Terlanjur Viral Video Pria Pakai Hand Sanitizer Kelewat Batas, Oleskan Sampai Leher, ini kata LIPI

Terlanjur viral video seorang pria memakai hand sanitizer secara berlebihan dioleskan sampai leher dan perut, peneliti LIPI pun angkat bicara.

Kolase Twitter @Dwiersaa dan Hellosehat
Seorang pria (kiri) memakai hand sanitizer kelewat batas dioleskan sampai leher 

SURYA.co.id - Terlanjur viral video seorang pria memakai hand sanitizer secara berlebihan dioleskan sampai leher dan perut, peneliti LIPI pun angkat bicara.

Diketahui baru-baru ini, video viral yang merekam seorang pria mengoleskan hand sanitizer sampai ke bagian lengan, leher, dan perut beredar di media sosial Twitter pada Jumat (20/3/2020).

Dalam video berdurasi 21 detik itu, pria tersebut mengambil cairan hand sanitizer kemudian mengoleskannya ke telapak tangan dan kedua lengannya.

Kemudian, ia mengambil lagi dan mengusap hand sanitizer ke bagian leher dan perutnya.

Video viral ini salah satunya diunggah akun Twitter @Dwiersaa.

"Covid-19 sudah ada, jadi hindari pemakaian hand sanitizer seperti ini. Karena ini bukan minyak kayu putih cap kapak," tulis @Dwiersaa.

Sontak, unggahan tersebut ramai diperbicangkan di media sosial.

Hingga berita ini diturunka, video ini sudah mendapat lebih dari 18 ribu like dan di-retweet lebih dari 16 ribu kali.

Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Viral Video Pria Gunakan Hand Sanitizer di Lengan, Leher, dan Perut', video ini mendapat tanggapan dari seorang peneliti LIPI.

Berikut tanggapannya :

1. Terlalu berlebihan

Menanggapi hal itu, peneliti bidang mikrobiologi dari Pusat Penelitian LIPI, Sugiyono Saputra, PhD mengungkapkan, penggunaan hand sanitizer seperti yang dilakukan pria dalam video tersebut termasuk tindakan yang berlebihan.

"Sepertinya ini berlebihan. Penggunaan sanitizer sebetulnya untuk bagian tubuh yang sering bersentuhan dengan benda, yakni tangan," ujar Sugiyono saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (21/3/2020).

Ia juga menjelaskan, penggunaan sanitizer, terutama yang berbahan alkohol memang efektif untuk membunuh berbagai kuman, termasuk bakteri dan virus dengan penggunaan yang benar.

"Usapkan ke seluruh bagian tangan dan kuku dengan jumlah yang cukup sampai cairan tersebut kering dengan sendirinya," kata dia.

2. Tidak efektif

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa penggunaan hand sanitizer menjadi tidak efektif apabila tangan dalam keadaan kotor.

"Penggunaan sanitizer tidak akan efektif kalau tangannya terlihat kotor, misal ada tanah atau minyak. Pada situasi ini, cuci tangan dengan sabun dan air akan jauh lebih efektif," ujar dia.

Ia menegaskan, hand sanitizer tidak bisa dipakai untuk membersihkan kotoran yang terlihat, seperti tanah, minyak, atau yang lainnya.

"Jadi jangan mengusap tangan dengan sesuatu sebelum sanitizer yang diusapkan betul-betul kering sendiri," kata Sugiyono.

3. Lebih baik pakai sabun

Sementara itu, bagian lain selain telapak tangan, Sugiyono menambahkan, dapat dibersihkan dengan mandi menggunakan sabun, tidak dengan mengoleskan sanitizer.

Menurutnya, tiap sabun memiliki peran menghancurkan lemak yang umumnya ada di membran bakteri dan virus, sehingga apabila kita mandi dan membilas dengan air, bisa membunuh bakteri dan virus.

Jangan Asal Beli atau Buat Hand Sanitizer

Seiring dengan mewabahnya virus corona, hand sanitizer banyak menjadi perhatian publik baru-baru ini.

Mulai dari stoknya yang langka hingga beredar cara membuat hand sanitizer sendiri di rumah.

Cara membuat hand sanitizer sendiri tentunya sangat membantu di tengah kelangkaan stok seperti saat ini.

Salah satunya seperti yang dijelaskan oleh Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya baru-baru ini.

Ketua Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi UNAIR, Dr Retno Sari menjelaskan cara membuat hand sanitizer dengan bahan alami.Namun, alangkah baiknya mengetahui kriteria Hand Sanitizer yang seperti apa yang efektif mencegah virus corona.

Sehingga tidak asal beli ataupun membuat sendiri di rumah.

Melansir dari Hellosehat, Hand sanitizer memang efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19, tapi hanya bila Anda menggunakannya dengan tepat.

Salah satu faktor yang menentukan tepat atau tidaknya suatu produk hand sanitizer adalah bahan aktif di dalamnya.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan penggunaan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60% alkohol.

Pasalnya, alkohol merupakan kandungan penting yang akan membunuh berbagai kuman pada tangan Anda.

Virus tersusun dari rantai kode genetik yang tersimpan dalam sejenis ‘kulit’ bernama kapsid.

Sementara itu, beberapa virus pada hewan seperti coronavirus biasanya memiliki selubung tambahan yang terbuat dari lemak, fosfor, protein, dan glukosa.

Alkohol pada hand sanitizer, terutama dari jenis etanol atau isopropil alkohol, dapat menguraikan dan menghancurkan ikatan selubung tersebut.

Virus akhirnya tidak bisa bertahan ataupun memperbanyak diri, dan lama-kelamaan akan mati.

Ini sebabnya banyak rumah sakit menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol untuk mencegah penularan COVID-19.

Alkohol mampu membunuh bakteri, virus, dan parasit dengan efektif, termasuk kuman-kuman di rumah sakit.

Meski demikian, penggunaan hand sanitizer tetap tidak dapat menggantikan manfaat cuci tangan menggunakan air dan sabun.

Jadi, pastikan Anda hanya menggunakan hand sanitizer ketika air dan sabun benar-benar tidak tersedia.

Selain hand sanitizer berbahan alkohol, Anda mungkin juga pernah menemukan hand sanitizer tanpa alkohol, tisu basah, atau produk-produk pembersih sejenisnya.

Lantas, apakah produk-produk seperti ini juga bisa digunakan untuk mencegah COVID-19?

Alkohol menimbulkan efek samping berupa kulit kering.

Orang-orang yang memiliki kulit kering dan sensitif tentu rentan terkena efek samping ini.

Produsen produk pembersih pun menyiasatinya dengan mengurangi kadar alkohol atau menggantinya sama sekali.

Pembersih tanpa alkohol biasanya mengandung bahan pengganti berupa benzalkonium klorida.

Benzalkonium klorida memang dapat membersihkan tangan Anda dari kuman, tapi CDC menyatakan bahwa senyawa ini tidak bekerja pada semua jenis kuman.

Hand sanitizer mengandung benzalkonium klorida mungkin hanya akan menghambat pertumbuhan kuman pada tangan, tapi tidak membunuhnya.

Efeknya berbeda dengan cuci tangan yang akan membunuh kuman sekaligus menghilangkannya bersama air.

Hal yang sama juga berlaku pada tisu basah, apalagi mengingat kebanyakan tisu basah dirancang untuk bayi sehingga tidak mengandung alkohol.

Bahan aktif pada tisu basah mungkin dapat membunuh bakteri, tapi tidak dengan virus.

Oleh sebab itu, penggunaan hand sanitizer tanpa alkohol dan tisu basah dinilai kurang efektif untuk mencegah penularan COVID-19.

Walau demikian, keduanya bisa menjadi alternatif apabila air bersih, sabun, dan hand sanitizer dengan alkohol tidak tersedia.

Apakah hand sanitizer buatan sendiri bisa mencegah COVID-19?

Kabar mengenai munculnya COVID-19 sempat menimbulkan kepanikan.

Banyak orang lantas berbondong-bondong membeli hand sanitizer sehingga stoknya menipis.

Mereka yang kehabisan hand sanitizer akhirnya membuat sendiri produk ini dengan bahan yang tersedia.

Hand sanitizer memang bisa dibuat sendiri, tapi Anda perlu mengukur bahan-bahannya dengan sangat teliti.

Jika Anda salah mengukur, kandungan alkohol pada hand sanitizer akan turun menjadi kurang dari 60% sehingga efektivitasnya pun berkurang.

Jenis hand sanitizer buatan sendiri mungkin efektif untuk mencegah penyakit pada situasi biasa.

Namun, ketika penyakit infeksi seperti COVID-19 merebak, produk hand sanitizer yang paling sesuai untuk mencegah penularan tetaplah yang mengandung 60% alkohol atau lebih.

COVID-19 menular lewat percikan cairan tubuh yang mengandung partikel virus.

Virus biasanya memasuki tubuh saat seseorang menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang kotor.

Penggunaan hand sanitizer dapat mengurangi risiko seseorang terinfeksi COVID-19.

Agar manfaatnya lebih optimal, pastikan Anda memilih hand sanitizer dengan kandungan yang tepat serta menggunakannya dengan cermat.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved