Patung di Kelenteng Tuban Runtuh
Sejarah Patung Dewa Raksasa di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban yang Roboh, Dulunya Panglima
Berikut merupakan sejarah Kongco Kwan Sing Tee Koen, patung Dewa Perang yang ada di Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Kamis (16/4/2020),
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
Guan Yu, atau Kwan Kong dipuja oleh umat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme.
Masing-masing dari aliran kepercayaan itu memberi penghormatan tersendiri bagi Kwan Kong.
Kaum Taoist memujanya sebagai Dewa pelindung dari malapetaka peperangan, sedangkan kaum Konfusianisme menghormati sebagai Dewa Kesusasteraan dan kaum Buddhist memujanya sebagai Hu Fa Qie Lan atau Qie Lan Pelindung Dharma.
Menurut kepercayaan kaum Buddist, setelah Kwan Kong meninggal arwahnya muncul dihadapan Biksu Pu Jing di kuil Yu Quan Si di gunung Yu Quan Shan, propinsi Hubei. Biksu Pu Jing pernah menolong Kwan Kong yang akan dicelakai seorang panglima Cao Cao, dalam perjalanan bergabung dengan Liu Bei.
Setelah itu, karena takut pembalasan Cao Cao, Biksu Pu Jing menyingkir ke gunung Yu Quan Shan dan mendirikan Kuil Yu Quan Si.
Telah lebih dari 1000 tahun sejak itu Kwan Kong dipuja sebagai Boddistsatwa Pelindung Buddha Dharma. Penghormatan terhadap Kwan Kong sebagai orang ksatria yang teguh terhadap sumpahnya, tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan dan setia terhadap saudara-saudara angkatnya, menyebabkan ia memperoleh penghormatan yang tinggi oleh kaisar-kaisar pada jaman berikutnya.
Kwan Kong memperoleh gelar yang tidak tangung-tanggung Ia dsebut ‘Di’ yang berarti ‘Maha Raja“. Sejak itu Ia disebut Guan Di atau Guan Di Ye (Hokkian : Koan Te Ya) yang berarti Paduka Maha Raja Guan, sebutan gelar Kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di.
Penggambaran Guan Yu atau Kwan Kong
Kwan Kong umumnya divisualisasikan dengan berpakaian perang lengkap, kadang-kadang sambil membaca buku dengan putra angkatnya Guan Ping yang memegang cap kebesaran dan Zhou Chang pengawalnya yang setia, bertampang hitam brewokan, memegang golok Naga Hijau Mengejar Rembulan, senjata andalannya.
Hari kelahiran Nya diperingati setiap tanggal 24 bulan 6 imlek, dan tanggal 13 bulan 1 imlek sebagai hari kenaikan Nya. Sementara Guan Ping (memperoleh gelar Ling Hou Thi Zi), hari kelahirannya diperingati tanggal 13 bulan 5 imlek, dan Zhou Chang (Jendral Zhou), diperingati setiap tanggal 20 bulan 10 imlek.
Seiring dengan gelombang imigrasi masyarakat Tionghoa dari negara asalnya yaitu Tiongko, pemjuaan terhadap Kwan Kong juga tersebar di perantauan imigran Tionghoa
Tempat-tempat tersebut seperti di Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Singapura dan Indonesia banyak sekali kelenteng yang memuja Kwan Kong.
Di Indonesia, kelenteng yang khusus memuja Kwan Kong; terbesar dengan wilayah seluas 4 Hektar adalah kelenteng Guan Sheng Miao (Kwan Sin Bio) di Tuban, Jawa Timur.
Kepercayaan Terhadap Kwan Kong
Guan Yu dipuja karena kesetiaan dan kejujuran. Dia adalah lambang teladan sifat ksatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya. Oleh sebab itu Guan Yu banyak dipuja di berbagai kalangan masyarakat, disamping kelenteng-kelenteng.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/kwan-kong-sejarah.jpg)