Biodata Goliat Tabuni, Pimpinan KKB Papua yang Tembak dan Mutilasi Warga, Ini Fakta Terbaru
Biodata dan profil Goliat Tabuni, pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang tembak mati dan mutilasi warga, terangkum di sini.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, PAPUA - Biodata dan profil Goliat Tabuni, pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang tembak mati dan mutilasi warga, terangkum di sini.
Terungkap pula fakta-fakta terbaru dan rekam jejak aksi terorr Goliat Tabuni bersama KKB di Papua.
Pasukan TNI-Polri yang memburu KKB di Papua menjuluki Goliat Tabuni sebagai sosok yang biadab sang pencabut nyawa warga sipil.
• Perampok di Mojokerto Gondol Rp 259 Juta Baru Diambil dari BCA, Pelaku Lempar Busi ke Kaca Mobil
• Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini: PSBB Surabaya Lebih Baik Diakhiri, Warga Tak Bisa Cari Makan
• Pil Koplo Berlabel Vitamin B1 Beredar di Medsos, Bandar Manfaatkan Pandemi Covid-19 untuk Imun Tubuh
Seperti diberitakan, aksi teror KKB Papua yang menembak mati dan memutilasi warga sipil bernama Yunus Sani, adalah bagian dari tokoh Goliat Tabuni.
Nama tokoh Goliat Tabuni memang cukup dikenal karena sederet aksi teror pernah dilakukannya.
Tokoh bernama Goliat Tabuni ini pernah menjadi anggota KKB Papua Kelik Kwalik dan berperan besar dalam penyaderaan di Mapenduma.
Goliat Tabuni dikenal gencar melawan militer Indonesia hingga menewaskan puluhan anggota TNI dan Polri di Puncakjaya, Papua.
Tak hanya TNI dan Polri, Goliat Tabuni juga membunuh ratusan penduduk Papua yang tidak mendukung gerakan separatisme Operasi Papua Merdeka (OPM).
Dilansir dari GridHot, Goliat Tabuni pernah mengancam akan menembak mati irang asli Papua yang dinilai menjadi mata-mata TNI-Polri.
Goliat Tabuni mengeluarkan penyataan itu lantaran banyak orang asli Papua yang tak mau bergabung dengan mereka.
Gara-gara orang asli Papua memilih bergabung dengan Indonesia, banyak pentolan KKB Papua terbunuh oleh aparat.
Goliat N Tabuni yang mempunyai NRP.7312.00.00.00 di TPNPB-OPM ini dalam pernyataan tersebut juga mengaku mempunyai daftar orang-orang asli Papua yang menjadi spionase TNI-Polri.
Maka jika ada orang asli Papua yang ditembak mati KKB Papua maka mereka menganggapnya sebagai mata-mata TNI-Polri.
Goliat Tabuni juga mengklaim mata-mata TNI-Polri itu menyamar sebagai guru, tenaga medis, PNS, pedagang, pedagang kaki lima, pedagang asongan, tukang ojek, sopir angkutan, sopir rental, penjual es keliling, penjual pakaian keliling, penjual tiket, penjual pulsa, konter HP, pendeta, majelis gereja, pengelola rumah makan, tukang bangunan, tenaga kerja project infrastruktur, jurnalis dan lain-lain.
Dan kini, seorang anggota KKB Papua bagian dari Goliat Tabuni telah menembak mati lalu memutilasi warga sipil tak bersalah.
Yunus Sani, warga asli Papua yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan oleh KKB Papua dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Jumat (29/5/2020) silam.
Yunus ditembak mati KKB Papua di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai).
Seperti dilansir dari Kompas TV, pria berusia 40 tahun itu dibunuh dengan cara sadis.
Ia ditembak, lalu jasadnya dimutilasi dan dibungkus dalam sebuah karung.
Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebut tindakan KKB Papua itu sangat biadab.
"KKB Papua OPM seakan menebar virus mencabut nyawa para warga asli Papua yang berada di bumi Papua, ini sangat biadab dan tentu tidak benar," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto melalui keterangan resminya pada Sabtu (6/6/2020).
Eko menjelaskan, kronologinya bermula saat Pastur Gereja Mbegulo, Bapak Niko Wakey tengah mengantar anaknya dari Enarotali menuju Kampung Mbegulo.
Saat menempuh perjalanan di Kampung Megataga Distrik Wandai, ia mendengar tembakan kurang lebih sebanyak delapan kali.
Setelah suara tembakan berhenti, KKB Papua turun dari Kampung Megataga dan langsung menghampiri Bapak Niko Wakey.
Mereka menyampaikan informasi telah membunuh Yunus.
Mendengar informasi tersebut, Bapak Niko Wakey langsung mencari keberadaan Yunus.
"Korban Yunus Sani telah dibungkus dengan karung oleh KKB Papua OPM," ujar Eko.
Eko menilai tindakan KKB Papua sebagai perilaku biadab.
Apapun alasannya, tidak dibenarkan tindakan penembakan dan mutilasi warga sipil di Papua.
Bukan kali ini saja KKB terus meneror.
Menurut catatan Eko, dalam kurun waktu 21 dan 30 Mei 2020, KKB Papua telah melancarkan aksinya di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Kedua aksi tersebut mengakibatkan dua orang tewas dan satu orang mengalami luka berat.
Sementara itu, Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, menyebut kedua kejadian tersebut dilakukan oleh kelompok yang sama.
Dari hasil pelacakan yang dilakukan aparat, pihak yang membunuh tersebut merupakan KKB Papua pimpinan militer Murib yang bermarkas di Kabupaten Puncak.
"Ini kelompok Militer Murib, itu mereka kelompok Puncak Jaya, Timika dan Paniai, itu mereka masih satu kelompok, itu satu lajur," ujar Dax.
Dax menuturkan, kelompok militer Murib merupakan bagian dari kelompok TPN OPM dengan pimpinan tertingginya adalah Goliat Tabuni.
Namun, di bawah Goliat Tabuni, masih ada sosok Lekagak Telenggen yang ditunjuk sebagai pemimpin operasi.
"Itu pemimpinnya Goliat Tabuni dan panglima operasinya Lekagak Telenggen," kata Dax.
Ia meyakini, kelompok yang berulah di Intan Jaya berbeda dengan kelompok yang meneror Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Hanya, mereka berada dalam satu rantai komando Lekagak Telenggen.
"Ini tim yang berbeda dengan komando yang sama, mereka tidak ikut ke Tembagapura," kata Dax.
Dax menuturkan, keberadaan KKB Papua di Intan Jaya bukan untuk menetap, namun hanya wilayah perlintasan.
Menurut dia, rute perjalanan KKB Papua pimpinan militer Murib adalah Puncak-Intan Jaya-Mimika.
Karenanya, ia meyakini kelompok tersebut akan selalu bergerak.
"Kami terima informasi kalau mereka mau buat pos di Wandai (Intan Jaya), tapi saya rasa mereka tidak akan ngepos dan tetap akan mobile," kata Dax.
KKB Papua Kuasai Distrik Wandai Bikin Warga Ketakutan
KKB Papua beberapa pekan terakhir memang berhasil menguasai Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
KKB Papua ini telah membangun markas di sana dan membuat warga ketakutan.
Kabar ini dibenarkan oleh Kapolres Intan Jaya, Ajun Komisaris Besar Yuli Karre Pongbala saat dihubungi dari Jayapura, Senin (1/6/2020).
Diketahui, KKB Papua tersebut juga bertanggung jawab atas penembakan dua tenaga kesehatan, yakni Alemanek Bagau dan Heniko Somau yang sedang bertugas dalam penanganan Covid-19.
Melansir dari Kompas.id dalam artikel 'Warga Sipil Ketakutan, Kelompok Bersenjata Duduki Distrik Wandai di Intan Jaya', kelompok ini pernah menembak mati seorang petani bernama Yunus Sani yang sedang melintasi Kampung Magataga, Distrik Wandai, pada Jumat (29/5/2020).
KKB Papua menganggap petani tersebut sebagai mata-mata atau intelijen yang memasok data ke pihak TNI-Polri.
"Kehadiran kelompok ini membuat para warga ketakutan.
Ada warga yang telah mengungsi ke rumah kerabatnya di distrik lain. Jumlah mereka sekitar 50 orang dan memiliki beberapa pucuk senjata laras panjang," ungkap Yuli.
Yuli mengakui, belum ada aparat TNI-Polri yang bertugas di Distrik Wandai.
Dari delapan distrik di wilayah tersebut, aparat keamanan baru berada di tiga distrik, yakni Homeyo, Hitadipa, dan Sugapa, ibu kota Intan Jaya.
Adapun lima distrik lain belum dijaga pihak kepolisian, yakni Tomasiga, Agisiga, Ugimba, Wandai, dan Iyandoga.
"Kami bersama pihak TNI harus menyusun strategi yang matang untuk menghadapi kelompok ini di Wandai.
Perjalanan ke sana hanya melalui jalur darat yang aman," tutur Yuli.
Ia mengimbau warga agar tidak beraktivitas di lokasi yang dekat dengan markas KKB Papua di sana.
Tujuannya untuk mencegah kembali terjadinya insiden penembakan warga sipil di Wandai.
"Kami telah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan agama.
Mereka akan mengimbau warga berhati-hati dalam beraktivitas di tengah teror kelompok tersebut," tambahnya. (*)