Giliran PBNU dan Gubernur Tolak Atlet Israel Tanding di Jakarta, Tidak Ada Manfaatnya!

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menilai izin bagi atlet Israel untuk bertanding di Indonesia berpotensi menimbulkan polemik publik

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
Kolase Tribunnews/net/Ist
TOLAK ATLET ISRAEL - Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (kiri atas) dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri bawah) serta atlet Israel (kanan). Pihak PBNU dan Pemprov DKI menolak kehadiran atlet Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.   

SURYA.co.id – Gelombang penolakan rencana kehadiran atlet Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta makin meluas, setelah PP Muhammadiyah menolah rencana itu kini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Gubernur DKI Jakarta secara tegas menyatakan sikap menolak, dengan alasan konstitusional, historis, dan kemanusiaan.

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menilai pemberian izin bagi atlet Israel untuk bertanding di Indonesia berpotensi menimbulkan polemik publik dan mencederai amanat konstitusi. 

“Izin bagi atlet Israel bertanding di tanah air berpotensi menimbulkan kegaduhan publik dan mencederai amanat konstitusi kita. Indonesia sejak awal berdiri telah menegaskan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi,” ujar Gus Fahrur kepada wartawan, Kamis (9/10/2025), seperti dilansir Tribunnews.Com.

Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, sehingga tidak ada dasar maupun manfaat bagi bangsa Indonesia untuk menerima kehadiran atlet dari negara tersebut.

“Kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi tidak ada alasan, tidak ada manfaat apa pun bagi kita untuk menerima mereka datang dan bertanding di Indonesia,” katanya.

Baca juga: Muhammadiyah Tolak Tim Senam Israel Berlaga Di Indonesia, Desak Pemerintah Lakukan Ini

Gus Fahrur juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki rekam jejak sejarah yang konsisten dalam menolak berhadapan dengan Israel di ajang olahraga internasional.

“Sejarah mencatat, Indonesia pernah mundur dari kualifikasi Piala Dunia 1958 karena tidak ingin bertanding melawan Israel. Sikap itu menunjukkan konsistensi moral bangsa kita,” ujarnya.

PBNU menegaskan bahwa penolakan terhadap kehadiran atlet Israel juga merupakan bentuk solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina. 

“Sikap ini adalah bagian dari solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina. Selama bangsa Palestina masih dijajah dan ditindas, kita tidak boleh menormalisasi hubungan dengan Israel dalam bentuk apa pun,” kata Gus Fahrur.

Ia menambahkan, PBNU akan terus berdiri bersama rakyat Palestina dan mendukung segala upaya diplomatik yang berpihak pada kemerdekaan dan kedaulatan mereka.

Baca juga: Foto Presiden Prabowo di Baliho Israel Viral, Ini Penegasan Sikap Pemerintah Indonesia

“Dari dulu sampai sekarang, sikap kita jelas: menolak penjajahan, menolak penindasan, dan menolak segala bentuk normalisasi dengan penjajah,” pungkasnya.

Penolakan serupa disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Ia menyatakan tidak akan mengizinkan atlet Israel bertanding di Jakarta.

“Tentunya sebagai Gubernur Jakarta dalam kondisi seperti ini, pasti saya tidak mengizinkan,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Pramono meminta pihak penyelenggara untuk berpikir seribu kali sebelum menerima kepesertaan atlet Israel.

Ia menilai kehadiran mereka berpotensi memantik kemarahan publik, terutama di tengah situasi agresi militer Israel di Gaza yang telah berlangsung sejak 7 Oktober dua tahun lalu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved