Berita Tulungagung

Barongan Mini Karya Siswa SMP Tulungagung Ini Dijual Hingga ke Pulau Bali

Awalnya Helmi minta dibelikan pahat kecil kepada bapaknya. Tanpa ada yang mengajari, Helmi belajar membuat barongan sendiri.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/david yohannes
Helmi Yaya Agustino (16) (tengah) dengan dua temannya, saat mengikuti lomba 3R yang diselenggarakan DLH Kabupaten Tulungagung. 

Tanpa ada yang mengajari, Helmi belajar membuat barongan sendiri.

Dari tahun ke tahun ia berusaha menyempurnakan bentuk karyanya.

Hobi tanpa lelah yang dijalani Helmi akhirnya membuahkan hasil.

Helmi merasa karyanya layak dipamerkan.

Iseng-iseng barongan mini itu diunggah ke akun Facebook miliknya.

"Coba dipasang di Facebook, ternyata ada yang minat mau beli," ungkap Helmi.

Sejak satu tahun lalu, atau saat Helmi kelas 7 SMP, ia mulai menjual karyanya.

Satu barongan mini dibadrol Rp 200.000 hingga Rp 250.000, tergantung dari kerumitannya.

Namun karena dikerjakan sepulang sekolah, dalam satu bulan Helmi hanya bisa membuat 2-3 buah barongan mini.

"Karena detailnya banyak, rata-rata satu barongan mini bisa dibuat dalam waktu dua minggu. Tergantung kesibukan," ucapnya.

Untuk pewarnaan, Helmi menggunakan cat mobil, agar barongan yang dihasilkan lebih mengkilap.

Bahan baku ini satu-satunya yang mahal.

Helmi menjual karyanya hingga ke Bali, Malang dan wilayah seputar Tulungagung.

Bukan hanya barongan mini, siswa humoris ini juga membuat barongan sungguhan.

Barongan untuk menari ini dibuat berdasarkan pesanan.

Satu barongan besar membutuhkan waktu pembuatan lebih dari satu bulan.

"Biasanya saya jual Rp 2.000.000 hingga Rp 3.000.000, tergantung kerumitannya," sambung Helmi.

Khusus untuk barongan besar, Helmi menggunakan bahan baku kayu waru tengis.

Sementara untuk barongan mini, bahan baku yang dipakai bisa memanfaatkan limbah usuk.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved