Virus Corona di Sidoarjo
UPDATE Virus Corona di Sidoarjo, Sehari Tambah 10 Pasien Positif COVID-19, Dinkes Ungkap Penyebabnya
Dinas Kesehatan Sidoarjo memaparkan penyebab pasien COVID-19 ( virus corona) di kota tetangga Surabaya itu terus bertambah.
Penulis: M Taufik | Editor: Iksan Fauzi
Beberapa rumah sakit rujukan sudah menambah ruang isolasi untuk pasien COVID-19.
Sekarang total jumlahnya mencapai 62 tempat isolasi.
RSUD Sidoarjo saja, sekarang punya 17 ruang.
Bahkan jika dibutuhkan, rencananya satu lantai rumah sakit milik Pemkab itu bakal dipakai semua untuk temoat isolasi.
Namun yang lebih penting, physical distancing harus benar-benar diterapkan dengan baik.
Polisi dan sejumlah pihak terus melakukan penertiban.
Tapi jika kesadaran masyarakat masih kurang, tentu upaya pemerintah atau aparat juga sia-sia.
343 posko mudik berdiri di saat wabah COVID-19

Sebelumnya, sebanyak 349 Posko Covid-19 berdiri di Sidoarjo.
Itu termasuk di beberapa terminal, Stasiun, Kecamatan, dan semua desa di Kota Delta.
Di setiap posko ditugaskan personil gabungan. Termasuk anggota TNI dan polisi, serta para relawan yang bertugas membantu masyarakat terkait penanganan dan pencegahan penyebaran covid-19.
Di Desa Bungurasih, misalnya, penanganan korona didirikan oleh pihak desa. Lokasinya berada di dalam bangunan gedung serbaguna. Fasilitas di dalamnya ada ruang isolasi, tempat tidur, peralatan ventilator, dan sejumlah perlengkapan lain.
"Terhitung ada sekitar 50 relawan ikut tergabung dalam posko ini. Demikian halnya di beberapa posko lain," ujar Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji usai meninjau sejumlah posko di Sidoarjo, Sabtu (11/4/2020).
Menurutnya, peran relawan dan masyarakat sangat penting. Karena penanganan dan pencegahan covid-19 bukan cuma tugas pemerintah saja.
Dia mencontohkan, beberapa hari yang lalu, seorang pengendara bentor tiba-tiba jatuh. Tergeletak di depan Lippo Plaza. Warga sekitar panik. Tak berani menolong karena takut orang itu terkena korona.
Alhasil, petugas rumah sakit datang ke lokasi. Sebagai langkah preventif, petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD). Namun, ketika diperiksa, ternyata pengendara bentor itu jatuh karena lapar.
"Seharusnya kan langsung ditolong. Namun karena khawatir korona akhirnya harus menunggu berjam-jam. Dalam kondisi seperti ini, peran relawan dan masyarakat sangat dibutuhkan," paparnya.
Posko Mudik dan Penanganan Corona yang didirikan di Terminal juga terbilang beda dibanding posko mudik tahun-tahun sebelumnya.
Di Purabaya, posko ditempatkan di lokasi kedatangan penumpang. Bukan di area keberangkatan seperti sebelumnya.
Posko juga dilengkapi fasilitas kesehatan, alat pengaman diri (APD) dan sejumlah perlengkapan lain untuk penanganan covid-19.
"Karena fungsi posko lebih kepada evaluasi, pemantauan, penanganan, dan pencegahan penyebaran covid-19," kata Sumardji.
Posko lebih menguatkan protokol kesehatan. Termasuk dalam hal penanganan dan pertolongan pertama jika ada pasien bergejala korona.
Kondisi terminal Purabaya sendiri jauh dibanding hari biasa. Pandemi covid-19 mengakibatkan penurunan penumpang sampai kisaran 91 persen setiap hari.
"Bukan ramadan dan menjelang Idul Fitri, dengan adanya imbauan tidak mudik, tentu juga akan berkurang banyak penumpangnya. Dan kami terus menerapkan protokol kesehatan untuk semua penumpang," kata Imam Hidayat, Ketua Unit Terminal Purabaya.
Semua penumpang yang datang wajib tes suhu tubuh, melewati pakai hand sanitizer, dan wajib mengenakan masker. "Penumpang yang tidak memakai masker dilarang naik ke dalam bus," tandasnya.