Sosok Carlo Brix, Penangkap Tommy Soeharto Dilantik Erick Thohir di BUMN, Panglima FPI Juga Dibekuk

Sosok Carlo Brix Tewu, penangkap Tommy Soeharto yang kini masih menjadi polisi aktif, dilantik Erick Thohir masuk di jajaran pengisi jabatan di BUMN.

Editor: Iksan Fauzi
Kompas.com
Sosok Carlo Brix, Penangkap Tommy Soeharto Dilantik Erick Thohir di BUMN, Panglima FPI Juga Dibekuk 

SURYA.co.id - Sosok Carlo Brix Tewu, penangkap Tommy Soeharto yang kini masih menjadi polisi aktif, dilantik Erick Thohir masuk di jajaran pengisi jabatan di BUMN.

Tak hanya menangkap Tommy Soeharto, Jenderal Bintang 2 itu juga pernah menangkap Panglima FPI (Front Pembela Islam), Machsuni Kaloko.

Nama Carlo Brix Tewu merupakan satu dari empat pejabat di BUMN yang dilantik Erick Thohir sebagai sekretaris kementerian dan deputi.

Tiga sosok lainnya yang akan dilantik Erick Thohir adalah Susyanto, Nawal Nely, Loto Srinaita Ginting. 

Susyanto akan diangkat menjadi Sekretaris Kementerian BUMN.

Lalu, Carlo Brix Tewu akan didapuk menjadi Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan BUMN.

Selanjutnya, Nawal Nely akan ditempatkan di Deputi Keuangan dan Manajemen Resiko.

Terakhir, Loto Srinaita Ginting akan dijadikan Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM.

Sosok yang menarik dari nama-nama tersebut, yakni Carlo Brix Tewu.

Dia merupakan jenderal bintang dua yang masih aktif di kepolisian.

Pria lulusan akademi kepolisian angkatan 1985 ini pernah menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam.

Saat masih bekerja di lingkungan kepolisian, Carlo pernah tergabung dalam “Tim Mawar” yang dibentuk untuk mengungkap kasus pembunuhan hakim agung Safiudin Kartasasmita.

Dalam kasus tersebut, Carlo dan Tim Mawar lainnya berhasil menangkap Tommy Soeharto sebagai tersangkanya. Tommy merupakan putra bungsu mantan Presiden RI Soeharto.

Selain itu, Carlo juga pernah menangkap Panglima Front Pembela Islam (FPI), Machsuni Kaloko dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, di kawasan Monumen Nasional (Monas).

Saat menangani kasus tersebut, Carlo masih menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2008 lalu.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved