Terlanjur Viral Emak-emak Ngamuk 2 Potong Ayam Dijual Rp 800 Ribu, Berikut Tips Hindari Kasus Serupa

Terlanjur Viral Emak-emak Ngamuk 2 Potong Ayam Dijual Rp 800 Ribu, Berikut Tips Menghindari Kasus Serupa

Kolase YouTube Gunawan Pebi dan Tribun Medan/Dohu Lase
Terlanjur Viral Emak-emak Ngamuk 2 Potong Ayam Dijual Rp 800 Ribu, Berikut Tips Hindari Kasus Serupa 

Menanggapi portes pelangganya tersebut, pihak rumah makan justru tak bergeming dan tetap menganggap pihak mereka benar.

"Memang segitu dua ekor. Ayam kampung. Yaudah kalau gak mau gak usah. Siapa suruh makan. Harganya pas," ujar pemilik warung.

Setelah video ini beredar luas dan menjadi viral di media sosial, Tribun Medan (Grup SURYA.CO.ID) pun melakukan konfirmasi.

Dipantau pada Kamis (16/1/2020), kondisi rumah makan tersebut terlihat lengang, tak banyak pelanggan yang berada di sana.

Saat itu, ada empat meja terisi sepuluh konsumen yang ingin makan napinadar.

Dikonfirmasi lebih lanjut, anak pengusaha rumah makan Malau, Lambok Malau (35) menuturkan harga normal untuk seprosi hidangan.

Berdasarkan informasinya, harga normal ayam napinadar per potong ialah Rp 25 ribu, sedangkan per porsi (termasuk nasi, nasi tambah, potongan timun dan tomat, serta kuah sop) Rp 35 ribu.

Lebih lanjut, pihak rumah makan juga menjelaskan jika ayam yang digunakan ialah ayam kampung.

Sementara, satu ekor ayam kampung dapat dibagi menjadi 14 potong daging.

"Jadi, ayam dua ekor menghasilkan 28 potong daging. Berhubung saat itu suasana libur Tahun Baru dan di Dairi sedang mewabah penyakit babi, harga ayam kampung melambung tinggi di pasar.

Harga satu ekor ayam kampung bisa tembus Rp120 ribuan saat itu," kata Lambok, Kamis (16/1/2020).

Karena kenaikan harga inilah akhirnya satu porsi ayam napinadar naik menjadi Rp 40 ribu per porsinya.

Selanjutnya, terkait video yang viral beberapa waktu lalu, Lambok menyebut orang yang memviralkan merupakan rombongan terdiri atas 10 orang.

Mereka memesan dua ekor ayam dan habis.

Pinta br Aritonang (kanan), pengusaha rumah makan Malau, berfoto bersama salah satu stafnya saat ditemui Tribun Medan, Kamis (16/1/2020).
Pinta br Aritonang (kanan), pengusaha rumah makan Malau, berfoto bersama salah satu stafnya saat ditemui Tribun Medan, Kamis (16/1/2020). (Tribun Medan/Dohu Lase)

"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp400 ribu. Sementara, dua  ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong.

18 kali Rp25 ribu, Rp450 ribu. Jadi, Rp850 ribu harusnya membayar. Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," beber Lambok.

Akibat peristiwa ini, Lambok mengaku pihaknya memang salah karena tidak membuat daftar menu.

Namun, para pengunjung yang memviralkan itu juga salah, karena tidak menanya harga lebih dulu.

Lambok mengaku sedikit curiga, hal ini merupakan perbuatan pihak-pihak yang tidak suka terhadap mereka.

"Mereka juga enggak ada tanya harga. Heran, yang lain kenapa enggak komplain? Rumah makan orang tua saya berdiri sejak tahun 1993," kata Lambok.

Lambok mengatakan, setelah kejadian ini, mereka akan berusaha memajang daftar menu dan harga, memperbaiki pelayanan, serta mempertimbangkan untuk menata kembali harga.

Ia menambahkan, keluarganya tak sedikit pun ambil pusing dengan video viral yang menjelek-jelekkan rumah makannya karena menurutnya itu tidak benar.

Sebelumnya viral video komplain pelanggan rumah makan Pinadar Malau berbagai media sosial karena menganggap harga yang dipatok sangat tinggi.

Setelah video tersebut viral di berbagai media sosial, banyak warganet menuliskan pengakuan bahwa sudah sering kali kejadian serupa di rumah makan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved