Berita Magetan
Kisah Fotografer Amatir di Telaga Sarangan Magetan, Tak Tersaingi Kamera Canggih di Ponsel
Hasil dari bekerja sebagai fotografer amatir tersebut dirasa lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
SURYA.co.id | MAGETAN - Suhu di Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, masih terasa dingin di pagi hari ketika Parmanto (54) terlihat sibuk mengarahkan bidikan kameranya ke pasangan wisatawan yang berpose di atas perahu.
Sejak semalam, kabut tebal turun menyelimuti telaga.
Beberapa kali bapak dua anak yang telah 31 tahun mengabadikan pemadangan di Telaga Sarangan tersebut berpindah posisi dan mengabadikan pose pelanggannya.
Dia kemudian menunjukkan hasil jepretannya kepada pelanggan, untuk dipilih dan dicetak.
“Satu lembar foto tarifnya hanya Rp 10.000. Yang dibayar yang dicetak saja,” ujar Parmanto saat ditemui, Sabtu (20/7/2019).
Setelah disepakati berapa foto yang akan dicetak, Parmanto berlari ke arah sepeda motor yang diparkir tak jauh dari pinggir telaga.
Dia membuka tas besar yang diletakkan di jok belakang motornya.
Tas tersebut berisi printer kecil. Setelah memindahkan kartu memori dari kameranya, tak beberapa lama 2 lembar foto telah tercetak.
Begitulah aktivitas Parmanto sebagai fotografer amatir yang dijalani selama 31 tahun terakhir di pinggir Telaga Sarangan.
Biasanya, dia berangkat sekitar pukul 06:30 WIB.
Saat pagi hari, dia berharap tamu dari hotel yang akan pulang menggunakan jasanya berfoto dengan latar belakang Telaga Sarangan.
Para tamu biasanya berfoto sebelum meninggalkan wilayah kaki Gunung Lawu tersebut.
Parmanto tak khawatir kehilangan pekerjaan, karena saat ini setiap ponsel telah dilengkapi dengan kamera.
Parmanto hanya meyakini siapapun yang rajin, pasti akan mendapat hasil yang baik.
Jika sedang ramai, Parmanto mengaku bisa mendapat untung dari 100 lembar foto yang dicetak dalam sehari.