Berita Tulungagung

Asal Mula Edet, Gilingan Padi yang Berubah Jadi Kendaraan Angkut Hingga Tewaskan 3 Warga Tulungagung

Dari suara mesin diesel yang berbunyi, “det… det… det,” akhirnya warga dengan mudah menyebutnya edet.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/istimewa
Edet yang menabrak tiga warga Desa Sidem, Kecamatan Gondang hingga meninggal dunia. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Tiga warga Desa Sidem, Kecamatan Gondang meninggal dunia, Selasa (28/5/2019) sore setelah terlindas edet, gerobak modifikasi yang sudah dilengkapi dengan mesin.

Ketiga korban adalag ibu dan anak Kristin Puspa Lingga (27) dan Titis (6) serta keponakannya, Vania (6).

Edet adalah kendaraan rakitan warga, layaknya sebuah truk kecil untuk mengangkut barang.

Edet muncul sekitar akhir 90-an.

Saat itu muncul inovasi huller atau mesin penggilingan padi keliling.

Waktu itu tempat penggilingan padi di Tulungagung berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah mesin penggiling.

Warga yang akan menggilingkan padinya harus datang ke tempat ini.

Muncul ide membuat huller keliling, untuk memudahkan.

“Jadi ide awalnya agar warga tidak susah-susah bawah gabah ke penggilingan. Kami yang datang bawa mesin penggilingnya,” ujar JW (34), seorang pemilik Edet asal Boyolangu.

Huller keliling ini dibangun dari rangka sebuah mobil.

Gardan dan setir dipertahankan apa adanya.

Hanya di bagian mesin yang diganti dengan mesin diesel siliner tunggal, namun bervolume besar.

Dari suara mesin diesel yang berbunyi, “det… det… det,” akhirnya warga dengan mudah menyebutnya edet.

Munculnya huller keliling atau edet ini membuat usaha penggilingan padi mengalami kemunduran.

Bahkan mayoritas harus tutup karena tidak mampu bersaing dengan huller keliling.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved