Virus Corona di Surabaya
FAKTA Pegawai Sampoerna Meninggal karena COVID-19, Tinggal di 'Asrama' & Sering ke Pasar Tradisional
Terungkap beberapa fakta baru setelah Tim Gugus Tugas melakukan tracing penyebab kematian 2 pegawai Pabrik Sampoerna Surabaya.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Iksan Fauzi
Ternyata, ketika data tracing dibuka, ada fakta mengejutkan. Ternyata, dua karyawan yang meninggal dunia sudah dipantau sejak awal bulan April oleh petugas Pemkot Surabaya.
Dari keterangan yang disampaikan oleh Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M Fikser, sebelum kematian dua karyawan itu, Pemkot Surabaya sudah melakukan berbagai hal.
"Mulanya tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan," kata Fikser, Sabtu (2/5/2020).
"Pada 9 April 2020 pasien dirujuk di rumah sakit dan tanggal 13 April pasien melakukan pemeriksaan tes swab di rumah sakit yang berbeda,” tambahnya.
Kata Fikser, sejak saat itu, Pemkot Surabaya melakukan tracing (penelusuran) dengan penyelidikan epidemologi di setiap rumah sakit agar dapat memutus rantai persebaran COVID-19.
Begitu diketahui yang bersangkutan merupakan karyawan Pabrik Sampoerna Surabaya, pada 16 April Dinas Kesehatan Surabaya memanggil pihak perusahaan.
"Jadi bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil, kita yang menemukan," kata Fikser.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya itu pun memastikan dalam penanganan kasus di pabrik tersebut tidaklah terlambat.
Termasuk meminta data nama karyawan untuk dilakukan tracing kembali.
Manajemen Pabrik Sampoerna Surabaya sempat diminta isolasi karyawan
Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan manajemen Pabrik Sampoerna Surabaya.
Komunikasi terus dilakukan hingga pada 26 April 2020 dilakukan pertemuan manajemen dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota.
"Karena ibu (Wali Kota Risma) juga menyarankan tolong Sampoerna tutup sementara dan minta supaya seluruh yang positif rapid test itu dimasukkan isolasi di hotel, dan dia (manajemen) menyanggupi," tutur Eddy.
Eddy menyebut, tanggal 27 April 2020, pihaknya kembali bertemu dengan manajemen.
Dalam pertemuan itu, kembali disampaikan, terkait isolasi bagi karyawan yang positif berdasarkan hasil rapid test.