5 Fakta Siswa SMK Tusuk Tetangga Sendiri Karena Dendam, Sang Ibu Pernah Disetubuhi Dimasa Lalu
5 Fakta Siswa SMK Tusuk Tetangga Sendiri Karena Dendam, Sang Ibu Pernah Disetubuhi Dimasa Lalu
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Menyimpan dendam bertahun tahun, siswa SMK berumur 18 tahun tusuk tetangganya sendiri, hingga tewas.
Tersangka M Maulud Riyanto, pelajar SMK itu beralasan, sang tetangga pernah memperkosa ibunya di masa lalu.
Berita penusukan karena dendam ini jadi viral, berikut 5 fakta lengkapnya :
1. Dendam Sejak Kelas 6 SD
Tersangka penusukan Yasin Fadilla (49) warga Dusun Kisik, Desa Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan akhirnya diringkus Satreskrim Polres Pasuruan.

Tersangka itu adalah M Maulud Riyanto, pelajar SMK umur 18 tahun yang juga bertetangga dengan korban. Dia ditangkap tak lebih dari 24 jam setelah penusukan.
Saat dihadapkan pada sejumlah wartawan yang mengikuti jumpa pers yang digelar Polres Pasuruan, Riyanto mengaku khilaf. Ia juga mengaku sudah dendam kepada korban karena sebuah peristiwa yang terjadi ketika Riyanto masih kelas 6 SD.
"Saya dendam sejak kecil, sejak saya duduk di bangku kelas 6 SD," kata Muhammad Maulud Riyanto, Kamis (19/12/2019) pagi setelah polisi berhasil mengamankannya Selasa (17/12/2019).
Tersangka mengakui dendam itu tidak bisa diredam. Ia dendam karena almarhum ibu kandungnya pernah diperkosa sama Yasin Fadillah.
"Ibu saya dulu diperkosa sama dia. Itu saya dengar sendiri saat saya masih SD. Ada pak RT dan warga datang ke rumah dan minta damai saat itu. Nah, itu dendam saya sampai sekarang," jelasnya.
2. Pembunuhan Berencana
Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, pembunuhan ini motifnya sudah terungkap, yakni dendam. Tersangka menyimpan dendam dengan korban.
"Dendamnya masalah keluarga. Ini pembunuhan berencana, tersangka masih duduk di bangku SMK, statusnya pelajar," kata Kapolres.

Rofiq, sapaan akrab Kapolres Pasuruan, mengatakan, disebut pembunuhan berencana karena keterangan dari para saksi disandingkan dengan keterangan tersangka ini bisa disimpulkan bahwa pembunuhan ini sudah disiapkan.
Ia menerangkan, tersangka ini sudah menyiapkan pisau untuk menusuk korbannya sejak satu bulan sebelum hari dimana tersangka menyerang korban.
"Pisau itu disimpan di dalam kamarnya. Begitu dia tahu kalau korban ini datang ke rumah yang dekat dengan rumahnya korban langsung menyiapkannya," kata Kapolres.
3. Mengintai Korban
Selain itu, kata Kapolres, tersangka juga sempat mengintai korban. Artinya, sebelum korban ditusuk, tersangka mengamati pergerakan korbannya. Ia memantaunya dengan sepeda angin yang dipinjamnya dari temannya.
"Dia ikuti pergerakan korban. Setelah itu, tersangka mengambil pisau yang sudah disiapkan di rumah. Dan kembali berjaga - jaga di dekat lokasi korban berada," papar dia.
Kapolres menerangkan, tersangka ini sempat menggunakan topi, masker dan jaket. Begitu melihat korban keluar dari rumah tetangganya, tersangka langsung datang dan menusuk korban.
Selanjutnya, kata dia, tersangka pergi dari lokasi. Ia sempat bersembunyi di rumah saudaranya yang kosong dan tidak lagi dihuni. Tak lama, ia menghubungi adik kandungnya.
"Dia minta uang ke adiknya dan minta diantarkan ke Ngoro, Mojokerto. Tersangka naik bus kuning ke arah Terminal Mojokerto dari Ngoro. Setelah itu, tersangka naik bus menuju Kediri," tambhanya.
Di Kediri, kata Kapolres, tersangka diamankan. Ia mengaku pihaknya masih mendalami kasus ini. Untuk sementara, baru satu tersangka yang diamankan.
4. Kronologi
AKBP Rofiq Ripto Himawan menyebut peristiwa ini sebagai pembunuhan berencana.

Berdasarkan keterangan dari para saksi, disandingkan dengan keterangan tersangka, ini bisa disimpulkan bahwa pembunuhan ini sudah disiapkan.
Ia menerangkan, tersangka ini sudah menyiapkan pisau untuk menusuk korbannya sejak satu bulan sebelum hari dimana tersangka menyerang korban.
"Pisau itu disimpan di dalam kamarnya.
Begitu dia tahu kalau korban ini datang ke rumah yang dekat dengan rumahnya korban langsung menyiapkannya," kata AKBP Rofiq Ripto Himawan.
Selain itu, kata AKBP Rofiq Ripto Himawan, tersangka juga sempat mengintai korban.
Artinya, sebelum korban ditusuk, tersangka mengamati pergerakan korbannya.
Ia memantaunya dengan sepeda angin yang dipinjamnya dari temannya.
"Dia ikuti pergerakan korban. Setelah itu, tersangka mengambil pisau yang sudah disiapkan di rumah.
Dan kembali berjaga - jaga di dekat lokasi korban berada," papar AKBP Rofiq Ripto Himawan.
Kapolres menerangkan, tersangka ini sempat menggunakan topi, masker dan jaket.
Begitu melihat korban keluar dari rumah tetangganya, tersangka langsung datang dan menusuk korban.
Selanjutnya, kata dia, tersangka pergi dari lokasi.
Ia sempat bersembunyi di rumah saudaranya yang kosong dan tidak lagi dihuni.
Tak lama, ia menghubungi adik kandungnya.
"Dia minta uang ke adiknya dan minta diantarkan ke Ngoro, Mojokerto.

Tersangka naik bus kuning ke arah Terminal Mojokerto dari Ngoro.
Setelah itu, tersangka naik bus menuju Kediri," tambahnya.
Di Kediri, kata AKBP Rofiq Ripto Himawan, tersangka diamankan.
Ia mengaku pihaknya masih mendalami kasus ini.
Untuk sementara, baru satu tersangka yang diamankan.
Pelaku Pakai Penutup Kepala
Sebelum kejadian nahas itu, korban Yasin Fadilla (49), warga Dusun Kisik, Desa Gempol, Kecamatan Gempol keluar rumah naik motor ke rumah tetangga.
Namun saat perjalanan pulang, 30 meter dari rumahnya, korban tiba-tiba dihadang orang tidak dikenal dan melakukan penusukan.
"Pelaku memakai penutup muka saat melakukan penusukan terhadap korban.
Jadi saksi di lokasi kejadian tidak ada yang bisa mengenalinya," kata Kapolsek Gempol Kompol Maryono.
5. Kondisi Korban
Kapolsek mengatakan, aksi penusukan ini sempat diketahui warga.
Bahkan, warga sempat mengejar pelaku.
Sayangnya, pelaku berhasil melarikan diri.
"Korban meninggal dunia saat di IGD Rumah Sakit, diduga akibat mengalami pendarahan yang hebat," papar dia.