Kilas Balik
3 Anggota KKB Papua Tewas Dibiarkan Tergeletak, Strategi Sintong Panjaitan Cegah Warga Gabung OPM
Sintong Panjaitan pernah melakukan strategi yang cukup ektrim untuk menumpas kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua. Berikut kisahnya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Mayat mereka dibiarkan tergeletak di tempat yang terbuka, sehingga banyak orang yang melihatnya.
Bersamaan dengan kejadian itu, Prayudha 3 menyebarkan desas-desus yang menyebutkan kalau mereka tidak menyerah, akan ditindak lebih keras lagi.
Sebagai hasil shock therapy itu, dalam waktu empat hari sebanyak 83 orang yang gabung ke KKB Papua menyerah kepada Prayudha 3.
Selain itu ada pula di antara mereka yang menyerahkan diri kepada Kodim dan polisi setempat.
Teror KKB Papua padam
Di samping itu, meski berkali-kali digempur oleh RPKAD, aksi teror KKB Papua masih saja terjadi
Hingga pada akhirnya KKB Papua pimpinan Lodewijk Mandatjan benar-benar padam setelah Sarwo Edhie Wibowo turun tangan
Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, kisah penyerahan diri pimpinan KKB Papua ini berawal saat Sarwo Edhie Wibowo menjabat sebagai panglima Kodam XVII/Tjendrawasih (1968-1970).
Sarwo Edhie Wibowo saat itu mau tak mau harus menghadapi sepak terjang KKB Papua pimpinan Lodewijk Mandatjan.
Dalam menghadapi aksi teror KKB Papua saat itu, Sarwo Edhie Wibowo memadukan operasi tempur dengan operasi non tempur.
Menurutnya, strategi non tempur digunakan lantaran ia menganggap para KKB Papua masih merupakan saudaranya sebangsa dan setanah air.
"Kalau pemberontak kita pukul terus menerus, mereka pasti hancur.
Tetapi mereka adalah saudara-saudara kita.
Baiklah mereka kita pukul, kemudian kita panggil agar mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi" kata Sarwo Edhie Wibowo dalam buku karya Hendro Subroto.