot Surabaya lawancovid-19.surabaya.go.id, dan laman resmi Pemprov Jatim infocovid19.jatimprov.go.id.

Tak jarang ada perbedaan atau selisih data yang dilaporkan, berikut penjelasan Pemprov Jatim.

Selain itu kabar Surabaya PSBB lagi, berkaitan dengan peningkatan COVID-19 yang semakin ganas.

Berikut update Virus Corona selengkapnya.

Update Virus Corona di Surabaya

Menurut pantauan Surya.co.id dari situs resmi Pemkot Surabaya, lawancovid-19.surabaya.go.id, jumlah penyebaran virus Corana di Surabaya hingga Selasa 23 Juni 2020.

Total kasus Corona di Surabaya hari ini mencapai 4628 kasus.

Dari total kasus, 2678 masih dalam perawatan dan 355 meninggal. Kabar baiknya, 1595 pasien dinyatakan sembuh.

Tabel kasus virus corona atau COVID-19 di Surabaya hari ini, Senin 23 Juni 2020
Tabel kasus virus corona atau COVID-19 di Surabaya hari ini, Senin 23 Juni 2020 (lawancovid-19.surabaya.go.id)

Kasus per wilayah Surabaya tertinggi, yaitu Surabaya Timur dengan 1485 kasus, kemudian disusul Surabaya Selatan 999 kasus.

Surabaya Utara ada di urutan ke tiga kasus terbesar dengan total 958 kasus.

Sementara Surabaya pusat 664 kasus dan Surabaya Barat 522 kasus.

Update Virus Corona di Jatim

Berdasarkan pantauan Surya.co.id dari situs infocovid19.jatimprov.go.id dan Instagram @jatimpemprov pagi ini mencapai 9840 kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 5980 pasien sedang dalam masa perawatan, 2915 pasien dinyatakan telah sembuh, dan 744pasien telah dinyatakan meninggal dunia.

Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 23 Juni 2020
Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 23 Juni 2020 (infocovid19.jatimprov.go.id)

Sementara jumlah laporan positif COVID-19 Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim terdapat perbedaan pagi ini pukul 06.30 WIB.

Menurut Pemkot Surabaya 4628 kasus, sementara Pemprov Jatim melaporkan 4781 kasus. Artinya ada selisih 153 kasus.

Perbedaan Laporan Kasus, Pemkot Surabaya Beber Alasan Sering Mengembalikan Data COVID-19 ke Pemprov Jatim

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita saat menggelar konferensi pers, Sabtu (1/2/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita saat menggelar konferensi pers, Sabtu (1/2/2020). (SURYA.co.id/Yusron Naufal Putra)

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya kerap kali harus mengembalikan data update covid-19 yang diberikan dari Pemprov Jatim.

Sebab, Pemkot menyebut data itu kerap tak sesuai dengan kondisi riil di lapangan dari hasil tracing.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, data itu adalah data awal yang diberikan kepada Pemkot untuk dilakukan pelacakan di lapangan. Bukan data yang sudah disampaikan kepada masyarakat melalui media.

"Jika data awal untuk tracing itu tidak sinkron dengan data di lapangan, pasti tidak bisa dientri ke aplikasi kami," kata Febria, Senin (22/6/2020).

Ada beberapa hal mengapa data tersebut tidak sinkron di lapangan. Diantaranya, nama dan alamatnya ganda, ada juga nama yang tidak ada orangnya ketika dilacak ke alamat yang tercantum.

Banyak pula yang ber-KTP Surabaya, tapi sudah tidak tinggal atau berdomisili di Surabaya. Bisa karena sudah lama bekerja di luar daerah.

Data seperti itulah yang tidak masuk ke data milik Pemkot Surabaya, sebab tidak ditemukan di lapangan. Sehingga terpaksa data orang tersebut harus dikembalikan lagi ke Pemprov.

Namun, keesokan harinya tak jarang data orang yang tidak ditemukan itu kembali masuk ke data Surabaya. Padahal, kata Feny, sudah disampaikan jika orang tersebut tidak berdomisili di kota pahlawan.

Hal seperti ini pernah ditemukan dalam kasus satu orang berinisial H. Dia masuk data di Surabaya, padahal sudah sekitar sepuluh tahunan tinggal di luar daerah. Dan, setelah dikembalikan, data berinisial H terus muncul dalam data update kasus.

"Seharusnya kan provinsi yang mencari dimana dia tinggal, ini provinsi malah meminta kami mencari alamatnya di luar Surabaya itu, pastilah kami kesulitan, seharusnya itu sudah bukan tugas kami," terang Kepala Dinas Kesehatan Surabaya itu.

Berdasarkan keterangan dari Pemkot Surabaya, alur data rekap positif Covid-19 itu dimulai dari Laboratorium yang kemudian dikirimkan ke Balitbang dan Dinkes Provinsi Jatim.

Kemudian, data dari Pemprov itu disebarkan ke Dinkes kabupaten/kota untuk selanjutnya dilanjutkan ke Puskesmas untuk melakukan tracing sesuai wilayah masing-masing.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M. Fikser menjelaskan, Dinas Kesehatan Surabaya sudah memiliki aplikasi khusus untuk mengawal data tracing itu.

Sehingga data pasien terkonfirmasi yang dikirim oleh Pemprov untuk dilakukan tracing itu langsung dimasukkan ke aplikasi dan langsung dibagi ke berbagai puskesmas yang tersebar di Surabaya.

"Kalau memang NIK dan alamatnya lengkap dan benar, pasti petugas kami tidak akan kesulitan untuk melakukan tracing di lapangan," ungkap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya. (Yusron Naufal Putra//Pipit Maulidiya/Surya.co.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved