Pengakuan Pria Mamuju yang Ditangkap Polisi karena Status FB 'Marthabak Telor', Ternyata ini Artinya

Berikut Pengakuan Pria Mamuju yang Ditangkap Polisi karena Status FB 'Marthabak Telor', Ternyata ini Maksudnya

kolase status Facebook dan Pixabay
Status facebook 'Marthabak Telor' 

SURYA.co.id - Pria asal Mamuju yang ditangkap polisi gara-gara status facebook-nya berjudul "Marthabak Telor", memberikan pengakuan

Pengakuan pria berinisial H (32) di Kota Mamuju, Sulawesi Barat, ini terungkap setelah ia diamankan oleh polisi

Dilansir dari Kompas.com dalam artikle 'Pria Ini Ditangkap Polisi gara-gara Tulis Status "Marthabak Telor" di Facebook', pemilik akun facebook Ancha Evus itu ditangkap Polres Mamuju, Senin (17/7/2017) lantaran statusnya itu dinilai membuat warga resah.

Pelaku H yang diinterogasi petugas Senin malam mengaku tak pernah menyangka bahwa satus di Facebook yang sengaja dibuat untuk candaan itu ternyata berdampak meresahkan warga.

Berita Status Facebook Bisa Dipakai ilustrasi
Berita Status Facebook Bisa Dipakai ilustrasi (PixaBay)

Ia kini terpaksa berurusan polisi lantaran perbuatannya dinilai melanggar Undang-undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Kronologinya bermula ketika H, sebagai pemilik akun Facebook Ancha Evus, Sabtu 16 Juli 2017 malam lalu, menulis status bahwa Kota Mamuju saat ini berstatus siaga 1 lantaran ada kasus mutilasi terhadap Martha.

Status yang ditulis H itu agak panjang hingga banyak pengguna akun Facebook lainnya yang tidak membacanya hingga tuntas.

Akibatnya, status tersebut membuat resah warga Mamuju. Apalagi di status itu juga diunggah foto rumah diberi garis polisi dan dikerumuni warga serta gambar perempuan dalam keadaan terikat.

Padahal di akhir tulisannya, H baru mengungkapkan bahwa "Martha" yang dimaksud adalah akronim dari "Marthabak Telor".

Kapolres Mamuju AKBP Muhammad Rifai yang dikonfirmasi membenarkan pihaknya menangkap pemilik akun Facebook, Ancha Evus.

Menurt Rifai, status tersebut dibuat H memang hanya untuk iseng. Namun perbuatan H dinilai telah meresahkan masyarakat, sehingga pihaknya bertindak sesuai hukum.

"Mungkin H bermaksud hanya bercanda dan menghibur pengguna Facebook.

Namun H tidak sadar kalau statusnya itu biusa membuat warga jadi resah.

Apalagi yang bersangkutan menyebut status Polres Mamuju dan itu dinilai tidak wajar oleh pihak kepolisian," jelas Rifai, Selasa (18/7/2017).

Ini status lengkap H yang membuatnya berurusan polisi:

"IMAMUJU siaga 1. Info dari polres MAMUJU, untuk masyarakat MAMUJU dan sekitarnya diharapkan waspada bila berjalan di malam hari.

Tadi malam sekitar jam 00.30 WITA di daerah pasar lama MAMUJU telah ditemukan korban mutilasi bernama Martha.

Dia ditemukan dengan kondisi fisik terpotong-potong menjadi 12 bagian. Korban ditemukan warga dengan kondisi terbungkus.

Kabarnya sebelum dimutilasi korban dimasukkan ke dalam minyak panas.

TRAGISS Polisi sedang menyelidiki identitas MARTHA secara lengkap. Menurut info dari warga setempat nama lengkap korban adalah MarthaBak Telor.

#slamat ya,, Wkkkwkkk… Hanya hiburan"

status Facebook yang membuat pria berinisial H harus berurusan dengan polisi di Mamuju, Sulawesi Barat.
status Facebook yang membuat pria berinisial H harus berurusan dengan polisi di Mamuju, Sulawesi Barat. (Screshot status Facebook)

Kapolres menyatakan, H yang diinterogasi petugas mengaku khilaf dan minta maaf kepada warga Mamuju dan pengguna media sosial akibat ulahnya.

Rifai menegaskan, siapa pun pihak yang memberikan informasi hoax atau fitnah yang meresahkan di media sosial, aparat polisi akan bertindak.

Alasannya, status hoax tersebut bisa membuat warga resah dan tidak tenang.

Kapolres mengimbau agar masyarakat cerdas dan bijak menggunakan media sosial.

Dia mengajak masyarakat pengguna media sosial agar mengisi kegiatan di media sosial dengan hal yang positif dan berguna bagi orang banyak.

Bukan menyebarkan berita palsuyang membuat masyarakat tidak tenang.

Rifai menyebutkan media sosial juga bisa bermanfaat untuk ibadah dan berdampak positif bagi orang banyak jika digunakan secara bijak dan cerdas.

Dipecat Gara-gara Status Facebook

Selain berurusan dengan polisi, status di media sosial ternyata bisa menyebabkan kita kehilangan pekerjaan

Ada beberapa orang yang dipecat dari tempat kerjanya karena menulis hal-hal bodoh di media sosial mereka.

Dilansir dari Tribun Style dalam artikel 'Hati-hati dengan Medsosmu, 7 Orang Ini Dipecat Karena Status di Facebook-nya Seperti Ini!'', berikut contohnya

1. Pelayan yang menggerutu tentang pelanggannya

Ashley Johnson (22) dulunya bekerja sebagai pelayan di North Caroline.

Dia akhirnya dipecat setelah memposting kata-kata kasar di Facebook tentang dua pelanggan yang membuatnya terlambat dan diduga pelanggan tersebut tidak memberinya uang tips yang cukup.

Ashley juga menyebutkan nama tempat kerjanya di postingan tersebut.

2. Cheerleader mengerjai seorang pria yang sedang tidur

Pemandu sorak New England Patriots dikeluarkan dari tim setelah dia mengunggah fotonya bersama seorang pria yang sedang tidur dengan banyak gambar di tubuhnya.

Yang menjadi masalah dalam foto itu adalah ada gambar 'simbol phallic', swastika dan frasa 'I'm a Jew'.

3. Seorang wanita yang sedang migrain

Seorang wanita dari National Suisse di Swiss mengalami migrain dan dia meminta izin untuk bekerja dari rumah.

Setelah bosnya mengetahui dia justru sibuk dengan Facebook-nya, dia langsung dipecat.

4. Para pramugari yang membenci pekerjaan mereka

13 anggota kru Virgin Airliness secara terbuka menyatakan betapa mereka membenci pekerjaan mereka, mulai dari kabin yang dipenuhi kecoak hingga mesin pesawat yang harus sering diganti.

Selain itu, mereka juga menghina beberapa penumpang.

5. Guru menyeramkan

Chadwin Reynolds mengomentari foto-foto siswanya, dengan menulis kata-kata seperti 'ini seksi'.

Tidak lama, dia dipecat sebagai guru SMA Bronx.

6. Dipecat karena berpose dengan minuman beralkohol

Guru Apalachee High School, Ashley Payne dipanggil oleh kepala sekolah dan diberi dua pilihan, mengundurkan diri atau disuspen.

7. Tertekan sambil menikmati liburan

Sejak 2008, Nathalie Blanchard telah menerima asuransi cacat untuk depresi yang dialaminya dari Manulife.

Perusahaan memeriksa akun media sosialnya dan Nathalie terlihat sedang bersantai di pantai, berada di klub bergaya Chippendale dan bersenang-senang."

Setelah itu, asuransinya dicabut.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved