TERBARU Daftar Tokoh dan Jenderal (Purn) Berencana Bunuh Wiranto dan Luhut Pandjaitan

Ada 6 tokoh dan jenderal (purn) yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus rencana pembunuhan, antara lain terhadap Wiranto dan Luhut Pandjaitan.

Editor: Tri Mulyono
Warta Kota/Henry Lopulalan
Polisi menunjukan pengakuan salah satu tersangka rencana pembunuhan empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei di Media Center Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (11/6/2019). 

Hari berikutnya, Irfansyah dan Yusuf mengaku kembali ke alamat tersebut.

Mereka kembali mengambil foto dan video lalu dikirim ke Armin.

"Tapi Armin tidak pernah menjawab lagi. Lalu sudah pulang. Kami memutuskan mungkin sudah selesai.

Lalu uang operasional kami bagi-bagi. Sekitar pukul 20.00 19 Mei 2019 saya ditangkap pihak kepolisian berpakaian preman sampailah saya sekarang," Irfansyah memungkasi.

Polisi mengatakan bahwa foto-foto yang dikirimkan IR ke A telah dilaporkan ke KZ.

4. Asmaizulfi (AF alias Fifi)

Dalam rekaman video yang menayangkan pengakuan HK, pria itu menyebut "ibu-ibu juga yang kebetulan juga masih keluarga besar TNI" yang dibayar Rp50 juta untuk senjata.

Ibu-ibu yang dimaksud diduga AF.

Sebelumnya, kepolisian menyebut AF adalah Asmaizulfi alias Fifi, istri seorang purnawirawan TNI.

Dalam jumpa pers Senin (27/5) lalu, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal, menyatakan AF ditangkap pada 24 Mei di kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

"Peran (AF) adalah pemilik dan penjual senjata api ilegal Taurus kepada tersangka HK. Ia menerima hasil penjualan senjata api sebesar Rp 50 juta," kata Iqbal.

Fifi disebut-sebut menjabat Ketua Umum Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat, sebuah kelompok pendukung Prabowo-Sandiaga.

Namun, sebagaimana dilaporkan Warta Kota, anak sulung Fifi, Bayu Putra Harfianto (28), mengklaim tidak benar ibunya turut serta dalam merencanakan pembunuhan empat pejabat negara seperti yang dituduhkan.

"Ibu saya tersangkut kasus ini karena cuma masalah utang-piutang. Ibu saya pinjam uang Rp25 Juta dan jaminannya adalah senjata api pemberian rekan ayah saya," katanya.

Menurut Bayu, senjata api revolver Taurus adalah pemberian rekan ayahnya yang cukup lama disimpan di Gedung Cawang Kencana, Jakarta Timur, di mana ayahnya berkantor sebagai Ketua Yayasan Citra Handadari Utama.

"Lalu senjata itu menjadi jaminan utang ibu Rp25 Juta ke Iwan, atau digadai," ucapnya.

Belakangan Iwan alias HK ditetapkan polisi sebagai tersangka dugaan kasus perencanaan pembunuhan empat pejabat negara dan satu pimpinan lembaga survei.

Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam.
Kericuhan peserta aksi unjuk rasa terjadi di Jalan KH Wahid Hasyim arah perempatan jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019) malam. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

5. Tajudin (TJ)

Dalam tayangan video yang diputar kepolisian, Tajudin mengaku mendapat perintah dari Kivlan Zen melalui Iwan.

"Nama Tajudin, tempat tanggal lahir Bogor 11 Januari 1979.

Saya mendapatkan perintah dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Bapak Haji Kurniawan alias Iwan untuk menjadi eksekutor penembakan target atas nama satu, Wiranto, dua, Luhut Pandjaitan, tiga, Budi Gunawan, empat, Gories Mere," ujar pria dalam tayangan video tersebut.

"Saya diberikan uang tunai total 25 juta dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Haji Kurniawan alias Iwan.

Kemudian rencana penembakan dengan senjata laras panjang kaliber 22 dan sejata laras pendek. Senjata tersebut saya peroleh dari Haji Kurniawan alias Iwan"," tambahnya.

6. Armin (Azwarmi, A)

Menurut polisi, A atau AZ diberikan perintah oleh Kivlan Zen untuk mencari eksekutor pembunuhan.

AZ adalah orang yang diberikan foto-foto dan video Yunarto, pemimpin lembaga survei Charta Politika oleh IR dan Y.

Sosok Armin disebut-sebut dalam tayangan video yang menampilkan HK.

HK mengatakan senjata "Mayer saya percayakan kepada saudara Armin yang di sini Armin adalah sebagai pengawal, ajudan, sekaligus drivernya Bapak Kivlan Zen."

Sebelumnya, kuasa hukum Kivlan, Djudju Purwantoro, menyebut tersangka AZ adalah Armin, orang yang sempat bekerja sebagai supir pribadi Kivlan Zen.

Djudju berujar, Armin adalah mantan anggota TNI.

"Dia baru saja ikut bekerja paruh waktu bersama atau ikut pak Kivlan Zen itu baru sekitar tiga bulanan dan juga termasuk salah satu tersangka pemilik penggunaan senjata api tanpa atau secara tidak sah," kata Djudju kepada kantor berita Antara.

Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Petugas kepolisian terus mendorong massa yang pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu.
Anggota Brimob bersitegang dengan massa di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Petugas kepolisian terus mendorong massa yang pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Bongkar Semuanya

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mendukung kepolisian mengungkapkan seluruh fakta terkait peristiwa kerusuhan 21-22 Mei 2019.

Meski demikian, ia mengingatkan agar polisi menyampaikan fakta peristiwa kerusuhan tersebut sesuai prinsip hukum, bukan karena kepentingan tertentu.

"Bongkar semuanya jadi jangan tanggung-tanggung, bongkar saja.

Tapi pasti lah pembongkaran itu harus disertai bukti dan jangan karena framing politik," kata Hidayat, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Hidayat juga menekankan bahwa penyampaian fakta tersebut harus disertai bukti.

"Sampaikan secara bukti, bahkan kami dari dulu juga minta agar ini semuanya dibongkar termasuk kasus KPPS yang meninggal banyak itu, itu bagaimana penyelesaian masalahnya," kata Hidayat.

Polisi juga diminta mengusut tuntas soal korban kerusuhan yang terkena peluru tajam termasuk anak-anak yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

"Jadi bongkar lah semuanya secara transparan sesuai dengan fakta hukum, supaya dengan demikian maka orang masih tahu bahwa kita masih berada di negara hukum yang bernama Indonesia," ujar Hidayat.(BBC Indonesia/Kompas.com)

Artikel ini sebelumnya tayang di BBC Indonesia berjudul: Kivlan Zen dan tujuh sosok yang diduga terlibat rencana pembunuhan Wiranto dan Luhut Pandjaitan dan  Kompas.com dengan judul "Hidayat Nur Wahid: Bongkar Semuanya, Jangan Tanggung-tanggung"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved