Arab Saudi Diserang Rudal Saat Berjuang Lawan Corona, 2 Warga di Kota yang Sedang Lockdown Terluka
Arab Saudi Diserang Rudal di Tangah Perjuangan Melawan Virus Corona, 2 Warga di Kota yang Sedang Lockdown Terluka.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Kementerian Kesehatan telah melaporkan ada 1.203 kasus infeksi dan 4 korban meninggal hingga Sabtu (28/3/2020).
Namun akhir-akhir ini konflik memanas lagi antara Houthi dengan pasukan Yaman yang didukung Riyadh, di sekitar distrik utara strategis Al-Jouf dan Marib.
Padahal kubu-kubu yang bertikai sebelumnya sudah menunjukkan niatan untuk menurunkan intensitas serangan.
Seorang pejabat Arab Saudi pada November mengatakan bahwa Riyadh memiliki "saluran terbuka" dengan para pemberontak untuk mengakhiri perang.
Houthi juga menawarkan penghentian semua serangan rudal dan drone ke Arab Saudi, setelah serangan di instalasi minyak pada September lalu.
Namun upaya-upaya itu tampaknya telah menguap.
Dilansir dari AFP, para pengamat mengatakan pemberontak mungkin menggunakan jeda untuk meningkatkan kemampuan militernya.
Kubu Riyadh sempat mengincar kemenangan cepat ketika melakukan invasi militer berbiaya multi-miliar dollar pada 2015, untuk menggulingkan pemberontakan Houthi.
Kebijakan tersebut dipimpin oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Akan tetapi invasi militer berbiaya tinggi ini gagal menggulingkan pemberontak, dan justru semakin mendorong negara termiskin di jazirah Arab ke dalam krisis kemanusiaan.
China Unjuk Kekuatan Militer Setelah Bangkit dari Wabah Corona
Negara-negara lain yang masih berkonflik di tengah wabah virus corona adalah China dan Taiwan.
Setelah perlahan bangkit dari wabah virus corona, China kini mulai unjuk kekuatan militernya.
China menggelar manuver-manuver militer berkedok latihan perang itu sehingga membuat Taiwan geram.
Mau tak mau Taiwan pun membalas aksi China itu dengan serangkaian latihan militer.
Padahal, kedua negara itu masih berjibaku dengan wabah virus corona.