4 Fakta Petinggi KKB Papua Iris Murib Disergap TNI & Polri Jelang HUT OPM, Berikut Aksi Kejinya
4 Fakta Terungkap Setelah Petinggi KKB Papua Iris Murib Disergap TNI & Polri Jelang HUT OPM, Berikut Daftar Aksi Kejinya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap sejumlah fakta setelah TNI dan Polri berhasil menyergap salah satu petinggi kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua bernama Iris Murib
Salah satu fakta menyebutkan kalau petinggi KKB Papua tersebut sudah melakukan berbagai aksi keji
Dirangkum dari SURYA.co.id dari Kompas.com, berikut beberapa fakta menyergapan petinggi KKB Papua Iris Murib
1. Kronologi penyergapan
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pimpinan KKB Ditangkap Saat Cari Amunisi untuk HUT OPM di Papua', Iris Murib ditangkap pada Kamis (21/11/2019) di Kali Pindah-pindah, Jalan Trans Timika-Nabire, Distrik Iwaka.
Dia ditangkap sekitar pukul 14.21 WIT
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, penangkapan Iris Murib dilakukan oleh Tim Khusus Polda Papua dan Satgas Nemangkawi.
Saat akan ditangkap, Iris Murib sempat melakukan perlawanan.

Menurut Paulus, dalam penangkapan itu Iris Murib terpaksa ditembak, supaya tidak melawan dan melarikan diri.
"Sekarang sudah di RS Bhayangkara Jayapura guna menjalani perawatan," kata Paulus.
Menurut Paulus, polisi sudah lama mengikuti gerak-gerik Iris Murib.
2. Rencanakan HUT OPM
Paulus Waterpauw mengatakan, Iris Murib ditangkap saat sedang mempersiapkan aksi menjelang ulang tahun Organisasi Papua Merdeka ( OPM) pada 1 Desember 2019.
Menurut Paulus, Iris Murib ditangkap saat mencari amunisi terkait rencana aksi 1 Desember 2019 tersebut.
Selain itu, Iris Murib diketahui akan bergabung dengan KKB lainnya yang menuju Tembagapura, baik dari Intan Jaya, Sugapa, dan lainnya.
"Prinsipnya, yang bersangkutan di Timika dan akan bergabung ke Tembagapura bersama kelompok-kelompok lain dan melakukan aksi pada 1 Desember nanti," ujar Paulus.
3. Daftar aksi keji Iris Murib
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Profil Iris Murib, Pimpinan KKB yang Dikenal Sadis dengan Catatan Hitam', Paulus Waterpauw menyebut Iris Murib dan kelompoknya tergolong sadis dalam melakukan aksinya.
Terlebih lagi, Iris Murib memiliki karakter keras dan bertindak sebagai eksekutor.
Paulus menceritakan beberapa riwayat kelam mengenai Iris Murib.
Pada 2014 lalu, kelompok yang dipimpin Iris Murib menembak dua personel kepolisian di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Serangan itu menyebabkan Aipda Tomson Siahaan dan Bripda Ari Aprianto gugur.
"Ketika itu, personel kepolisian melakukan bersih-bersih dalam rangka perayaan ibadah Natal di gereja, kemudian diserang," kata Paulus saat ditemui pada Jumat (22/11/2019) malam.
Kemudian, pada 2015, Iris Murib pernah melakukan penyerangan terhadap Polsek Sinak.

Penyerangan itu lagi-lagi menimbulkan korban jiwa.
Kelompok yang dipimpin Iris Murib menyebabkan tiga personel polisi gugur, dan seorang terluka.
Selain itu, Iris Murib juga merampas delapan pucuk senjata api dan amunisi.
"Saat itu, anggota (polisi) sedang istirahat, kemudian diserang," ujar Paulus.
Paulus mengapresiasi keberhasilan tim gabungan ini dalam menangkap Iris Murib, salah satu pimpinan KKB.
Kepolisian akan memberikan penghargaan kepada personel gabungan yang menangkapnya.
"Karena dia sudah lama kita cari, di mana dia cukup keras, sadis, dan keji," kata Paulus.
4. Strategi TNI & Polri Cegah Teror KKB Papua
Di samping itu, TNI dan Polri sudah menyiapkan strategi untuk mencegah teror kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua menjelang hari lahirnya OPM yang jatuh pada tanggal 1 Desember mendatang
TNI dan Polri telah meningkatkan aktivitas pengamanan untuk megantisipasi aksi teror KKB Papua.
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kapolda Papua Tak Akan Toleransi Gangguan Keamanan Jelang HUT OPM', antisipasi terhadap aksi KKB Papua dan konflik lain diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menegaskan tidak akan menoleransi setiap gerakan yang memiliki potensi pada terjadinya gangguan keamanan.
"Mungkin kalau mereka hanya sekadar mau beribadah monggo, tapi aksi yang kelewatan pastinya akan kami tindak karena saat ini kami sedang sindroma.

Sampai saat ini, masyarakat masih khawatir bahwa jangan sampai kejadian-kejadian yang lalu terulang lagi," ujar Paulus, di Jayapura, Selasa (19/11/2019).
Aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, kini tengah melakukan cipta kondisi agar kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah di Papua tidak terulang lagi.
Menurut Paulus, trauma yang diderita para korban kerusuhan belum hilang sehingga aparat keamanan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga situasi tetap kondusif.
"Ketakutan demi ketakutan itu yang harus kami hindari.
Untuk itu, sampai saat ini, kami masih melakukan upaya-upaya pendekatan dan melakukan komunikasi dengan pihak tersebut.
Pihak-pihak tersebut adalah mereka yang melakukan aksi, mereka mendukung, menjadi tokoh-tokoh, dan lain sebagainya," tutur dia.
Paulus juga menyebutkan beberapa daerah yang dianggap rawan menjelang 1 Desember.
Daerah yang dimaksud adalah Kabupaten Jayawijaya, Timika, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Intan Jaya, Yahukimo, Tolikara, dan Kabupaten Nduga.
Namun, ia menegaskan, TNI-Polri sudah membuat strategi untuk meminimalisasi risiko terjadinya konflik.
Di sisi lain, pihak TNI terus berusaha mendeteksi pergerakan KKB Papua khusus di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya
"Sementara di Wamena, kami melakukan pendektesian untuk kelompok-kelompok di sekitar pegunungan tengah, terutama dari Kodap III Ndugama dan Kodap II Muaragame, hanya itu saja yang kemungkinan akan bergerak," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi, Senin (18/11/2019).

Candra mengakui, ada informasi yang menyebutkan bila beberapa KKB di wilayah Pegunungan Tengah Papua ingin bergerak ke wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Menurut dia, rencana tersebut harus diwaspadai karena KKB akan menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki sehingga pergerakannya harus diantisipasi.
"Termasuk juga bila mereka akan bergerak ke Timika, pasti mereka akan menggunakan rute-rute klasik dengan berjalan kaki melalui Puncak Jaya dan Tolikara," kata dia.
Namun, Candra mengklaim bila TNI-Polri telah mengetahui posisi kelompok Egianus Kogoya yang selama ini berada di Nduga.
"Kami akan melakukan pendektesian bersama masyarakat yang selalu memberikan informasi.
Mungkin posisinya kelompok Egianus Kogoya sedang ada kedukaan di Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya," tutur dia.
Selain melakukan pendektesian pergerakan KKB, TNI juga akan melakukan pendekatan ke masyarakat dengan menggelar berbagai aktivitas.
Menurut Candra, sudah ada beberapa rencana yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara aparat dengan masyarakat.
"Kami juga akan lakukan bina teritorial (Binter) secara terpadu.
Kami akan lakukan kegiatan untuk masyarakat, seperti bakti sosial, bersih-bersih gereja dengan masyarakat, lalu kegiatan pramuka, termasuk kegiatan wawasan kebangsaan untuk anak sekolah khususnya SMA dan mahasiswa," tutur Candra.