PPDB Surabaya 2019
PPDB Surabaya 2019: Rela sejak Pagi Duduki Kantor Dindik, Histeris Tahu Anaknya Diterima
"Kami semua ingin berjuang demi anak dengan nilai baik dikalahkan meteran. Kami tidak terima ini," teriak Agus Priyo, wali murid.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Teriakan kecewa yang terlihat sepanjang siang di Kantor Dindik Kota Surabaya berubah menjadi teriakan histeris.
Sejumlah wali murid yang didominasi emak-emak itu terharu melihat anaknya diterima di sekolah yang diimpikan. Sebelumnya mereka kaget karena anaknya tidak terlihat di pengumuman meski nilainya tergolong tinggi.
"Alhamdillah Nak. Kamu ketrima di SMPN 37. Saya tak segera pulang soalnya sejak pagi nunggoni kantor Dinas Pendidikan," ucap Khomsatun, wali murid yang tinggal di Rangkah, Kecamatan Tambaksari, dengan mata berkaca-kaca.
Putrinya Dina, adalah Pemilik nilai UNBK 28,19. Dia mendaftar di SMPN 9 dan SMPN 37. Perempuan ini tenang karena jarak rumahnya dengan sekolah yang dituju hanya 600 meteran.
Namun, saat pengumuman Khomsatun kaget nama anaknya tidak ada dalam pemeringkatan saat pengumuman. Karena tidak percaya dengan yang dia alami karena banyak nilainya jauh di bawah anaknya diterima.
Lalu, dia pagi-pagi nekat ke kantor Dindik Surabaya Jl Jagir Wonokromo. Tapi di kantor ini sudah lebih dari 30 orang tua juga bernasib sama. Nilai anak mereka di atas 27,00 tidak diterima.
Para wali murid itu terus berdatangan. Namun mereka hanya tertahan di luar pintar gerbang kantor.
"Kami semua ingin berjuang demi anak dengan nilai baik dikalahkan meteran. Kami tidak terima ini," teriak Agus Priyo, wali murid yang Puterinya bernilai UN 27,10.
Memang sejak pagi, puluhan wali murid kembali menyerbu kantor Dindik Kota Surabaya.
Saat ditemui memang kebanyakan wali murid itu adalah yang anaknya pemilik nilai UN tinggi. Rata-rata di atas 8.
Mereka rela kepanasan dan berdesakan di balik pagar gerbang kantor Dindik karena ingin kepastian penambahan pagu.
Dindik Kota Surabaya akhirnya mengeluarkan kebijakan menambah pagu hingga 4.000.
Penambahan rombel dari semula hanya 32 ditambah 38. Setiap kelas bertambah 6 untuk semua SMPN.
Peluang itu yang diincar para wali murid. Apalagi mereka adalah peraih nilai UN atau Unas tinggi.
Mereka bermandikan keringat bersama puluhan wali murid yang lain karena tertahan di luar pintu gerbang.