KKB Papua Lekagak Telenggen Sebar Hoax Ngaku Tewaskan 17 Anggota TNI-Polri, ini 3 Fakta Terbarunya
KKB Papua Lekagak Telenggen Sebar Hoax Ngaku Tewaskan 17 Anggota TNI-Polri, Berikut 3 Fakta Terbarunya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Di tengah kepanikan warga Tembagapura, kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua menyebarkan berita bohong alias hoax.
KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen mengaku berhasil menewaskan 17 anggota TNI-Polri dalam aksi baku tembak.
Tentu saja berita bohong yang disebarkan KKB Papua ini dibantah oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Kamal.
Seperti diketahui, saat ini warga Tembagapura sedang dilanda kepanikan karena aksi teror KKB Papua.
• VIRAL Video KKB Papua Teror Warga Tembagapura Sampai Panik dan Mengungsi, Terdengar Suara Tembakan
Ratusan warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia berbondong-bondong mengungsi.
Jumlah warga yang mengungsi sudah mencapai lebih dari 900 orang.
Dilansir dari Antara, berikut rangkuman fakta terbarunya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Kamal mengatakan saat ini KKB Papua mulai menyebarkan berita hoax
KKB Papua menyatakan adanya anggota TNI-Polri yang meninggal dalam kontak tembak di Tembagapura, seperti dilansir dari Antara dalam artikel 'Kabid Humas Polda Papua: KKB Mulai Sebarkan Berita Hoaks'.
KKB Papua melalui Komandan Operasi Nasional TPNPB OPM Lekagak Talenggen menyatakan telah menewaskan pasukan keamanan Indonesia sebanyak 17 orang.
Selain itu, Lekagak Talenggeng juga mengatakan bahwa ada ratusan warga Tembagapura mengungsi ke Timika akibat kontak tembak antara TNI-Polri dengan pasukan TPNPB-OPM.
Ahmad Kamal pun membantah pernyataan KKB Papua itu.
"Tidak benar berita yang menyatakan adanya aparat keamanan baik anggota Polri maupun TNI yang meninggal dalam kontak tembak di Tembagapura" kata Kamal, Minggu (8/3/2020).
"Pernyataan Lekagak Talenggeng itu tidak benar.
Memang ada anggota Brimob yang meninggal yakni Bharatu Doni Priyanto saat kontak tembak dengan KKB Papua di Kali Kabur, Arwanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Jumat (28/2)" tambah Kamal.
Terkait mengungsinya ratusan warga yang sebelumnya bermukim di empat kampung di Tembagapura, Kamal membenarkan dan itu dilakukan karena ketakutan warga sehingga minta aparat keamanan memfasilitasi dan mengungsikan ke Timika
Terkait kabar hoax yang disebar oleh KKB Papua juga diunggah oleh akun @infokomando, Sabtu (8/3/2020).
Menurut @infokomando, kabar hoax tersebut pertama kali dihembuskan oleh Fans Page WPNLA.
Kabar hoax tersebut semakin meyakinkan karena disertai foto - foto pengungsi mencari perlindungan yang diselamatkan oleh TNI - Polri untuk dibawa ke tempat aman menggunakan bus.
2. 614 Warga Tembagapura minta dievakuasi
Sebanyak 614 jiwa warga sejumlah kampung di Distrik Tembagapura meminta segera dievakuasi ke Timika pada Minggu (8/3/2020) petang.
Hal ini lantaran mereka kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok sejak kehadiran KKB Papua di wilayah itu akhir-akhir ini.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob di Timika, Minggu, mengatakan warga yang meminta dievakuasi ke Timika itu berasal dari Kampung Banti 1, Banti 2, Opitawak dan Kimbeli.
"Total masyarakat yang akan dievakuasi Minggu petang ini ke Timika sebanyak 614 orang, yaitu dari Opitawak sebanyak 42 orang, Kimbeli 241 orang, Banti 1 163 orang dan Banti 2 sebanyak 168 orang," ungkap Johnannes, dilansir dari Antara dalam artikel 'Wabup Mimika: 614 warga Tembagapura minta dievakuasi ke Timika'.
Berdasarkan laporan dari Kepala Distrik Tembagapura, Marthinus Nuboba, warga yang meminta segera dievakuasi ke Timika itu didominasi oleh warga Suku Amungme yang selama ini merupakan penduduk tetap di wilayah Distrik Tembagapura.
Warga tersebut meminta Pemkab Mimika menyediakan tempat penampungan sementara di Timika, dan baru akan kembali ke kampung halaman mereka setelah situasi keamanan di Distrik Tembagapura pulih kembali.
Pemkab Mimika, menurut Johannes, kini terus berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk manajemen PT Freeport Indonesia untuk menyiapkan tempat penampungan sementara bagi warga yang akan dievakuasi dari Tembagapura itu.
Ratusan warga tersebut kini masih menunggu mobil jemputan di Kantor SLD PT Freeport Indonesia di Tembagapura yang akan membawa mereka ke Timika.
"Kami dari Pemkab Mimika sebetulnya bisa memfasilitasi penampungan warga ini, tapi karena permintaan mereka sangat mendadak sehingga kami perlu berkoordinasi dengan semua pihak secara baik dimana tempat yang bisa digunakan untuk menampung warga ini untuk sementara waktu.
Tentu kami juga harus memikirkan bagaimana makan-minum mereka (dapur umum), fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus), pelayanan kesehatan dan lain-lain.
Sebab warga yang datang ini jumlahnya cukup banyak" tutur Johannes.
3. Evakuasi kembali dilakukan
Aparat keamanan dibantu PT. Freeport, kembali melakukan evakuasi terhadap 614 warga dari perkampungan yang ada di Distrik Tembagapura.
Kapolsek Tembagapura Akp Hermanto kepada ANTARA, Ahad malam, mengatakan evakuasi warga saat ini sedang berlangsung setelah sebelumnya mereka didata.
Sebagian besar warga yang dievakuasi adalah penduduk lokal yang berasal dari Banti, Utikini dan Kimberly serta Opitawak karena takut terhadap aksi penembakan yang dilakukan KKB Papua.
Akp Hermanto mengatakan aparat keamanan akan memfasilitasi bila ada warga yang ingin mengungsi karena takut terhadap aksi penembakan yang dilakukan KKB Papua.
"Aparat keamanan siap membantu mengfasilitasi warga yang ingin mengungsi ke Timika" kata Hermanto, dilansir dari Antara dalam artikel 'Kapolsek: Evakuasi warga sekitar Tembagapura kembali dilakukan'.
Aksi Keji KKB Papua Minta Makan ke Warga Sambil Todongkan Senjata
Aksi keji KKB Papua semakin meresahkan masyarakat.
Meski KKB Papua mengaku berjuang untuk mengusir PT Freeport Indonesia, tapi nyatanya tetap menggganggu warga sekitar.
Bahkan, 790 warga yang bermukim di pegunungan sekitar areal tambang PT Freeport Indonesia mengungsi ke Polsek Tembagapura karena tak tahan dengan aksi keji KKB Papua.
Hal itu berdasarkan keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustifa Kamal melalui rilis tertulis pada Sabtu (7/3/2020).
"Kemarin Jumat 6 Maret ada sekitar 790 orang di pedalaman pegunungan Timika mengungsi ke Polsek Tembagapura, akibat dari kekejaman KKB Papua di daerah Tembagapura," jelas Kamal, dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Teror KKB, Ratusan Warga Pegunungan Sekitar Freeport Mengungsi ke Polsek Tembagapura'.

Menurut Kamal, warga mengungsi ke Polsek Tembagapura secara berkelompok.
"Awalnya ada 30 orang yang melewati jalur dari Kampung Utikini menuju ke Polsek Tembagapura, kemudian personel piket dan siaga Polsek Tembagapura menanyakan alasan warga kampung mengungsi dan meminta bantuan untuk diturunkan ke Timika," ucap Kamal.
Menurut keterangan warga yang mengungsi, mereka tak nyaman lagi tinggal di pemukiman karena KKB Papua mulai meneror dan menggangu mereka.
Bahkan ada anggota KKB Papua yang memaksa meminta makanan dengan menodongkan senjata.
"Dari keterangan warga, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB Papua yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat kampung, bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata," ungkap Kamal.
Saat didata pada Jumat malam, ada 790 warga yang mengungsi di Markas Polsek Tembagapura.
Mereka terdiri dari 100 anak-anak, 370 wanita, dan 320 pria.
Mereka berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli.
Kamal mengatakan akan ada kemungkinan warga dari Kampung Banti juga mengungsi di kantor polisi.
Warga yang mengungsi ke kantor polisi kemudian diverifikasi dengan tanda pengenal.
Lalu mereka dievakuasi ke Kota Timika menggunakan 13 bus PT Freeport Indonesia.
"Setelah sampai ke Timika mereka akan diantar dengan kendaraan truk yang sudah disiapkan, dan akan mengantar masyarakat hingga ke kediaman mereka di Kota Timika seperti ke Sp5, Sp 12, Kwamki dan daerah lain.
Juga untuk masyarakat yang masih menunggu kendaraan bus disiapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan menuju ke Timika," jelas Kamal.