Kilas Balik
Biodata Benny Moerdani, Jenderal Kesayangan Soeharto yang Sukses Jalankan 2 Misi Super Rahasia
Berikut biodata Benny Moerdani, jenderal kesayangan Soeharto yang sukses jalankan dua misi super rahasia
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Simak biodata Benny Moerdani, jenderal kesayangan Soeharto yang sukses jalankan dua misi super rahasia
Menurut biodata Benny Moerdani yang dilansir dari wikipedia, mantan panglima ABRI ini telah melalui banyak misi dan pertempuran di dalam maupun luar negeri
Sejumlah jabatan penting di militer pernah dipegangnya, membuat Benny menjadi sosok penting dalam perkembangan militer Indonesia
Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani, atau kerap disebut Benny Moerdani, lahir di Cepu pada 2 Oktober 1932 dan meninggal di Jakarta pada 29 Agustus 2004
Benny adalah salah satu tokoh militer Indonesia paling berpengaruh di era Orde Baru.
Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen, sehingga sosoknya banyak dianggap misterius.
Benny merupakan perwira yang ikut terjun langsung di operasi militer penanganan pembajakan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bandara Don Mueang, Bangkok, Kerajaan Thai pada tanggal 28 Maret 1981
Peristiwa itu kemudian dicatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia.
Ia juga dianggap banyak kalangan sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap peristiwa Tanjung Priok dan penembakan misterius di tahun 1980-an .
Saat menjadi panglima ABRI, Benny segera mengambil langkah untuk membenahi ABRI, pemotongan anggaran, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan profesionalisme sebagai tujuan langsungnya
Dalam posisi pemerintahan, selain sebagai Panglima ABRI, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib.
Hingga akhirnya Benny meninggal dunia sekitar pukul 01.00 WIB, Minggu 29 Agustus 2004 di RSPAD Gatot Subroto
Benny sudah dirawat di rumah sakit tersebut sejak 7 Juli 2004 karena stroke dan infeksi paru-paru.
Dia meninggalkan seorang istri, satu putri, dan lima cucu.
Jenazahnya disemayamkan rumah duka Jalan Terusan Hang Lekir IV/43, Jakarta Selatan dan kemudian di Markas Besar TNI Angkatan Darat.