Sambang Kampung Kendangsari

Agus Siswanto Jadikan Hasil Membuat Kerajinan sebagai Penghasilan Utama sejak Di-PHK

Menempati rumah sempit di Kendangsari XI nomor 37A, Agus Siswanto dan istrinya, Sumiin, kerap membuat kerajinan hantaran hingga dekorasi pelaminan.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
surya.co.id/sulvi sofiana
Agus Siswanto dan istrinya, Sumiin, membuat kerajinan di rumahnya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Memiliki kemampuan membuat kerajinan tangan janur hias pernikahan menjadi pendapatan sampingan bagi Agus Siswanto (47). Apalagi kerajinan tangan ini menjadi hobinya sejak muda.

Namun, sejak tahun 2012 saat dirinya di-PHK kerajinan tangan ini menjadi satu-satunya penghasilan utama Siswanto. Mulai dari membuat dekorasi untuk pelaminan hingga berbagai kerajinan dalam menghias seserahan.

"Awalnya hanya sekedar mengisi waktu dan bantuin kenalan yang minta dibuatin hiasan. Tetapi sejak di-PHK jadi penghasilan utama saya," tandasnya.

Menempati rumah sempit di Kendangsari XI nomor 37A, Agus Siswanto dan istrinya Sumiin kerap membuat berbagai kerajinan hantaran hingga dekorasi pelaminan. Tak hanya seputar pernikahan, mereka juga membuat beragam kerajinan daur ulang yang kerap dipesan banyak orang.

"Kami tidak punya barang jadi, semuanya sesuai pesanan. Mau dibikin apa pasti saya bikinkan,"ungkap suami Sumiin.

Ia bercerita, awal mula bisa membuat beragam dekorasi pengantin seperti bikin hiasan janur, sebab saat ia muda masyarakat biasa membuat janur hiasan nikah sendiri.

"Dari dulu saya belajar otodidak. Dan sering dapat pesanan hiasan janur.
Dan jadinya apapun yang berhubungan dengan rias dan asesoris bisa disiapkan. Saya ketemu istri juga sudah bisa njanur, baru istri belajar rias," lanjutnya.

Kemampuan membuat kerajinan tangan Siswanto telah menyebar dari mulut ke mulut. Bahkan ia telah mendaftarkan lokasi rumahnya di google map sebagai rumah produksi Rifa Craft. Singkatan nama kedua anaknya yang menjadi merek kerajinan buatan mereka.

"Sekarang saya sedang buat hantaran pesanan orang buat anaknya. Maunya model jadul kayak zaman nikahannya dia, karena dulu saya juga yang bikin, sekarang kembali pesankan ke saya," lanjutnya.

Ia juga membuat beragam kerajinan kostum karnaval yang biasa digunakan ibu PKK ataupun anak-anak. Dengan konsep yang diinginkan pemesan, ia kerap membuat berbagai kostum dari berbagai bahan daur ulang.

"Ada bando, bros, gaun sampai rompi dan topi dari bahan daur ulang," ujarnya.

Selain mendapat pesanan melalui kenalan yang mengetahui kemampuannya. Pesanan juga berdatangan dari istrinya yang menyediakan jasa merias.

Kemampuan membuat kerajinan ini kemudian mulai diakui masyarakat hingga dia kerap diundang mengajar membuat kerajinan di tingkat kelurahan dan kecamatan.

"Saya juga ngajar kerajinan di sekolah, bahkan sekarang jadi guru ekskul pramuka," tambahnya.

Sedang istrinya Siswanto, Sumiin, mengku  tak jarang ia mendapat pesanan merias karnaval, sehingga ia bisa sekalian menyediakan kostum yang diinginkan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved