Pengakuan Anggota TNI & Panwaslu yang Dikeroyok Massa Saat Lihat Kampanye, Diselamatkan Sang Istri
Seorang anggota TNI dan anggota Panwaslu yang dikeroyok simpatisan partai saat melihat kampanye memberikan pengakuannya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara.
Dari olah kejadian itu, didapati tidak hanya terdapat korban aniaya.
Beberapa rumah rusak, mobil dan motor juga rusak.
Polisi pun juga sudah menerima laporan dua korban aniaya ini. Pihaknya memastikan akan mencari pelaku perusakan maupun penganiayaan itu.
"Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku," katanya.
• Waspadai Pria Tunjukkan Alat Vital via Video Call Whatsapp, Wanita ini Ungkap Kisahnya & Viral di FB
• VIRAL VIDEO Suami Gendong Istrinya Hamil 8 Bulan di Tengah Banjir Seleher, Ini Kronologi Sebenarnya
• Nikita Mirzani Ancam Sosok ini Saat Unggah Video Kriss Hatta Ditahan, Tunggu Giliran Elo, Katanya
Keracunan Air Ketuban, Tubuh Balita di Mojokerto ini Hanya Tinggal Tulang dan Kulitnya Saja
Sebelumnya, video detik-detik seorang anggota TNI dikeroyok simpatisan partai saat melihat kampanye menjadi berita viral setelah diunggah Tribun Video (grup Surya.co.id).
Video anggota TNI dikeroyok simpatisan partai saat melihat kampanye ini awalnya diunggah oleh akun Facebook Rizka Septi Ajakh pada Minggu (8/4/2019).
Menurut keterangan, insiden tersebut terjadi di dusun Malangan, Desa Bantar Kulon Bangun Cipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta pada Minggu (7/4/2019) pukul 17.15 WIB.
Diketahui, nama TNI tersebut adalah Setia Budi Haryanto seorang Ba TIM Intel Korem 072/PMK yang tinggal di Bangun Cipta, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta.
Dikutip dari TribunWow, awalnya para simpatisan partai itu melakukan konvoi setelah kampanye di alun-alun Wates, Kulon Progo.
Setia Budi kemudian melihat konvoi bersama warga yang lain di kawasan Bantar Kulon.
Tiba-tiba ada keributan orang yang menggunakan baju merah di jembatan Bantar Kulon.
Dia kemudian merekam keributan tersebut dengan kamera dan tiba-tiba ia diserang oleh seorang simpatisan partai.
Saat diserang, ia mengaku sebagai anggota TNI tapi tidak dihiruakan.