Berita Mojokerto
Begal Payudara Berkeliaran di Mojokerto, Beraksi Petang Hari, Ini Pengakuan Guru yang Jadi Korban
Para begal payudara berkeliaran di kawasan Jalan Bypass Mojokerto. Biasanya, mereka beraksi petang hari. Salah satu yang jadi korban adalah guru.
Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | MOJOKERTO - Para begal payudara berkeliaran di kawasan Jalan Bypass Jampirogo Mojokerto. Biasanya, mereka beraksi petang hari, Rabu (20/3/2019).
Salah satu yang jadi korban adalah seorang guru. Guru yang menjadi korban adalah guru L, warga Trowulan, Mojokerto.
Guru L menceritakan, kejadian itu berawal ketika tiba Jalan Bypass Jampirogo. Saat itu, ada seorang laki-laki dari arah belakang memepetnya lalu melakukan pelecehan pada payudara sebelah kanannya.
Guru L megungkapkan saat itu dirinya berjalan dari arah Trowulan menuju Kota Mojokerto.
"Saya melintas di Jalan Bypass Jampirogo, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Kejadiannya sekitar pukul 17.20 WIB," kata L, Kamis (21/3/2019).
• Tersebar di WhatsApp (WA) dan FB, Video Call Panas Gadis Tuban Direkam Polisi Gadungan
• Rumah Tangga Evi Masamba Retak, Hapus Foto Suami dan Curhat: Cukup Aku Saja yang Menderita
• Foto Tanpa Busana 50 Karyawati Perusahaan Kecantikan Viral di Whatsapp & FB, 34 Orang Ditahan Polisi
• 5 Fakta di Balik Tangis Bupati Nonaktif Mojokerto di Depan Jasad Anaknya, Dikawal 2 Petugas Rutan
• Kamera Tersembunyi Rekam Video P*rno 1.600 Tamu di Kamar 32 Hotel, Bisa Live Online Berbayar
"Saya saat itu hendak takziah. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang tangannya menyentuh payudara saya," katanya.
"Saya ingat pelakunya, ciri-cirinya dia mengendarai sepeda motor Supra nopolnya kalau tidak salah S 2011 Q. Kemudian dia memakai sarung serta peci," ujarnya.
Guru L mengatakan, kejadian pelecehan itu begitu cepat. Menurutnya pria tersebut sengaja menyasar dirinya.
"Padahal saat itu sedang hujan. Saya juga mengenakan jas hujan warna gelap," ungkapnya.
L sempat berupaya mengejar pelaku hingga beberapa meter. Tetapi, pelaku langsung memacu kencang kendaraannya.
"Saya sempat ingin menendang motor pelaku. Namun, karena jaraknya cukup jauh dan kaki saya tidak sampai, pelaku pun akhirnya berhasil kabur dengan masuk di salah satu gang wilayah Daleman," bebernya.
"Pelaku sempat menoleh ke arah saya. Kulitnya gelap dan matanya agak lebar. Sesampainya di lokasi takziah saya syok dan menangis. Saya mengimbau kepada perempuan agar berhati-hati," sebutnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Muhammad Solikhin Fery, mengatakan belum ada laporan terkait kasus begal payudara.
"Belum ada laporan terkait kasus itu (begal payudara)," tandas Fery.
• Daftar Korban Dalam Perburuan KKB Papua Setahun Terakhir, 4 TNI Gugur hingga Pemerkosaan Guru
Sudah Beristri, Polisi Gadungan Nekat Viralkan Foto Tanpa Busana Pacar, Kenal di FB & Bertemu Sekali
• VIDEO Kronologi 50 Karyawati Tanpa Busana Perusahaan Kecantikan, Fotonya Tersebar di Whatsapp & FB
• Billy Syahputra & Hilda Vitria Sudah Putus, Mantan Kriss Hatta Ungkap Masalahnya dengan Angela Lee
• Janji Lia Ladysta Usai Dilaporkan Syahrini Soal Fitnah Dekat dengan Haji Isam, Sabar Ya, Katanya
Diperas
Sementara itu, di Lampung Tengah, seorang wanita cantik umurnya masih 23 tahun mengajak satu pria kencan di kamar kos. Untuk mengelabui para tetangga, pria tersebut masuk kamar kos lewat pintu belakang.
Walhasil, di kamar kos itu hanya ada wanita dan pria berduaan. Mereka pun sedang asyik berbicara intim.
Wanita itu bernama Berta Liana (23). Dia sengaja mengajak pria tersebut berkencan di kamar kosnya di Kampung Ono Harjo, Lampung Tengah.
Pria itu bernama Lukman. Dia datang seorang diri ke kamar kos Berta melalui pintu belakang, pada Selasa, 19 Maret 2019 sekitar pukul 22.00 WIB.
Namun, tak lama kemudian, tiga pria menggerebek mereka dengan datang secara bergiliran. Satu di antaranya membawa senjata tajam.
Setelah beberapa lama berduaan di dalam kamar, tiba-tiba datang dua orang Indra dan Efendi berpura-pura melakukan penggerebekan.
Tak lama kemudian, datang Sutatno (Sutat) yang mengaku sebagai suami Berta Liana.
Dalam kondisi tersebut korban terdesak dan tak bisa berbuat apa-apa karena digerebek oleh ketiga orang lelaki.
Sutat meminta uang damai kepada korban sebesar Rp 20 juta malam itu juga.
"Tersangka Sutat mengancam menggunakan senjata tajam memaksa saya menyerahkan uang damai," kata Lukman.
Karena tak ada uang, Lukman pun harus meminjam uang dari kerabatnya.
Pergilah Lukman diantar Sutat ke rumah kerabat Lukman meminjam uang.
Pada saat itu Lukman hanya mendapat pinjaman sebesar Rp 2,5 juta.
Lukman berjanji akan mencari lagi uang keesokan hari.
Namun, korban hanya bisa memenuhi uang sebesar Rp 2,5 juta lagi, sehingga total uang yang sudah ia beri Rp 5 juta.
Peristiwa ini bermula dari pertemuan Berta dengan korban Lukman Hakim di Bandar Jaya, Lampung Tengah.
Pada pertemuan itu, Berta dan Lukman Hakim saling bertukar nomor WhatsApp.
Komunikasi berlanjut ke aplikasi WhatsApp.
Ternyata Berta bersama tiga rekannya sengaja mengatur skenario untuk menjebak Lukman.
Berta mengajak Lukman berkencan di kamar indekosnya di Kampung Ono Harjo, Lampung Tengah.
Sadar dirinya ternyata dijebak oleh sindikat pemeras, Lukman pun melaporkan mereka.
Berta Liana mengatakan, bersama tiga rekannya melakukan penjebakan kepada Lukman Hakim.
"Nantinya, setelah korban ketakutan lalu dapat menyerahkan uang yang diinginkan," papar dia.
Namun begitu, wanita yang mengaku belum bekerja itu mengatakan baru beberapa bulan terakhir kenal dengan ketiga tersangka lainnya.
Selain itu, aksi pemerasan dengan modus chating dan berkencan itu baru satu kali dilakukan.
Sutat (40) mengatakan uang hasil pemerasan terhadap korban sudah mereka bagi tiga.
Setiap orang mendapat bagian berbeda sesuai dengan perannya masing-masing.
"Hasil kami bagi, saya mendapatkan Rp 900 ribu, Efendi dapat Rp 750 ribu, sementara Berta dan Indra dapat Rp 2,1 juta. Sisanya Rp 250 ribu kami bagi untuk makan dan rokok," terang Sutat kepada penyidik kepolisian.
Ia menjelaskan, modus pemerasan dengan mengumpankan teman perempuan mereka sengaja dilakukan.
Tujuannya guna mendapatkan keuntungan dari uang perdamaian yang mereka sepakati.
Komplotan pemeras ini akhirnya ditangkap aparat Polsek Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Kepala Polsek Terbanggi Besar, Komisaris Donny Hendridunand mengatakan, penangkapan para tersangka berdasarkan pengembangangan yang dilakukan jajarannya atas laporan korban Lukman Hakim.
"Begitu laporan korban kami terima, lalu para tersangka kami tangkap, Rabu ini di kediaman masing-masing," ujar Donny.
Keempat tersangka adalah Berta dan Sutat, ditangkap di Kampung Ono Harjo, Indra ditangkap Kampung Terbanggi Besar dan Efendi di Gunung Sugih.
Polisi juga mengamankan barangbukti satu unit sepeda motor merk Mio Soul warna hijau biru.
Para tersangka dijerat Pasal 368 KUHPidana dengan ancaman 9 tahun penjara.
• Detik-detik Seorang Wanita Terhisap di Makam Ibunya Saat Ziarah, Penjaga Makam Sampai Digugat
• Buntut Masalah Lia Ladysta vs Syahrini, Terancam Dibui Usai Bongkar Hubungan Inces & Pak Haji (Mr H)
• Usai Viral Penghina Kopassus, Kini Akun Remaja Diburu Karena Hina Brimob yang Gugur Lawan KKB Papua
• Nia Ramadhani Percaya Diri Pamerkan Tato, Intip Gaya Sederet Artis di Insert Fashion Awards 2019
• Viral di Whatsapp & Medsos Salam 2 Jari 6 Guru Honorer Tangerang, Banten, Ini Nasib Mereka Sekarang