PPDB Surabaya 2019
PPDB Surabaya 2019: Rela sejak Pagi Duduki Kantor Dindik, Histeris Tahu Anaknya Diterima
"Kami semua ingin berjuang demi anak dengan nilai baik dikalahkan meteran. Kami tidak terima ini," teriak Agus Priyo, wali murid.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
Meski terik matahari memapar tubuh mereka hingga habis Jumatan, wali murid itu tetap tak peduli. Mereka terus memadati kantor Dindik meski di luar kantor.
Hal ini bikin Petugas polisi dan linmas jengkel. Sebab menjelang pukul 15.00, mereka tetap tak mau beranjak pulang.
"Silakan ibu-ibu dan wali murid semua melihat web PPDB. Pengumuman pagu tambahan sudah diumumkan," teriak anggota Polisi.
Mendengar kalimat ini, sebanyak 50 wali murid yang tertahan baru mau sedikit menepi. Mereka langsung membuka Smart phone mereka masing-masing.
"Gimana caranya. Saya tidak biasa internetan," reaksi emak - emak.
Tampak perempuan yang mengaku bernama Diah Rahmawati habis menangis haru. Dengan sisa mata yang masih basah, Diah menelepon putrinya.
"Nak, diterima Nak di SMPN 9," Diah menelpon putrinya.
Seketika itu juga, Diah merangkul rekan-rekannya yang juga diterima di SMPN 9. Sebab mereka adalah pemilik nilai Rata-rata di atas 8.
Mereka kompak mengawal ke Dindik Surabaya tanpa peduli informasi di web PPDB Surabaya.
Berkali-kali Petugas Dindik meminta para salon murid itu memantau melalui web. Sebab pagu tambahan itu diperuntukkan bagi yang sudah mendaftar.
Sistem akan menentukan sendiri berdasarkan nilai UNBK atau nilai UN tertinggi.
"Nah begini jadi fair. Masak belajar enam tahun, les, bimbel dan hasil ujian nasional dikalahkan hanya sama meteran. Kami bersyukur anak saya diterima SMPN 9," kata Leli, wali murid.