Berita Madiun
Pria Sidoarjo Tewas Saat Tabrakan Bus Sugeng Rahayu Vs Truk di Madiun, di Blitar Sekeluarga Nyebur
Seorang tewas dalam kecelakaan maut truk Vs bus Sugeng Rahayu di Jalan Raya Surabaya - Madiun, Desa Jerukgulung, Kecamatan Balerjo, Kabupaten Madiun.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Musahadah
SURYA.co.id|MADIUN - Pria Sidoarjo tewas dalam kecelakaan maut Bus Sugeng Rahayu Vs truk di Jalan Raya Surabaya - Madiun, Desa Jerukgulung, Kecamatan Balerjo, Kabupaten Madiun, Rabu (12/2/2020).
Truk bermuatan gas bernopol S 8155 NF menabrak bus Sugeng Rahayu bernopol W 7563 UN sekitar pukul 12.30 WIB.
Dalam kecelakaan ini, sopir truk Arifin (56) warga Jalan Kahuripan, Tanggulangin, Sidoarjo, meninggal dunia di lokasi.
Sopir mengalami luka berat, kepala pecah, dan tangannya terlepas.
Warga sekitar lokasi, Paspha Aji Wahyuris (25) mengatakan, truk melaju dari arah barat dengan kecepatan tinggi.
"Truk melaju dari arah barat, sudah agak oleng ke selatan (masuk di jalur berlawanan) hingga akhirnya menabrak bus dari arah timur," kaya Paspha saat ditemui di lokasi.
Akibat tabrakan itu, bus Sugeng Rahayu mengalami kerusakan ringsek pada body depan sebelah kanan, hingga body sebelah kanan. Kaca bagian depan bus pecah.
Sedangkan kondisi truk, hampir seluruh bagian depan truk bermuatan gas tersebut ringsek.
Sementara itu, sopir bus, Suparni (46), warga Jalan Nanas nomor 11, Kelurahan Bintarajaya, Bekasi Barat, mengalami luka ringan dan dibawa ke Rumah Sakit, RSUD Caruban.
Kanitlaka Satlantas Polres Madiun, Ipda Arjuna Barmasa, mengaku masih memeriksa sejumlah saksi serta korban. Pihaknya belum bisa memastikan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
"Kami masih memeriksa saksi-saksi, sopir bus dibawa ke rumah sakit, belum bisa dimintai keterangan," katanya.
Sementara itu, penumpang bus Sugeng Rahayu sudah dipindahkan dan melanjutkan perjalana dengan menggunakan bus lain.
"Nggak penuh tadi penumpangnya, saya duduk di bangku belakang. Busnya nggak kencang, tapi tahu-tahu nabrak," kaa Rosita (27), seorang penumpang asal Maospat, saat ditemui di lokasi.
Pantauan lokasi, petugas kepolisian harus menarik body truk untuk mengevakuasi sopir truk yang tergencet body truk.
Toyota Avanza Nyebur, Sopir Tewas
Sementara itu di Blitar, mobil Toyota Avanza, yang ditumpangi satu keluarga, terjebur ke Sungai Kaliputih, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Selasa (11/2) malam.
Begitu terjebur, mobil Avanza nopol AG 1590 TG itu langsung terbalik, tepatnya di samping kiri sabuk dam atau semacam jembatan darurat.
Meski dam itu dibuat bukan untuk jalan umum melainkan buat mengendalikan banjir, namun selama ini dijadikan jalan pintas oleh warga.
Sebab, panjangnya sekitar 20 meter dengan lebar sekitar 3 meter sehingga cukup buat melintas mobil.
Begitu mobil itu terjebur dengan posisi terbalik, para penumpangnya terjebak di dalam mobil.
Akibatnya, mereka tak bisa keluar karena mungkin saja pintu mobilnya juga sulit dibuka.
Ditambah, bodi bagian bawah mobil itu terendam air sehingga makin membuatnya panik.
Sebab, malam itu, air sungai memang lagi meluap karena selesai turun hujan deras.
Untungnya, warga dengan cepat datang sehingga mereka berhasil diselamatkan.
Namun demikian, satu dari lima penumpangnya, Andreas (55), sopir mobil itu tewas karena tubuhnya terkena benturan keras saat mobilnya terjun ke sungai itu.
Selain itu, tubuhnya juga diduga terjepit di antara tempat duduknya dan kemudi, sehingga tak bisa bergerak leluasa seperti penumpang lainnya.
Ia tewas sebelum sempat dikeluarkan dari mobil naas itu.
Sementara, empat penumpang lainnya, selamat semua.
Di antaranya, istri korban sendiri, Ny Kasiatin (50), nenek Wijiati (70), ibunya Kasiatin, Suwito (52), dan Alfin (8), cucu dari nenek Wijiati.
Mereka itu satu keluarga, yang asal Desa Blimbing, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.
"Penumpang yang selamat itu karena dengan cepat ditolong warga, sehingga bisa dikeluarkan saat mobil itu masih dalam posisi terbalik di sungai," kata AKBP Budi Hermanto, Kapolres Blitar, Rabu (12/2).
Menurut Budi, kecelakaan maut itu terjadi pada Selasa malam atau sekitar pukul 21.00 WIB.
Mereka itu dalam perjalanan pulang dari rumah saudaranya, yang ada di Kecamatan Gandusari.
Katanya, mereka itu habis menenggok saudaranya, yang baru melahirkan.
"Mungkin saja, mereka ingin mempersingkat perjalanannya atau mencari jalur yang sepi sehingga lewat TKP itu,," ujarnya.
Memang, TKP itu selama ini dijadikan jalan pintas oleh masyarakat. Jika tak lewat itu, katanya lebih jauh karena harus lewat jalan Raya Malang-Blitar atau tembus di traffic light Talun.
Namun, jika lewat jalan TKP itu bisa mempersingkat perjalanan.
Sebab, sehabis menyeberangi sabuk dam atau semacam jembatan itu dengan cepat tiba di traffic light Garum.
Cuma, jalan di atas sabuk dam itu cukup sempit karena hanya bisa dilalui satu mobil.
Misalnya, berpapasan dengan sepeda motor pun, itu cukup sulit, apalagi bagi si sopir yang belum terbiasa lewat situ, maka akan mudah panik.
"Di saat korban lewat di atas sabuk dam itu, kondisinya masih gerimis karena habis hujan deras. Jalannya sendiri berbentuk bebatuan (memang tak diaspal dari dulu) karena memang bukan jalan umum," paparnya.
Di saat menuruni jalan, yang menuju ke atas sabuk dam itu, tiba-tiba mobil itu terpelanting ke kiri.
Entah, si sopirnya sendiri belum begitu menguasai medan jalannya atau karena jalannya licin, mobil itu langsung terjun ke sungai, yang ketinggiannya sekitar 10 meter dari jembatan itu.
Ditambah, kiri kanan jalan itu memang tak ada pagar pengaman.
Begitu terjebur, posisi mobil itu terbalik. Karena jatuhnya berada di tepi sungai sehingga tak sampai terendam separo bodinya, hanya bagian bawah saja.
"Cuma arusnya lagi deras karena habis hujan deras sehingga air sungai itu meluap," paparnya.
Untungnya, di dekat sabuk dam itu banyak rumah warga.
Mulai di barat dan di timur jembatan itu, padat perkampungan. Yakni, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandungsari).
Bahkan, di barat jembatan itu, ada warung yang buka hingga malam hari karena biasa dipakai ngopi oleh para sopir truk yang akan memuat pasir kali.
"Karena banyak rumah itu, sehingga dengan cepat, warga mengetahuinya. Mereka ramai-ramai menolongnya," ujarnya.
Namun, tak mudah untuk menolong mereka.
Selain gelap, airnya juga meluap dan arusnya deras.
Karena itu, warga sendiri harus hati-hati. Di tambah, medan jalannya juga cukup sulit untuk turun dari atas sabuk dam ke sungai itu.
Begitu warga berhasil mendekati mobil, yang terendam air itu, satu per satu penumpangnya diselamatkan.
"Untungnya, meski mobil itu terendam, para penumpangnya, masih kelihatan, sehingga dengan cepat bisa diselamatkan. Mereka dikeluarkan dengan dilewatkan kaca mobil yang sudah pecah. Mungkin, karena terbentur saat mobil itu terjebur," ujarnya.
Berhasil dikeluarkan dari mobil, tak ada penumpang yang pingsan dan hanya terluka.
Hanya saja, saat warga hendak menyelamatkan si sopirnya, ia keburu sudah meninggal dunia.
Karena diduga terjepit tempat duduknya dengan kemudi.
Berhasil mengevakuasi para penumpangnya, warga ramai-ramai membalikkan mobil yang terbalik itu.
Baru pukul 03.00 WIB, mobil itu berhasil diangkat dari sungai dan saat ini sudah berada di Polres Blitar.
"Pengakuan salah seorang penumpangnya, katanya si sopir itu panik saat menuruni jalan ketika akan melewati jembatan itu. Ditambah, dari arah berlawanan (arah barat/Desa Sidodadi, Kecamaran Garum) ada sepeda motor melintas. Katanya, saat terjebur itu mendadak gelap," pungkasnya.
• Tanpa Ragu Algojo Ini Tusukkan Pisau ke Leher Rowaini Tanpa Belas Kasihan, Ini Reaksi Sepupu
• Mobil Avanza yang Ditumpangi Keluarga Dari Tulungagung Terjun ke Sungai & Terbalik. Pengemudi Tewas
• Pulang dari Umroh & Ikut Laga Persebaya vs Bhayangkara FC, Begini Doa & Persiapan Hansamu Yama
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/tabrakan-bus-sugeng-rahayu-vs-truk-gas.jpg)