Kilas Balik

Jadi Pimpinan KKB Papua Paling Legendaris, ini 4 Fakta Lodewijk Mandatjan, Pernah Ketemu Soeharto

Berikut rangkuman fakta tentang Lodewijk Mandatjan, pimpinan KKB Papua paling legendaris. Pernah bertemu dengan Soeharto

Kolase Capture ANTARA dan Youtube/Ryan Paat
Lodewijk Mandatjan (kanan), pimpinan KKB Papua paling legendaris 

SURYA.co.id - Simak rangkuman fakta tentang Lodewijk Mandatjan, pimpinan kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua paling legendaris.

Perlu diketahui, aksi teror KKB Papua sudah ada sejak tahun 1964.

Lodewijk Mandatjan merupakan pimpinan KKB papua paling legendaris karena memiliki ribuan anggota.

Namun, KKB Papua Lodewijk Mandatjan akhirnya menyerah secara baik-baik dan bahkan bertemu dengan presiden Soeharto.

Berikut fakta-fakta tentang pimpinan KKB Papua paling legendaris, Lodewijk Mandatjan, yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Memiliki 14 ribu pasukan

Pimpinan KKB Papua Lodewijk Mandatjan (kiri), Soeharto
Pimpinan KKB Papua Lodewijk Mandatjan (kiri), Soeharto (Kolase Youtube/Ryan Paat dan SUAR.id)

Siapa Lekagak Telenggen? Pimpinan KKB Papua yang Beringas Serang Freeport, Pernah Tembak Kopassus

3 Fitnah Keji KKB Papua kepada TNI-Polri, Terbaru Dituduh Jadi Penyebab Penembakan Karyawan Freeport

Lodewijk Mandatjan berhasil menghimpun 14 ribu pasukan untuk melakukan aksi teror di tahun 1964-1967.

Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, KKB Papua Lodewijk Mandatjan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan perang dunia 2.

Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka

Pertempuran makin sengit saat RPKAD (sekarang Kopassus) ditugaskan untuk meredam pemberontakan KKB Papua saat itu.

Kurang lebih 50 prajurit RPKAD yang baru mendarat di Papua langsung ditugaskan untuk menggempur KKB Papua.

2. Bukan bagian dari OPM

Berbagai penghadangan dilakukan kelompok KKB Papua Mandatjan di kecamatan Warmare dan Ransiki.

Aparat keamanan di sana tak cukup menanggulangi keadaan.

Motif pemberontakan Lodewijk Mandatjan bukan semata-mata ingin memisahkan diri dengan Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved