Dokter Terawan Sebut Hoax Virus Corona Bersumber dari Kelelawar, Menkes Ungkap Tips Mencegahnya

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyebut kabar dugaan virus corona bersumber dari kelelawar adalah hoax

Kolase KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari dan Youtube
Dokter Terawan Sebut Hoax Virus Corona Bersumber dari Kelelawar, Menkes Ungkap Tips Mencegahnya 

Namanya virus itu cari orang yang imunitas tubuhnya lemah,” ujar Terawan, Senin (27/1/2020), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Tips Menkes Cegah Virus Corona: Berpikiran Positif dan Jaga Imunitas'

Selain itu, kata Terawan, tetap berpikiran positif juga menjadi kunci untuk menjaga kekebalan tubuh.

“Kalau kita pikirannya kena horor berita, kena sesuatu yang terus menghantui ya imunitas kita turun.

Karena pikirannya mereka yang dihantui oleh berita berita tidak pas,” kata Terawan.

Diberitakan sebelumnya, hasil analisis genetika mengungkapkan bahwa virus corona yang mewabah di Wuhan, China, dan kini sudah mencapai berbagai negara di dunia kemungkinan berasal dari ular.

Virus pertama menyebar di pasar makanan laut di Wuhan, China.

Namun, perlu diketahui bahwa pasar tersebut tidak hanya menjual makanan laut, tetapi juga hewan-hewan liar hidup lainnya, seperti kelelawar, ular, kelinci, dan marmut.

Hal ini membuat para ahli kebingungan mengenai dari hewan mana virus corona jenis baru ini berasal.

Untuk menjawabnya, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Wei Ji dari Peking University of China melakukan perbandingan genom antara lima sampel virus yang baru dengan 217 virus serupa yang didapatkan dari berbagai spesies.

Rupanya, virus corona baru ini secara genetik paling mirip dengan virus yang terdapat pada ular, meskipun ia juga mirip dengan virus pada kelelawar.

Temuan ini membuat para ahli meyakini bahwa virus corona jenis baru yang sedang mewabah ini kemungkinan berasal dari ular.

Meski demikian, seperti diungkapkan oleh Haitao Guo dari University of Pittsburgh in Pennsylvania yang menelaah studi ini, temuan tersebut masih berupa spekulasi dan membutuhkan eksperimen lebih lanjut.

Peter Rabinowitz dari University of Washington in Seattle juga sependapat.

Dia berkata bahwa kemiripan virus jenis baru dengan virus pada ular dan kelelawar mungkin bisa dijelaskan demikian: virus berasal dari ular, tetapi kemudian bergabung dengan virus pada kelelawar dan membentuk virus jenis baru yang sedang mewabah.

Dugaan Rabinowitz ini bukan sesuatu yang mustahil karena di pasar makanan laut Wuhan, ular memang biasa dikurung dalam jarak dekat dengan kelelawar.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved