Berita Jember

Saat Biaya Rapid Test Lebih Mahal dari Harga Tiket Kereta Api di Tengah Pandemi Covid-19

Saat ini biaya naik kereta api, lanjutnya, harus disertai pengeluaran biaya rapid test di tengah pandemi covid-19.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/sri wahyunik
Petugas memeriksa surat keterangan hasil rapid test skrining Covid-19 milik calon penumpang KA Tawangalun di Stasiun Jember, Jumat (12/6/2020) 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Penumpang kereta api harus mengeluarkan uang lebih banyak demi bisa naik KA.

Karena di masa pandemi ini, biaya naik KA tidak sekadar berupa uang tiket, namun juga ada biaya untuk tes cepat/rapid screening Covid-19.

Bahkan biaya rapid test itu lebih mahal dibandingkan harga tiket KA.

Seperti yang diakui Puji Rahayu, seorang penumpang KA Sritanjung.
SURYA.co.id berbincang dengan Puji di Stasiun Jember ketika dia menunggu KA Sritanjung yang hendak membawanya ke Yogyakarta.

Puji mengantar sang ibu yang hendak terapi sakit asam urat ke Yogyakarta.

Mereka memilih KA ekonomi Sritanjung.

Biaya satu kali berangkat Rp 94.000 per orang. Jadi dua orang Rp 188.000.

Ketika ditanya apakah membawa hasil pemeriksaan rapid, dia mengaku menjawab.

"Iya, ini membawa. Alhamdulillah non reaktif. Tapi biaya rapidnya lebih mahal daripada biaya tiket kereta," ujar Puji, Jumat (12/6/2020).

Puji terkekeh dari balik maskernya sambil menggelengkan kepala.

Menurutnya jika tidak ada keperluan penting untuk mengantar sang ibu berobat, dia tidak ingin bepergian.

Apalagi saat ini biaya naik kereta api, lanjutnya, harus disertai pengeluaran biaya rapid test.

"Total untuk perjalanan sekarang, keluar uang Rp 1 juta lebih," imbuhnya.

Puji membayar tes rapid per orang Rp 285.000 di sebuah laboratorium di Jember.

Biaya rapid untuk dua orang mencapai Rp 570.000.

Surat keterangan hasil rapid test itu pun hanya berlaku tiga hari.

"Secara lisan diberitahu petugas laboratoriumnya, katanya berlaku tiga hari," imbuhnya.

Sementara untuk pulangnya, Puji harus naik KA bisnis Ranggajati dari Stasiun Yogyakarta Kota. Tiketnya Rp 360.000 per orang.

Puji harus segera pulang sebelum masa berlaku keterangan rapid testnya berakhir.

Sedangkan sang ibu ditinggal di Yogyakarta bersama saudaranya untuk menjalani terapi.

Biaya perjalanan memakai KA bagi dua orang itu tetap lebih murah dibandingkan biaya rapid test.

Hitungan SURYA.co.id, biaya dua orang dengan tiga perjalanan itu, total mencapai Rp 548.000.

Sementara biaya rapid test mencapai Rp 570.000.

Dari pantauan SURYA.co.id, biaya rapid test di laboratorium yang dipilih Puji terbilang murah dibandingkan beberapa tempat lain.

Di tempat lain seperti laboratorium dan RS swasta, biaya test rapid berkisar antara Rp 290.000, Rp 350.000, sampai Rp 490.000.

Itu biaya rapid test yang dilakukan secara mandiri oleh warga.

Mulai hari ini, PT KAI Daop 9 Jember mulai mengoperasikan empat KA yakni Ranggajati, Tawangalun, Sritanjung, dan Probowangi.

Penumpang KA wajib membawa persyaratan antara lain surat keterangan terindikasi bebas dari Covid-19 yang dibuktikan dengan hasil rapid test non reaktif atau tes polymerase chain reaction (PCR) hasil non reaktif.

Atau menunjukkan surat keterangan bebas sakit influenza dari Puskesmas atau dokter rumah sakit yang daerah tersebut tidak memiliki fasilitas tes PCR atau rapid test.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved