Penembakan di Papua
Info Terkini Pengejaran KKB Nduga Papua, 2 Jenderal Bocorkan Strategi, Rekrut 100 Brimob Pilihan
Info terkini pengejaran KKB Nduga Papua, 2 jenderal bocorkan strategi TNI/Polri, rekrut 100 anggota Brimob pilihan.
“Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," katanya.
Kodam XVII Cenderawasih mengungkapkan tidak ada masyarakat sipil yang tertembak di Nduga, yang ada melainkan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) yang terlibat kontak senjata dengan aparat TNI dan Polri.
Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf M Aidi mengungkapkan saat proses evakusi korban PT Istaka Karya dan langkah penegakan hukum di wilayah Kabupaten Nduga, memang terjadi kontak senjata antara aparat dengan anggota KKB.
"Jika ditemukan mayat saat itu bisa saja jenazah tersebut adalah bagian kelompok separatis.
Itu terjadi ketika kelompok ini menyerang anggota kita yang melakukan upaya evakuasi dan penegakan hukum terhadap perbuatan kelompok kriminal separatis bersenjata,” kata M Aidi kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/12/2018).
Dia menjelaskan, anggota KKB bisa "bersembunyi" dengan baik sebagai masyarakat sipil, PNS, ataupun anggota DPRD hingga pemerhati HAM.

Hal itu menurutnya, membuat aparat kesulitan mendeteksi mereka jika sudah membaur dengan masyarakat sipil.
“Apalagi sekitar 70 persen warga masyarakat di Kabupaten Nduga tidak memiliki data kependudukan, baik KTP maupun identitas lainnya,” tukasnya.
Akibat susahnya mengenali mereka, kata Kapendam M Aidi, kalau ada yang menjadi korban, pihak TNI maupun Polri tidak bisa mengindentifikasi apakah yang bersangkutan murni masyarakat sipil ataupun bukan.
Pada kesempatan yang sama Kapendam M Aidi menyatakan sejauh ini TNI ataupun Polri tidak pernah melakukan penyerangan lebih dulu.
Sebaliknya, pasukan tim gabungan mendapat serangan baik saat di Pos maupun saat evakuasi para korban.
“Jikapun ada serangan maka tentu akan ada perlawanan, hingga terjadi kontak tembak. Nah kalau saat kontak tembak ada yang jatuh, bisa disimpulkan itu bagian yang terlibat dari kontak tembak ini,” katanya.
Kapendam mengingatkan kembali bahwa ada juga anggota TNI gugur, luka-luka,termasuk aparat Brimob saat kontak tembak di Mbua dari jam 05.00 pagi sampai pukul 21.00 malam.
“TNI dan Polri tidak teriak-teriak dikasihani sebab itu risiko prajurit,” kata Kapendam.

Aktivitas warga berjalan normal
Terkait aktivitas masyarakat di Mbua saat ini, Kapendam mengaku sudah berjalan normal.
Pada 24 Desember lalu, lanjut Kapendam, TNI-Polri merayakan Natal bersama masyarakat di Mbua.
“Artinya kehadiran TNI Polri disana bukan menghalangi orang ibadah tapi justru ikut membantu," katanya.
Sementara di Yigi sebagain besar masyarakat masih mengungsi ke Mbua dan ke hutan, itupun hanya sebagian, lantaran masyrakat masih mendengar adanya bunyi tembakan dari hutan ke kampung terutama malam hari.
Meski demikian, TNI-Polri yang ada di Yigi memberi himbauan dan pemahaman kepada masyarakat, bahwasanya kehadiran TNI-Polri di sana bukan untuk mengganggu masyarakat, tapi mencari pelaku pembantaian.
“Kehadiran aparat di sana murni untuk kepentingan masyarakat, yakni menjaga mereka untuk tak mendapat teror atau intimidasi dari kelompok ini,” pungkasnya. (*)
• Ifan Seventeen Ungkap 3 Sosok Penolongnya saat 2 Jam Terkatung-katung di Tengah Laut dan Setelahnya
• Arsy Hermansyah Hilang di Siam Paragon Mall Bangkok, Ashanty Panik hingga Harus Berlarian Mencari
• Dari Xiaomi hingga Samsung, Inilah 4 Hp yang Akan Rilis Tahun 2019, Mana yang Paling Kamu Tunggu?
• OPPO F9 Jade Green, Varian Warna Baru Spesial Akhir Tahun yang Terinspirasi dari Batu Giok
Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com berjudul: Kapolda Papua: Markas Brimob Akan Dibangun di Jayawijaya untuk Tangani Konflik KKB