5 Fakta Rayhan Siswa di Aceh yang Tewas Dianiaya Seniornya Karena Hutang, Ini Curhatan Terakhirnya

Siswa SUPM Negeri Ladong, Aceh Besar tewas dianiaya seniornya gara-gara masalah hutang. Berikut rangkuman fakta-faktanya

Facebook YuniRusmini
Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019). Begini kondisinya 

SURYA.co.id - Siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Rayhan tewas dianiaya seniornya hanya gara-gara masalah hutang

Dikutip dari Serambinews.com, Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto mengungkapkan pembunuh Rayhan dalah seniornya dari kelas tiga, berinisial AN

Mayat Rayhan ditemukan dalam kondisi mengenaskan di atas bukit belakang asrama sekolahnya pada Jumat (1/3/2019) lalu.

Dilansir dari Serambinews.com, berikut fakta-fakta tentang kasus Rayhan siwa di Aceh yang tewas dianiaya seniornya gara-gara hutang

1. Masalah Hutang

Trisno mengatakan pelaku menganiaya korban karena masalah utang-piutang.

Awalnya Rayhan telah meminjam uang kepada rekannya dan rekan korban juga pernah meminjam uang kepada tersangka AN

AN awalnya menagih hutang kepada rekan Rayhan itu.

Akan tetapi, rekan Rayhan mengatakan ia sedang tak punya uang.

“Begitupun, rekan seangkatan Rayhan ini mengaku uangnya pernah dipinjam Rayhan, tapi belum dikembalikan. Lalu tersangka pelaku menagih uang pada Rayhan," ujar Trisno.

"Mungkin dalam proses penagihan uang yang dipinjam itulah terjadi penganiayaan berlanjut."

Identitas Prajurit Kopassus yang Gugur Saat Perburuan KKB Papua di Nduga, Ayahnya Orang penting

Nikita Mirzani Ngaku Tahu Hubungan Syahrini & Reino Barack Sebelum Nikah, Sosok Ini yang Membocorkan

Sempat Bikin Ashanty & Jerinx SID Berseteru, Anang Hermansyah Akhirnya Resmi Tarik RUU Permusikan

2. Sempat Menghilang

Menurut sang ibu, Reni Rahayu (41) bercerita ketika Rayhan menghilang, pihak sekolah menghubungi dirinya.

"Pas Rayhan (Aan) hilang sekolah tidak ada kabari ke orangtua. Jawaban sekolah ada yang bilang tunggu 3 hari ada yang bilang 2 hari," ujarnya.

3. Kronologi Penganiayaan

Kombes Pol Trisno mengatakan pelaku AN merupakan tersangka tunggal yang diduga menganiaya korban pada Selasa, (26/2/2019).

Penganiayaan itu terjadi di dua tempat terpisah, tapi keduanya masih dalam lingkungan SUPM Ladong.

Penganiayaan pertama dilakukan tersangka AN di masjid.

Sedangkan penganiayaan yang kedua terjadi di kapal berkonstruksi beton yang selama ini digunakan untuk simulasi para siswa SUPM.

Pada penganiayaan itu, pelaku membenturkan wajah korban ke tembok, sehingga menyebabkan luka lebam.

"Selain itu, tersangka juga memukul wajah korban. Namun, sehari setelah penganiayaan Selasa itu, pada Rabu siang, 27 Februari 2019, korban masih terlihat di sekolah."

"Tapi, kondisinya sudah mulai memburuk karena sudah tak sanggup lagi mengikuti pelajaran seperti biasanya,” jelas Trisno.

Lalu, pada hari berikutnya, yakni Kamis, (28/2/2019), korban Rayhan yang mengambil Jurusan Nautika di SUPM Ladong itu sama sekali tak lagi terlihat.

Petugas asrama, guru, dan pegawai SUPM Negeri Ladong berupaya mencari yang bersangkutan, tetapi masih tidak ditemukan.

Pihak sekolah pun berupaya menghubungi keluarga untuk mengonfirmasi keberadaannya, namun ternyata Aan tidak pulang ke rumahnya.

Tapi ada saksi mata yang menyebutkan korban sempat menuju ke perbukitan.

4. Kondisi Jenazah

Seorang pengembala domba, Abdul Munir (53) kemudian menemukan korban tak bernyawa di atas bukit sekitar 300 meter dari belakang pekarangan asrama sekolah SUPM.

Korban saat ditemukan dalam kondisi wajah yang mengalami luka parah.

Selain itu pada belakang kepala juga terdapat luka memar.

Kondisi jenazah, memperlihatkan tanda-tanda penganiayaan berat.

Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019). Begini kondisinya.
Kronologi Temuan Mayat Siswa di Belakang Asrama, Jumat (1/3/2019). Begini kondisinya. (Facebook YuniRusmini)

Di bagian wajah terlihat menghitam seperti hantaman benda tumpul (dibenturkan) dan juga bekas seperti disundut rokok di bagian kening.

Setelah menemukan mayat, Abdul langsung melapor kepada seorang PNS di SUPM Ladong, Usman (33).

Usman melanjutkan laporan tersebut ke Polsek Krueng Raya.

Polsek Krueng Raya kemudian ke lokasi dan melakukan penyelidikan.

Polisi langsung bergerak cepat dengan memeriksa sejumlah saksi, terdiri atas siswa, guru, satpam, dan pemilik kantin yang totalnya 18 orang.

Dari pemeriksaan 18 saksi itulah, polisi mulai mendapatkan titik terang tentang identitas tersangka pelaku penganiayaan mengarah kepada NA yang tak lain adalah senior Rayhan.

Kecurigaan polisi terhadap AN, antara lain, karena setelah penemuan mayat Rayhan ia menghilang dari sekolah dengan alasan ke pihak sekolah ingin berobat di luar.

“Kecurigaan kami semakin kuat mengarah ke AN karena kebetulan ada saksi yang melihat langsung ia memukul korban di lingkungan sekolah beberapa hari sebelum Rayhan ditemukan menjadi mayat,” beber Trisno.

Kombes Pol Trisno Riyanto menambahkan, begitu dugaan mengarah ke AN sebagai tersangka pelakunya, satu tim Opsnal Satuan Reskrim Polresta langsung bergerak ke Kota Sabang dan berhasil meringkus tersangka di kota wisata itu pada Sabtu (2/3/2019).

"Namun, kita belum bisa jelaskan lebih jauh karena masih harus menunggu hasil autopsi yang akan menerangkan penyebab korban meninggal."

"Meski di satu sisi, tersangka sudah mengakui perbuatannya,” sebut Kombes Trisno, didampingi Kasat Reskrim, AKP M Taufiq SIK

5. Curhat Terakhir Korban

Saat Rayhan ditemukan tewas, sang ibu sempat bercerita soal komunikasih terkahir dengan korban.

Menurut sang ibu, Reni Rahayu (41), Rayhan pada Rabu (27/2/2019) sekitar pukul 17.21 WIB, curhat kepada dirinya, bahwa ada rekan sang anak yang dipukuli, bahkan korban juga mengaku dipukuli.

Reni menuturkan Rayhan sempat mengirim pesan melalui Facebook

"Iya mama nggak tau tentang anak Medan kan. Lagi panas-panasnya nih di semua SUPM.

Udah sampek Jakarta.

Iya kemarin lah yang tinggal 2 angkatan sama anak kelas 2.

Anak Medan kelas 1 nya dipukulin.

Iya Aan (Rayhan) pun kena tapi Aan (Rayhan) diam-diam aja," tulis Rayhan di Facebook Messenger.

Reni mengaku sempat membalas pesan Facebook Messenger Rayhan itu beberapa menit kemudian.

"Ada masalah apa An?," balas sang ibu pukul 17.26 WIB.

Namun setelah itu tidak ada kabar lagi sama sekali.

"Saya tanya ada masalah apa, tapi sudah enggak ada di balasnya pesan," ucap Reni.

Merasa resah dengan curhatan sang buah hati, Reni mengaku dirinya gelisah hingga meriang dua hari.

"Saya dalam 2 hari dari Rabu duduk sana kesini meriang. Badan saya gampang capek dan cuma duduk-duduk lihat TV."

"Saya pantau HP nggak ada kabar juga. Bahkan pas Jumat (1/3/2019) pagi, kayak ada yang manggil 'mama' teriak-teriak kayak suara Rayhan," ungkap Reni.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved