Kilas Balik

Soekarno Pernah Sembunyikan Bendera Pusaka saat Soeharto Jadi Presiden, Alasannya Diluar Dugaan

Setelah Soeharto dilantik menjadi Presiden RI, Istana Negara sempat digemparkan oleh hilangnya Bendera Pusaka

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Wikipedia & boombastis.com
Soekarno Pernah Sembunyikan Bendera Pusaka saat Soeharto Jadi Presiden, Alasannya Diluar Dugaan 

Saat itu bulan Agustus 1945, para tokoh pergerakan memang sudah terlihat sibuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Apalagi di kediaman Bung Karno terlihat kesibukan yang tidak seperti biasanya.

"Tapi saya lihat benderanya terlalu kecil, kira-kira hanya berukuran panjang setengah meter. Dalam hati saya berkata, kayaknya nggak pantas. Untuk proklamasi kok benderanya tak begitu bagus," begitu ujar Kustaryo seperti dilansir dari Majalah Intisari.

Karena tidak tega melihat bendera kecil itulah, atas inisiatif sendiri laskar Peta Pacitan ini berniat mencari kain yang lebih besar untuk bendera.

"Kalau tak salah Bu Fat sudah mempunyai kain seprai putih yang cukup panjang," tambahnya.

Tanpa tahu harus menuju ke mana untuk mencari kain merah, pemuda kelahiran Madiun, 20 Oktober 1920, ini lantas berjalan menyusuri rel KA dari Pegangsaan sampai Pasar Manggarai.

Di pinggir pasar ia melihat sebuah warung soto bertenda kain merah.

Nah, kebetulan pikirnya. "Saya tak lagi mikir jenis kainnya bermutu atau tidak. Meski saya lihat sudah tidak begitu bagus bahkan sudah robek, pokoknya kain tersebut masih bisa dipakai," kenangnya.

Maklum, di zaman Jepang mutu kain yang dikonsumsi rakyat amat jelek.

Terdorong rasa kebangsaan yang meluap-luap untuk segera mendapatkan kain bakal bendera itu, Kustaryo segera mendatangi si pemilik warung tenda.

Satu-satunya yang dipikirkan, bagaimana caranya mendapatkan barang tersebut.

"Saya beli kain ini dengan harga Rp 500,00, terdiri atas lima lembar ratusan uang zaman Jepang dari kocek saya sendiri.

Melihat uang segitu banyak, si tukang warung hanya terbengong-bengong saja. Transaksi waktu itu tidak berlangsung lama."

Setelah itu buru-buru ia membawa kain merah tersebut ke rumah Ibu Fat. Begitu diserahkan, Kustaryo langsung pergi lagi.

Bahkan ketika bendera itu dikibarkan pada saat proklamasi, ia pun tidak tahu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved