Berita Surabaya
Pria di Surabaya Bobol ATM Milik Customer, Modusnya ATM Difoto, setelah Data Didapat lalu Digandakan
Para pelanggan harus lebih ekstra waspada saat membawa kartu kredit. Sebab, kartu kredit itu bisa dibobol dengan cara memfoto ATM korbannya.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Para pelanggan harus lebih ekstra waspada saat membawa kartu kredit. Sebab, kartu kredit itu bisa dibobol dengan cara memfoto ATM korbannya.
Seperti dialami RN (42) warga Waru, Sidoarjo. Dia harus mengalami kerugian jutaan rupiah setelah kartu ATM miliknya dibobol tersangka pelaku bernama Taupan Akbar (26).
Tersangka ditangkap tidak jauh dari rumahnya di Kebraon, Surabaya setelah beraksi menggunakan ATM milik korban di Griya Kebraon, Minggu (4/8/2019) sekitar pukul 23.00 wib.
"Tersangka ditangkap Rabu (7/8/2019) pukul 01.00 wib," terang Kapolsek Tegalsari, Kompol Rendy Surya Aditama, Kamis (22/8/2019).
Rendy menambahkan, modus tersangka membobol ATM korban dengan cara memfoto fisik ATM sebelum digesekkan di mesin EDC. Setelah data korban, seperti nama dan masa berlaku kartu didapat, pelaku lalu menggandakannya.
kebetualn pelaku bekerja sebaai salesman di salah satu perusahaan itu dan pemilik ATM costumernya.
Setelah difoto untuk diambil datanya yang baru foto itu disimpan. Foto fisik ATM, nama korban, dan masa berlaku sudah didapat.
Barulah tersangka menggunakan ATM untuk transaksi tanpa sepengetahuan korban.
Tersangka yang masih berusia 26 tahun itu beraksi lebih dari satu kali. Modusnya sama, membobol ATM pelanggannya sendiri.
"Setelah mendapatkan foto dari kartu kredit itu sesampainya di rumah bersangkutan langsung melakukan transaksi ilegal yang tidak diketahui pemilik kartu kredit tersebut," ujarnya.
Tersangka menggunakan ATM korban untuk berbelanja pakaian, gadget, hingga jam tangan di toko online di luar negeri.
Lebih lanjut, Kompol Rendy Surya Aditama menjelaskan, tersangka tidak menggunakan ATM para korbannya di toko online dalam negeri karena toko online di luar negeri persyaratan lebih mudah.
"Jadi yang bersangkutan tidak menggunakan toko online dari Indonesia, biasanya minta pin atau konfirmasi dari pemilik kartu kredit tapi kebanyakan situs online di luar negeri tidak membutuhkan otorisasi," jelas Rendy.
Begitu pesan hanya membutuhkan data di kartu kredit itu, selama bisa valid maka terjadi proses pembayaran.
"Pin yang bersangkutan tidak tahu, dia hanya cukup mengetahui nama, nomor kartu kredit, kartu kredit itu valid atau masa berlakunya ada atau tidak," imbuhnya.