PSBB Surabaya Bisa Berlaku Lagi Karena 2 Hal Ini, Begini Tanggapan Wali Kota Risma
sejak dicabutnya pemberlakuan PSBB, ternyata peningkatan sebaran Virus Corona atau COVID-19 masih tinggi.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID - PSBB Surabaya, Sidoarjo, Gresik berakhir 8 Juni 2020 lalu.
Namun sejak dicabutnya pemberlakuan Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB), ternyata peningkatan sebaran Virus Corona atau COVID-19 masih tinggi.
Padahal Surabaya sudah gencar lakukan sosialisasi peraturan dan protokol kesehatan New Normal. Termasuk aturan menyelenggarakan hajatan, tempat ibadah dan sekolah.

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jawa Timur (Jatim), Joni Wahyuhadi dalam hal ini menyampaikan bisa saja PSBB diterapkan lagi di Kota Surabaya.
Dua hal yang menjadi pemicu PSBB Surabaya bisa berlaku lagi adalah, karena adanya Attack Rate dan Transmission Rate Surabaya Naik.
Kondisi seperti ini, sesuai teori lebih baik dikembalikan ke masa restriksi.
Hal tersebut disampaikan Joni dalam paparannya di hadapan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla yang datang ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (17/6/2020).
"Attack rate dan transmission rate Surabaya Raya kembali naik setelah pelonggatan PSBB. Ini mengecewakan.
Kalau sesuai teori dengan kondisi ini harusnya revive back to lockdown, kalau kita ya harusnya kembali ke PSBB," kata Joni.
Kondisi yang paling disorot yaitu Surabaya yang kasusnya 50,4 persen dari total kasus di Jatim.
Saat ini attack rate (tingkat serangan) Kota Surabaya 139,7.
Ini attack rate COVID-19 tertinggi se Indonesia.
Artinya setiap 100.000 penduduk, 140 orang di antaranya positif COVID-19.
Sedangkan untuk Jatim attack rate saat ini adalah 19,7.
Kemudian untuk transmission rate (tingkat penularan) Kota Surabaya saat ini adalah 1,22.