Virus Corona di Sidoarjo

UPDATE Virus Corona di Sidoarjo, Sehari Tambah 10 Pasien Positif COVID-19, Dinkes Ungkap Penyebabnya

Dinas Kesehatan Sidoarjo memaparkan penyebab pasien COVID-19 ( virus corona) di kota tetangga Surabaya itu terus bertambah.

Penulis: M Taufik | Editor: Iksan Fauzi
SURYA/Fatimatuz Zahro dan infocovid19.jatimprov.go.id
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawanssa dan peta penyebaran Covid-19 di Jawa Timur. Update virus corona di Sidoarjo, sehari tambah 10 pasien positif COVID-19, Dinkes setempat mengungkap penyebabnya. 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Dinas Kesehatan Sidoarjo memaparkan penyebab pasien COVID-19 ( virus corona) di kota tetangga Surabaya itu terus bertambah.

Bahkan, dalam sehari ada penambahan 10 pasien positif COVID-19. Penambahan tersebut diketahui dari pasien dalam pantauan meningkat menjadi pasien positif.

Kenaikan jumlah pasien positif secara signifikan itu disebabkan oleh beberapa faktor.

Beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan Sidoarjo memprediksi puncak pandemi COVID-19 di Sidoarjo terjadi kisaran 15 April 2020.

Tapi melihat kondisi sekarang ini, prediksinya pun semakin panjang.

Dinkes memperkirakan, pandemi covid-19 di Sidoarjo bisa sampai Juni 2020 atau lebih.

"Prediksi dulu itu jika physical distancing berjalan baik. Nah sekarang dengan kondisi seperti ini, kayaknya bisa sampai Juni mendatang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Senin (13/4/2020).

"Kemarin dalam sehari ada penambahan 10 pasien Positif.

Itu hasil swap yang dilakukan enam hari lalu. Mereka dari pasien PDP yang naik level jadi positif, dan ada pasien dari Surabaya," kata dokter Syaf.

Masih banyak yang keluyuran dan berkerumun

Razia yang digelar Polres Lamongan, membubarkan kerumunan orang yang membandel di tengah membawahnya virus corona, Jumat (27/3/2020) dini hari.
Razia yang digelar Polres Lamongan, membubarkan kerumunan orang yang membandel di tengah membawahnya virus corona, Jumat (27/3/2020) dini hari. (surya.co.id/hanif manshuri)

Ia juga memaparkan penyebab meningkatnya jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Delta. Angka PDP dan ODP juga terus bertambah.

Termasuk jumlah pasien positif maupun PDP yang meninggal dunia, juga semakin hari semakin banyak.

Menurut Syaf, kunci utama menghentikan penyebaran virus ini adalah physical distancing.

Nah, hal ini yang menjadi kendala di Sidoarjo.

Selama ini, diakui masih banyak masyarakat keluyuran.

Bahkan di warung-warung kopi dan berbagai tempat juga masih banyak warga bergerombol.

"Padahal, yang bahaya itu OTG (orang tanpa gejala) yang berkeliaran. Mereka membawa virus, menyebarkannya tanpa terasa," lanjut dia.

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji tidak menampik kondisi itu.

Diakuinya, masih banyak warga berkerumun di warung-warung dan sebagainya.

"Petugas terus melakukan patroli.

Setiap ada kerumunan langsung dibubarkan.

Tapi ternyata, sebagian masyarakat belum sadar.

Setelah diobrak, mereka kembali lagi.

Tetap berkerumun lagi," kata Sumardji.

Ya, jalanan di Sidoarjo juga terbilang masih ramai sepanjang waktu.

Warung, tempat ngopi, tempat nongkrong, dan sebagainya terlihat masih banyak aktivitas.

Sebagian masyarakat seolah tidak peduli.

Padahal, berkerumun atau bergerombol itulah yang menjadi penyebab terus bertambahnya pasien COVID-19 di Sidoarjo.

Sekarang ini, Polresta Sidoarjo juga sedang berusaha memaksimalkan posko relawan COVID-19 yang tersebar di semua desa.

Harapannya, petugas dan Relawan di semua posko bisa ikut melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Selain itu, petugas dan relawan posko juga harus bisa cepat mengatasi peristiwa yang terjadi.

Seperti ada orang meninggal mendadak dan sebagainya, mereka yang berada di garda terdepan penolong.

"Makanya, semua posko kita beri APD berupa baju asmat, sepatu boat, termogun, sarung tangan, masker, helm dan pelindung mata. Agar mereka merasa aman saat bertindak," ujar kapolres.

2 pasien positif meninggal dunia

Sebelumnya, jumlah pasien COVID-19 di Sidoarjo yang meninggal dunia terus bertambah.

Pekan lalu ada dua lagi pasien yang menghembuskan nafas terakhirnya saat menjalani perawatan di rumah sakit.

"Benar, yang terbaru ada dua pasien meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Jumat (10/4/2020).

Informasi yang berhasil dihimpun, dua pasien itu satu berstatus pasien positif dan satunya pasien berstatus PDP (pasien dalam pengawasan).

Pasien positif yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Waru. Pria berusia 60 tahun itu menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis malam sekira pukul 22.00 WIB.

Sementara pasien satunya adalah PDP asal Kecamatan Candi. Juga seorang pria yang sudah menjalani perawatan di rumah sakit beberapa hari terakhir.

Pasien PDP asal Candi tersebut meninggal dunia di rumah sakit pada Jumat lagi sekira pukul 09.00 WIB.

Seperti pasien Covid-19 di Sidoarjo lainnya, dua pasien yang meninggal dunia ini juga dimakamkan di Kompleks Pemakaman Delta Praloyo di kawasan Lingkar Timur Sidoarjo.

APD aman

Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji saat mengecek APD untuk petugas dan relawan di Posko Covid-19 Sidoarjo.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji saat mengecek APD untuk petugas dan relawan di Posko Covid-19 Sidoarjo. (M Taufik)

Terkait upaya penanganan pasien, disebutnya sejauh ini peralatan dan perlengkapan di Sidoarjo masih aman.

APD, ruang isolasi, dan sebagainya masih memadai.

Beberapa rumah sakit rujukan sudah menambah ruang isolasi untuk pasien COVID-19.

Sekarang total jumlahnya mencapai 62 tempat isolasi.

RSUD Sidoarjo saja, sekarang punya 17 ruang.

Bahkan jika dibutuhkan, rencananya satu lantai rumah sakit milik Pemkab itu bakal dipakai semua untuk temoat isolasi.

Namun yang lebih penting, physical distancing harus benar-benar diterapkan dengan baik.

Polisi dan sejumlah pihak terus melakukan penertiban.

Tapi jika kesadaran masyarakat masih kurang, tentu upaya pemerintah atau aparat juga sia-sia.

343 posko mudik berdiri di saat wabah COVID-19

Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji saat mengecek Posko Mudik dan Penanganan Covid-19 di Terminal Purabaya, Sabtu (11/4/2020).
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji saat mengecek Posko Mudik dan Penanganan Covid-19 di Terminal Purabaya, Sabtu (11/4/2020). (SURYA.CO.ID/M Taufik)

Sebelumnya, sebanyak 349 Posko Covid-19 berdiri di Sidoarjo.

Itu termasuk di beberapa terminal, Stasiun, Kecamatan, dan semua desa di Kota Delta.

Di setiap posko ditugaskan personil gabungan. Termasuk anggota TNI dan polisi, serta para relawan yang bertugas membantu masyarakat terkait penanganan dan pencegahan penyebaran covid-19.

Di Desa Bungurasih, misalnya, penanganan korona didirikan oleh pihak desa. Lokasinya berada di dalam bangunan gedung serbaguna. Fasilitas di dalamnya ada ruang isolasi, tempat tidur, peralatan ventilator, dan sejumlah perlengkapan lain.

"Terhitung ada sekitar 50 relawan ikut tergabung dalam posko ini. Demikian halnya di beberapa posko lain," ujar Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji usai meninjau sejumlah posko di Sidoarjo, Sabtu (11/4/2020).

Menurutnya, peran relawan dan masyarakat sangat penting. Karena penanganan dan pencegahan covid-19 bukan cuma tugas pemerintah saja.

Dia mencontohkan, beberapa hari yang lalu, seorang pengendara bentor tiba-tiba jatuh. Tergeletak di depan Lippo Plaza. Warga sekitar panik. Tak berani menolong karena takut orang itu terkena korona.

Alhasil, petugas rumah sakit datang ke lokasi. Sebagai langkah preventif, petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD). Namun, ketika diperiksa, ternyata pengendara bentor itu jatuh karena lapar.

"Seharusnya kan langsung ditolong. Namun karena khawatir korona akhirnya harus menunggu berjam-jam. Dalam kondisi seperti ini, peran relawan dan masyarakat sangat dibutuhkan," paparnya.

Posko Mudik dan Penanganan Corona yang didirikan di Terminal juga terbilang beda dibanding posko mudik tahun-tahun sebelumnya.

Di Purabaya, posko ditempatkan di lokasi kedatangan penumpang. Bukan di area keberangkatan seperti sebelumnya.

Posko juga dilengkapi fasilitas kesehatan, alat pengaman diri (APD) dan sejumlah perlengkapan lain untuk penanganan covid-19.

"Karena fungsi posko lebih kepada evaluasi, pemantauan, penanganan, dan pencegahan penyebaran covid-19," kata Sumardji.

Posko lebih menguatkan protokol kesehatan. Termasuk dalam hal penanganan dan pertolongan pertama jika ada pasien bergejala korona.

Kondisi terminal Purabaya sendiri jauh dibanding hari biasa. Pandemi covid-19 mengakibatkan penurunan penumpang sampai kisaran 91 persen setiap hari.

"Bukan ramadan dan menjelang Idul Fitri, dengan adanya imbauan tidak mudik, tentu juga akan berkurang banyak penumpangnya. Dan kami terus menerapkan protokol kesehatan untuk semua penumpang," kata Imam Hidayat, Ketua Unit Terminal Purabaya.

Semua penumpang yang datang wajib tes suhu tubuh, melewati pakai hand sanitizer, dan wajib mengenakan masker. "Penumpang yang tidak memakai masker dilarang naik ke dalam bus," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved