Ancaman Gatot Nurmantyo pada Para Jenderalnya yang 'Bermain' Politik Praktis saat Ia Panglima
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo mengaku pernah memberikan ancaman kepada para jenderalnya yang 'bermain' politik praktis
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Tri Mulyono
SURYA.co.id - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo mengaku pernah memberikan ancaman kepada para jenderalnya yang 'bermain' politik praktis.
Dilansir dari acara e-Talkshow yang dipandu oleh Wahyu Muryadi, Jumat (3/5/2019), ancaman Gatot Nurmantyo itu ia lontarkan dalam sebuah rapat saat masih menjabat sebagai panglima TNI.
Tak tanggung-tanggung, Gatot Nurmantyo saat itu memegang komando opersional tiga matra TNI (AD, AU, dan AL) mengancam akan membuat pelakunya 'merintih'.
"Saya sampaikan kepada perwira tinggi dalam rapat itu, saya ingatkan jangan bermain dengan politik praktis, kalau ada para jenderal yang bermain dengan politik praktis, bukan saya buat menderita, saya buat merintih," ujar Gatot.
• Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Bongkar Kelemahan KRI Tjiptadi 381 yang Ditabrak Kapal Vietnam
• Jenderal TNI Berjaket & Bawa Pistol Nekat Menyusup Dalam Misi Kopassus, Aksinya di Luar Dugaan
• Tips Mengendalikan Asam Urat Selama Puasa Ramadhan 2019, Waspadai 4 Jenis Makanan ini
• Potret Mengharukan Bocah Peluk Peti Mati Ibunya Viral di Facebook, Bahkan Tidur di Sampingnya
Ia lantas menuturkan sejumlah kekhawatirannya bagi TNI yang melakukan hal demikian.
"Mengapa demikian, daripada merintih di neraka, karena sumpahnya saja setia kepada negara Republik Indonesia," ungkapnya.
Gatot menegaskan bahwa para jenderal tersebut telah melakukan sumpah setia dan hanya kepada Indonesia.
"Dan kalau namanya pemimpin sudah berpihak kepada salah satu politik. Seperti berpihak salah satu, pasti dia pelacur politik, rendah," kata Gatot.
"Yang kedua, pasti dia seorang pemimpin yang suatu saat rela mengorbankan anak buahnya untuk kariernya dia, untuk pangkat dan jabatannya, itu tabu bagi TNI," jelasnya kembali.
"Apalagi pangkat jenderal, tidak boleh seperti itu, maka saya ingatkan dengan cara yang keras, supaya ingat selalu, kalau tentara ndak tahu diancam, kalau panglima ngomong begitu, 'wah wow sekali' itu sesuatu yang tabu," ujar Gatot yang mendapat tepuk tangan penonton studio.
Lihat videonya di menit ke 25:15
• Enggan Akui Pilih Prabowo, Gatot Nurmantyo Dikomentari Pedas: Masih Pengen Jadi Menteri Kayaknya
Alasan Gatot Nurmantyo Idolakan Prabowo Subianto
Sebelumnya, terungkap bahwa Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengidolakan sosok Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Di mata Gatot Nurmantyo, Prabowo merupakan sosok yang selalu berhasil memimpin kesatuan di TNI. Itu membuat Gatot kagum kepada Prabowo.
Namun, pada Pilpres 2019 ini, Gatot mengaku masih pakewuh antara mendukung calon petahana, Joko Widodo ( Jokowi) atau Prabowo.
Gatot lalu memberikan alasan saat diwawancarai presenter TV One.
Sekadar diketahui, sudah banyak purnawirawan TNI menunjukkan arah dukungan politiknya ke salah satu kubu yang berkompetisi di Pilpres 2019.
Namun, Gatot Nurmantyo sampai saat ini masih belum menentukan arah dukungannya alias netral. Tidak seperti yang dilakukan oleh senior-seniornya.
Hal itu dilakukan Gatot Nurmantyo lantaran merasa memiliki hubungan baik dengan kedua capres, Jokowi atau Prabowo.
Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo adalah sosok yang telah melantik Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI.
Gatot merasa 'tidak etis' jika harus berseberangan dengan Jokowi.
"Saya kurang lebih satu tahun pensiun dari Panglima TNI," kata Gatot saat wawancara di Kabar Petang TV One yang diunggah di Youtube, Rabu (10/4/2019).
"Pada saat saya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, yang melantik saya sebagai Panglima TNI adalah Pak Jokowi."
"Saya pikir dalam kondisi seperti ini, tidak etis kalau saya berseberangan dengan kubunya pak Jokowi," imbunya.
• Peringatan Tersirat Muzdalifah Saat Ucapkan Selamat Ultah ke Fadel Islami, Sebut Soal Jaga Perasaan
• Tes Kepribadian - Jam Tidur Ternyata Ungkap Sifat Asli Seseorang, Segera Cek Waktu Tidurmu!
• Respons Ustadz Solmed Soal Cara Permintaan Maaf Andre Taulany ke MUI, Ini Jadi Pelajaran, Katanya
• Sosok Untung Pranoto Mantan Preman yang Jadi Kopassus, Kariernya Melesat dengan 17 Kali Naik Pangkat
Di sisi lain, Gatot saat menjadi prajurit TNI juga mengaku mengidolakan sosok Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Menurut Gatot, Prabowo adalah sosok yang selalu berhasil memimpin kesatuan di TNI.
Sehingga, ia kagum pada Prabowo dan 'tidak enak' jika harus bertentangan dengan sosok yang dikagumi.
"Saya adalah prajurit TNI, saat saya masih berpangkat mayor, kapten, saya jujur mengidolakan sosok seorang Prabowo Subianto," kata Gatot.
"Beliau kalau memimpin di satu kesatuan, ada hal yang selalu berubah."
"Yaitu profesionalisme prajurit, peningkatan kualitas satuan dan kesejahteraaan prajurit itu ciri khasnya."
"Dan kalau beroperasi tidak pernah gagal"
"Orang yang saya idolakan kemudian kok saya betentangan kan tidak enak kan," ungkapnya.
Alasan lain yang membuat Gatot Nurmantyo tak memihak salah satu kubu adalah karena faktor keluarga.
Gatot mengaku ingin istirahat di rumah dan momong cucu.
"Di samping itu, kalau saya ikut ke salah satu kubu, saya harus keliling kampanye kan."
"Padahal saya sudah janji mau santai momong cucu."
"Tapi datang ke TPS."
"Karena saya masih bingung, biarlah nanti saya di bilik mudah-mudahan saya tidak bingung," katanya.
• 5 Artis ini Dulunya Ternyata Anggota TNI/Polri, Bahkan Ada yang Berpangkat Jenderal Bintang Satu
Beber orang haus kekuasaan
Di samping itu, Gatot Nurmantyo juga memperjelas pernyataannya tentang 'orang yang haus kekuasaan' dalam captionnya di video purnawirawan AM Hendropriyono
Seperti diketahui, Gatot Nurmantyo mengunggah video pernyataan purnawirawan AM Hendropriyono soal Pilpres 2019 disertai dengan caption "Jangan lupakan sejarah dan jangan mau dipecah belah sama orang2 yang haus kekuasaan !!!!,"
Penjelasan Gatot tentang captionnya itupun diungkap dalam wawancara dengan Kabar Petang tvOne, Rabu (11/4/2019) malam.
Mulanya, penyiar tvOne Tysa Novenni bertanya soal komentar Gatot Nurmantyo dalam pernyataan purnawiran Hendropriyono di Instagram pada Jumat (29/3/2019) lalu.
"Ada juga statemen dari Hendropriyono bahwa sebetulnya kontestasi Pilpres 2019 ini bukan soal 01 dan 02 tapi soal ideologi antara soal Khilafah dan Pancasila," ujar Tysa.
"Saya mencatat di sosial media begini. 'Jangan lupakan sejarah dan jangan mau dipecah belah sama orang-orang yang haus kekuasaan' ketika bapak mengomentari soal video itu gimana?," tambahnya.
Gatot lalu memberikan jawaban bahwa pernyataan Hendropriyono bisa membuat rakyat yang pada pemilu 2014 telah terpecah, kembali terpisah.
"Jadi mari kita lihat situasi politik kita secara keseluruhan dengan secara obyektif, jangan mengecap satu sebelah sini satu sebelah sini," jawab Gatot.
"Tahun 2014 kita sudah terpisah karena kontestasi sama saja dan jangan membuat kita terpisah lagi. Dan ini bukan merupakan solusi justru menambah permasalahan."
"Dalam kondisi seperti ini jangan justru dipecah demi kepentingan politik-politik tertentu," tuturnya.
Tysa lalu kembali menegaskan soal siapa yang dimaksud haus kekuasaan pada pernyataan Gatot tersebut.
"Yang haus kekuasaan siapa pak? Yang cukup menarik 'orang-orang yang haus kekuasaan' di situ siapa pak?," tanya Tysa.
Gatot lalu menjawab orang yang haus kekuasaan adalah orang yang ingin sekali menang.
"Yang pengin menang, dengan mempolitisasi ini kan menyudutkan sesuatu," jawabnya.
"Dua-duanya pengin menang lo pak," tegas Tysa kembali.
"Lah yang komentar itu dari mana, gitu saja," jawab Gatot sambil tertawa.
Mendengar pernyataan dari Gatot, Tysa pun ikut tertawa.
Sebelumnya, mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) mengunggah video purnawirawan AM Hendropriyono yang berbicara di depan massa. Isinya Pilpres 2019 bukan soal Jokowi vs Prabowo, tapi Pancasila vs Khilafah.
Gatot Nurmantyo mengunggah video tersebut di akun Instagramnya, @nurmantyo_gatot, pada Jumat (29/3/2019). Gatot juga mengunggah link berita pernyataan Hendropriyono itu dari berita sebuah portal.
Dalam pembicaraannya itu, Hendriyopono mengatakan bahwa saat ini Pilpres bukan hanya soal capres Jokowi dan Prabowo saja.
"Pertempuran bukan sekedar pertempuran Prabowo dengan Jokowi," ujar Hendriyopono melalui video.
"Tapi pertempuran antara merah putih dengan bendera hitam, antara Pancasila dan Khilafah, maka hari ini kita datang ke sini untuk menolak mereka."
"Bahkan menolak dari proses demokratisasi domain yang akan diselenggarakan pada tanggal 17 April 2019, jadi saya minta kepada seluruh bangsa, pada seluruh anak bangsa tolak gerombolan yang telah mengotori Pilpres 2019 nanti, kalau ini ditolak kami akan turun, dan tolak."
Hendriyopono juga mengomentari soal adanya ide putihkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sering didengungkan.
"Aksi konsentrasi seperti di masjid, kemudian ada ide untuk membangun dapur umum, ada instruksi untuk memutihkan TPS, ini salah satu bentuk teroris, teror pada bangsa ini," ujar Hendriyopono.
Mengomentari pernyataan Hendiyopono, Gatot memberikan peringatan.
"Jangan lupakan sejarah dan jangan mau dipecah belah sama orang2 yang haus kekuasaan !!!!," tulis Gatot.
• Spesifikasi Vivo S1 Pro yang Dirilis April 2019, Hp dengan Pop-up Kamera Selfie Seharga Rp 5 Jutaan
• Momen Lucu Sahur Pertama Baim Wong dan Paula Verhoeven, Sampai Bikin Baim Kesal
Simak video selengkapnya di bawah ini.
• Fakta Terbaru Penghinaan ke Habib Rizieq Shihab & Ijtima Ulama 3, Pelaku Mabuk Miras dan Narkoba
• Benek Cilik Asal Mataram Bersepeda 90 KM Demi Nonton Persebaya di Stadion, Aksinya Dicegah Polisi
• Baru 5 Lembar Baca Alquran, Artis Ini Langsung Mualaf. Begini Kabar Terbaru 12 Artis Hijrah Lainnya
• Jadwal Buka Puasa Jakarta, Surabaya, Malang, Medan & Bandung Hari ini Senin 6 Mei 2019
*Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gatot Nurmantyo Pernah Ancam Jenderal yang Ikut Politik Praktis: Daripada Merintih di Neraka