Berita Kesehatan
Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes Pakai Olahan Daun Jambu Biji, Berikut Cara Meraciknya
Begini Cara Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes Pakai Olahan Daun Jambu Biji, Simak Cara Meraciknya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Diabetes bisa menimpa usia berapa saja, meski paling banyak menimpa orang berusia di atas 40 tahun.
Namun, karena perubahan gaya hidup modern yang kurang sehat membuat prevalensi penderita diabetes berusia 20 tahun atau 30 tahun.
3. Sering makan manis menyebabkan diabetes
Diabetes tipe I disebabkan faktor genetik dan masih terus diteliti pemicunya.
Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan faktor genetik yang dipicu gaya hidup tidak sehat.
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin, yang tidak berhubungan dengan konsumsi gula.
Diet tinggi kalori, baik dari gula atau dari lemak, dapat meningkatkan berat badan yang pada akhirnya meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2.
4. Penyandang diabetes harus berhenti total konsumsi gula
Jika dikonsumsi sebagai bagian dari rencana diet yang sehat atau dikombinasikan dengan olahraga, makanan dan minuman manis boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Namun, meski bukan pantangan, penderita diabetes tetap perlu membatasi makanan minuman yang manis.
Untuk menjaga glukosa darah, makanan atau minuman yang manis sebaiknya dikonsumsi setelah makanan rendah karbohidrat, itupun dibatasi.
Kemudian, jangan lupa lakukan cek gula darah untuk memonitor perubahan glukosa tubuh.
5. Diabetes bisa sembuh
Kadangkala individu mengira bahwa gula darah yang selalu stabil dan normal dalam jangka waktu lama, dianggap diabetesnya sembuh.
Padahal, gangguan fungsi pankreas sifatnya permanen dan irreversible.
Diabetes memang tidak dapat disembuhkan, namun dengan pengelolaan yang baik maka gula darah dapat dijaga tetap normal.
Gula darah yang dijaga dalam batas normal membuat penyandang diabetes tidak berbeda sama sekali dengan orang sehat, serta menjauhkan diabetisi dari resiiko komplikasi.
6. Obat tradisional lebih baik dari obat dokter
Beda obat tradisional dengan obat medis yang paling mencolok adalah adanya bukti penelitian klinis atau tidak.
Setiap obat modern yang beredar di pasaran telah melewati fase uji klinis.
Berbeda obat tradisional umumnya tidak mengalami fase uji klinis, sehingga belum diketahui secara ilmiah dampaknya bagi manusia.
7. Penyandang diabetes tidak perlu alat ukur khusus
Gejala seseorang yang mengalami gula darah tinggi atau hiperglikemia bisa jadi dirasakan.
Namun, justru banyak pula pasien diabetes melaporkan mereka tidak menyadari sama sekali.
Jika tidak diukur, kondisi hiperglikemia ekstrim berpotensi menimbulkan ketoasidosis yang bisa mengakibatkan koma pada pasien.
8. Pakai insulin, diabetes berarti sudah parah
Hal ini hanya berlaku untuk pasien diabetes tipe I.
Untuk penderita diabetes tipe II, biasanya dapat menjaga glukosa darah dengan menjaga pola makan dan berolahraga.
Apabila itu tidak cukup, dokter menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat oral penurun glukosa.
Seiring waktu, tubuh pasien bertahap menghasilkan insulin lebih sedikit dan akhirnya obat-obatan tidak cukup menjaga kadar glukosa darah yang normal.
Suntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah ke tingkat normal.