Harta Karun Pimpinan ISIS Rp 361 M Tak Berhasil Ditemukan di Gurun Irak Sebelum Abu Bakar Bunuh Diri
Harta Karun Pimpinan ISIS Rp 361 M Tak Berhasil Ditemukan di Gurun Irak Sebelum Abu Bakar Bunuh Diri
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sebuah wawancara dilakukan Al Arabiya dengan seorang informan yang mengaku sebagai kerabat dari Pimpinan ISIS Abu Bakar al-Bahdadi.
Informan bernama Mohammed Ali Sajet itu merupakan kerabat Abu Bakar dari sebuah pernikahan.
Berdasarkan penuturan Ali Sajet, di padang gurun, Pimpinan ISIS biasanya menyimpa harta karun emas, perak dan uang.
Hal itu ternyata juga dilakukan oleh Baghdadi, sebelum akhirnya ia tertangkap oleh pasukan Amerika Serikat pekan lalu.
Baghdadi dipercaya menyimpan seluruh harta karun di padang gurun Irak senilai Rp 361 miliar.
Sebelum tertangkap, Baghdadi sempat mencoba mengambil harta karun itu, namun tumpukan emas dan uang yang disimpan di gurun Irak tak ditemukan.
Dilansir dari Daily Mirror via Suar.ID dalam artikel "Bagai Ketiban Durian Runtuh, Pengembala Ini Temukan Harta Karun ISIS Bernilai Rp361 Miliar yang Tersembunyi di Padang Pasir", Ali Sajet juga menceritakan bagaimana Baghdadi melarikan diri hingga dikejar oleh pasukan Amerika Serikat.
Abu Bakar al-Baghdadi dikejar di terowongan sepanjang delapan meter, lebar enam meter, dan dikelilingi buku agama.
Sajet menyatakan, Baghdadi tidak menyangka bakal tertangkap karena merasa taktik bersembunyi dan pengamanannya bakal membuatnya aman.
Baghdadi tewas setelah memutuskan meledakkan rompi bom bunuh diri yang dibawanya, membunuh tiga anak bersamanya ketika diserbu pasukan AS.
Kabar itu kemudian menyebar kepada Presiden Donald Trump dan petinggi Washington lain yang menyaksikan penyerbuan di Ruang Situasi Gedung Putih.
"Kami mendapatkannya. Kami yakin 100 persen. Jackpot. Ganti." Demikian pesan yang kemudian menyebar di seluruh Gedung Putih.
Operasi untuk memburu pria 48 tahun itu dimulai sebulan lalu, dengan Kurdi Suriah mengklaim mereka memberikan informasi yang "berguna".
Dua pekan lalu, intelijen AS kemudian melakukan pemetaan, dan menemukan lokasi persembunyian Baghdadi terletak di desa Barisha.
Namun Trump baru mengetahui operasi itu tiga hari jelang eksekusi.
Sebagai bagian dari rencana, AS butuh izin Rusia untuk terbang di atas wilayah udaranya.
Washington tidak mengungkap bahwa mereka hendak menangkap Baghdadi.
Melainkan mereka hanya memberi tahu bahwa Moskwa akan "menyukainya".
Dalam konferensi pers Minggu (27/10/2019), Trump menuturkan bahwa Pemimpin ISIS itu mati sebagai pengecut, dengan "menangis dan mejerit".
Pertanyaan pun muncul mengapa presiden 73 tahun itu bisa mengetahui detil tersebut.
Sebab, video itu diambil dari helikopter.
Abu Bakar al-Baghdadi Diserahkan ke Pasukan AS oleh Kerabatnya
Para informan dari saudara ipar maupun pembantu pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi membantu efektifitas kerja para intelejen.
Kabar tewasnya Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi pada pekan lalu tak lepas dari sejumlah informan yang memberikan keterangan berharga.
Salah satunya adalah saudara ipar Baghdadi, Muhammad Ali Sajid al-Zobaie, yang ditahan sejak tahun lalu.
Dilaporkan The Independent Selasa (29/10/2019).
Baik sumber intelijen Irak dan pakar pergerakan radikal dari Wasatiyyah Centre, Fadel Abo Raghif, berujar kebanyakan informasi tentang Baghdadi datang dari Sajid.
Status Sajid yang notabene ipar Baghdadi sebagai informan mengantarkan Baghdad ke terowongan gurun dekat Qaim, di mana mereka menemukan lokasi rahasia berisi peta hingga senjata ringan.
Pakar ISIS Hisham Hashimi mengatakan, temuan itu mengantarkan intelijen ke lingkaran penyelundupan yang mungkin digunakan Baghdadi.
Dari situ, mereka mendapatkan informasi bahwa Pemimpin ISIS itu berada di Barisha, desa dekat Provinsi Idlib, selama lima hari terakhir.
Tidak ada yang tahu apa alasan Abu Bakar al-Baghdadi di Barisha.
Namun, tempat itu dikenal sebagai "zona aman" karena tak kelompok ekstremis lain yang menguasai.
Padahal, Idlib disebut merupakan basis operasi bagi kelompok ekstremis lain seperti Hayat Tahrir al-Sham yang merupakan rival ISIS.
Selain itu, lokasinya yang dekat perbatasan dan hanya diizi oleh masyarakat nomaden membuat desa tersebut cocok sebagai lokasi bersembunyi.
Baghdadi diyakini berusaha untuk mengeluarkan keluarganya ke Turki berbekal bantuan dari pria bernama Abu Mohamed al-Halabi.
Halab atau Abu Mohamed Salama adalah komandan kelompok bernama Hurras al-Din, yang memilih lepas dari Hayat Tahrir al-Shams setelah sebelumnya berpisah dengan Al-Qaeda.
Selain itu seperti dikutip Reuters, pejabat anonim keamanan Irak menerangkan mereka menangkap informan lain, Ismael al-Ethawi yang merupakan pembantu Baghdadi.
Dari Ethawi, mereka mendapatkan "kepingan teka-teki yang hilang", seperti berbagai lokasi yang digunakan, atau taktik pertemuan Baghdadi.
Berbekal pernyataannya, Irak memahami bahwa Baghdadi sering bertemu para komandannya di minibus berisi sayur untuk menghindari deteksi.
Dalam pernyataan Presiden AS Donald Trump, Baghdadi disebut tewas setelah meledakkan bom bunuh diri yang dibawanya di terowongan.
Pria yang kepalanya dihargai 25 juta dollar AS, atau Rp 350 miliar, itu memutuskan bunuh diri setelah disudutkan di ujung terowongan.
Pasukan Delta yang dikerahkan untuk memburunya langsung melakukan tes DNA untuk memastikan jenazah itu merupakan Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/harta-karun-pimpinan-isis-rp-361-m-tak-berhasil-ditemukan-di-gurun-irak-sebelum-abu-bakar-bunuh-diri.jpg)