Sambang Kampung
Buka Usaha Sejak 1998, Warga Kampung Boto Putih RW 8 Shaiful Chusni Dapat Pesanan Hingga Timor Leste
Kampung Boto Putih RW 8 Surabaya juga memiliki potensi UMKM yang baik dan menjanjikan.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Shaiful Chusni (50) warga RW 8 Kampung Boto Putih Surabaya, konsisten menggeluti bidang usaha yang ia mulai sejak 1998 silam. Ditemui di kediamannya, sosok yang juga menjabat sebagai ketua RT ini sedang menyelesaikan pembuatan aneka produk berbahan dasar karet.
"Dulu bapak saya punya bengkel. Dari situ diturunkan ke anak-anaknya, nah saya kebagian karet. Kemudian saya kembangkan lagi sampai sekarang," ungkapnya kepada Surya.
Dulu, menurut penuturannya, usahanya masih sangat kecil. Lalu ia kembangkan sampai sekarang ia dibantu dua pegawai.
"Saya usaha aneka produk berbahan karet. Jadi, karet lembaran saya cetak dan bentuk jadi macam-macam barang," ungkap Shaiful.
Di tempat usahanya, ada banyak barang yang telah diproduksi, mulai dari barstep motor, kaki meja, dan sebagainya.
"Ada juga anjes table, lease kapal, dan lain-lain. Keuntungannya tidak banyak, paling sekitar Rp 50, paling banyak Rp 100," katanya.
Menurutnya, produk lease kapal membutuhkan waktu dan tenaga yang besar.
Untuk membuatnya, Shaiful harus membuat cetakan yang baru jika model yang dipesan juga baru.
"Paling mahal juga, untuk bahannya yang ukurannya kurang lebih 15 meter saja lebih dari enam juta," katanya.
Tidak hanya karet, ia juga membuat aneka produk berbahan plastik.
Ia mengolah biji plastik menjadi berbagai benda fungsional.
Dalam memproduksinya, Shaiful tidak mempunyai patokan karena disesuaikan dengan jumlah serta jenis benda yang dipesan.
"Produksinya tidak pasti, ganti-ganti terus. Tapi untuk omzet bisa sampai Rp 10 juta. Kalau harga per barangnya sendiri murah," ungkapnya.
Dalam membuat barang, Shaiful mengaku tidak memiliki bekal akademis.
Ia mempelajarinya sendiri dan ia kembangkan sampai sekarang.