Tsunami Selat Sunda
Kabar Terkini Aditia Bocah yang Selamat dari Tsunami Karena Ikut Seleksi Timnas, Punya Keluarga Baru
Kondisi terkini Adit bocah yang selamat dari tsunami gara-gara ikut seleksi Timnas U-13, kini ia bisa menerima kenyataan & punya keluarga baru
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Kondisi terkini Aditia bocah yang selamat dari tsunami gara-gara ikut seleksi Timnas U-13, kini ia bisa menerima kenyataan dan punya keluarga baru
Kondisi terkini Aditia bocah yang selamat dari tsunami gara-gara ikut seleksi Timnas U-13 ini diungkapkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lampung Selatan, Wahyu Wibisono
"Tatapan kosong, sampai hari ketiga kami tidak tega memberi tahu kalau ibu dan adiknya meninggal," kata Wahyu Wibisono, Senin (31/12/2018).
Semula, Aditia tinggal bersama pengungsi lainnya di Desa Totoharjo. Beberapa kali Adit mengajak menengok rumahnya.
Wahyu mengaku merasa sedih, miris dan tak kuasa melihat tatapan kosong Aditia.
• TNI AL Selamatkan Korban Tsunami Selat Sunda yang 9 Hari Terdampar, Begini Cara Ia Bertahan Hidup
• Awan Menyerupai Gelombang Tsunami di Makassar ternyata Sangat Berbahaya, Ini Penjelasan BMKG
• 8 Hari Usai Tsunami, Ifan Seventeen Bisa Tersenyum tapi Cuma Bisa Berdiri di Panggung Kurang 5 Menit
Setiap diberi sumbangan berupa snack, biscuit, susu kotak, selalu disimpan dan dimasukkan ke dalam tasnya.
"Tasnya sampai penuh makanan dan minuman tetapi dia selalu katakan ini untuk adik," ujarnya.
Aditia akhirnya bertemu dengan sang ayah dan mereka pulang ke rumah saudaranya di Desa Way Muli, Kalianda.
Meskipun demikian, sang ayah tetap enggan memberi tahu tentang kondisi ibu dan adiknya.
"Ayahnya lalu berdalih mengajak menengok ibu dan adiknya di rumah sakit ketika itu, untuk menghibur Adit seolah-olah keluarganya masih lengkap," tutur Wahyu.
Tidak mungkin terus menyembunyikan keadaan yang sebenarnya dari Adit.
Tim trauma healing cepat dan intens mengatasi depresi pada anak itu.
"Adit akhirnya diajak ke kuburan ibu dan adiknya dan sekarang dia sudah lebih baik dan bisa menerima kenyataan," tutur Wahyu.
Kini, Adit juga menjadi anak angkat dari Aipda Turono, anggota Polres Pesawaran yang bertugas di lokasi bencana.
Wahyu mengatakan, pihaknya sebenarnya hanya mengatasi kesehatan jasmani pada korban bencana.
Namun, di lapangan, pihaknya juga kadang harus berperan mengobati kejiwaan korban.
"Kami tidak tega melihat kondisi seperti ini," tutupnya.
• Keseharian Bripka Matheus Anggota Polres Depok yang Tertembak di Kepala, Totalitas Dalam Bekerja
• Terungkap Identitas Pelaku Pengeroyokan Anggota Brimob hingga Tewas di OKU Selatan, Sudah Diamankan
Punya keluarga baru
Pada hari kedua bencana tsunami Selat Sunda, Aipda Turono dan istri mulanya datang membawa bantuan kebutuhan balita di Posko Totoharjo.
Saat menurunkan barang, dia melihat ada seorang anak yang duduk sambil melamun sendirian di antara lalu lalang orang banyak.
"Lalu saya tanya kenapa melamun, seketika dia langsung ingin dipeluk dan duduk di pangkuan saya," kisahnya.
Adit langsung menangis sejadi-jadinya sementara Turono sendiri belum tahu apa penyebab kesedihan anak tersebut.
"Saya peluk dan terus saya semangati. Adit menangis sampai setengah jam baru dia merasa bisa lebih tenang," kata dia lagi.
Sejak saat itu, Turono langsung merasakan bahwa Adit yang memiliki nama lengkap Ahmad Dinata Adit Saputra memiliki kedekatan emosional dengan dirinya.
Turono meminta Adit memanggilnya dengan sebutan papi dan istrinya dengan panggilan mami.
Hari keempat, Turono kembali ke lokasi bencana di Totoharjo. Dia dan istrinya memberi kejutan dengan membelikan Adit baju dan sepatu bola.
Betapa senangnya Adit saat itu. Begitu Turono tiba, Adit langsung berlari dan memanggilnya papi.
Aipda Turono pun berinisiatif bertemu dengan ayah Adit, Subandi, dan mengajak Adit ikut ke rumahnya di Kabupaten Pesawaran, berjarak 110 kilomenter dari lokasi bencana.
Subandi adalah seorang ABK kapal nelayan yang pekerjaannya serabutan.
Adit pun bermalam dan berbaur bersama keluarga dan tetangga Turono di Pesawaran.
"Adit cepat berbaur dengan anak-anak seumurannya dan dia mengajarkan cara bermain bola, bahkan dia juga rajin menunaikan salat lima waktu," jelasnya.
Adit tampak terhibur di rumah Turono. Namun, sesekali tampak tatapan kosong di wajahnya.
"Saya langsung menegurnya. Hayo, jangan melamun," begitu Turono menghibur Adit.
Sekalipun Adit merasa terhibur dan mendapat perhatian lebih dari beberapa pihak, namun dia tetap merindukan kampung halamannya.
"Tiga hari di rumah saya, dia bilang, Papi, Adit kangen sama keluarga," kisah Turono.
Sekarang, Adit kembali pada keluarganya di Desa Way Muli.
"Kapan pun Adit ingin ke rumah papinya, saya akan menjemputnya," tutup Turono.
Diberitakan sebelumnya, kisah Adit yang berhasil selamat dari terjangan tsunami Selat Sunda gara-gara mengikuti seleksi pemain timnas U-13 ini sempat viral di media sosial
Kampungnya hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda atau tsunami Pantai Anyer, Sabtu (22/12/2018) malam.
Dilansir dari Warta Kota, saat gelombang tsunami Selat Sunda menerjang kediamannya, Aditia tengah mengikuti invitasi sepak bola U-13 pra penyisihan Asia di Bandar Lampung.
Menurut informasi yang dihimpun, Aditia merupakan satu dari puluhan anak yang ikut seleksi di Bandar Lampung.
Keikutsertaannya dalam tes menjadi pemain bola nasional itu membuat Aditia selamat dari terjangan tsunami.
Aditia tinggal di Desa Kunjir, Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Desa Kunjir menjadi salah satu wilayah yang terparah diterjang gelombang tsunami.
Para tetangga enggan memberitahukan soal ibu dan adiknya yang kini telah meninggal dunia akibat tsunami, dengan alasan tidak tega.
Kisah Aditia ini juga menjadi viral di berbagai media sosial (medsos).
Kisah Aditia korban tsunami Selat Sunda menjadi viral setelah diunggah warganet di Facebook dengan nama akun Eris Riswandi.
Eris Riswandi menceritakan sosok Aditia yang tampak syok saat tiba di kediamannya yang rata disapu gelombang tsunami Selat Sunda
Kisah Aditia ini viral di medsos, sehingga membuat kolom komentar akun Facebook Eris Riswandi ini dibanjiri doa untuk Aditia dari warganet
Beberapa foto yang diunggah Eris Riswandi terlihat beberapa relawan dan kepolisian tengah menenangkan Aditia.
"Setiap kami memberikan snack, biscuit, susu kotak selalu disimpan dan dimasukin ke dalam tas-nya"
"ini untuk adek"... ujarnya.
"Aditia adalah siswa kelas VI, Gemar sepakbola dan favoritnya Real Madrid. Pada saat kejadian tsunami dia sedang mengikuti invitasi sepak bola U-13 pra penyisihan Asia.
Pada saat pulang rumahnya luluh lantah rata diterjang Tsunami, saat itu tidak ada yang tega memberi tahu kalau ibu beserta adiknya sudah meninggal, sang Ayah pun belum tau keberadaanya.
Setiap kami memberikan snack, biscuit, susu kotak selalu disimpan dan dimasukin ke dalam tas nya, "ini untuk adek"... ujarnya.
#PrayForAditia #PrayForIndonesia" tulis akun facebook Eris Riswandi dalam postingannya
Banyak warganet yang memberikan doa dan dukungannya melalui kolom komentar di postingan tersebut
Indah Nurhasanah: "Sabar ya dek semoga adrk diberi ketabahan dibalik semua ini ada hikmahnya dan semoga adik selalu dlm lindungan allah swt."
Rosman Aleng: "Aditia, tabah ya sayang, Allah tentu akan berbuat yg terbaik untuk mu, kembalikan segalanya kepada Allah, Amin"
Melanurveling: "Sabar yaa sayang ..!! Alloh SWT dah melihat dirimu kok ..Alloh pasti punya rencana lain untuk mu ..serah kan semua ke Alloh , laa tahzan innalillaha ma'ahum"
Hani Muhani: "Muda"an Allah ngasih jln yg tr baik buat anak itu amiin ya Allah amiin"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/aditia-selamat-dari-tsunami-gara-gara-ikut-seleksi-timnas-u-13.jpg)