Komentari Puisi Felix Siauw, Putri Gus Mus : Bukan Kali Ini Saja Dibajak dan Diubah Semau-maunya

Munculnya puisi Felix Siauw itu menuai komentar dari putri Kiai Haji Ahmad Mustofa Basri atau kerap disapa Gus Mus, Ienas Tsuroiya.

Editor: Iksan Fauzi
instagram
Video Gus Mus yang ditayangkan di Mata Najwa. 

SURYA.co.id - Felix Siauw mengunggah sebuah puisi terkait reuni 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2018 lalu.

Dari pantauan TribunJakarta.com di media sosial, puisi Felix Siauw itu diunggah di akun Instagram-nya. Mualaf Felix Siauw ini menuliskan puisi tersebut terinspirasi dari Gus Mus.

Munculnya puisi Felix Siauw itu menuai komentar dari putri Kiai Haji Ahmad Mustofa Basri atau kerap disapa Gus Mus, Ienas Tsuroiya. 

Blangko E-KTP Dijual secara Online di Tokopedia Rp 200 Ribu, juga di Pasar Tradisional

Hasil Survei LSI Denny JA Terbaru, Jokowi 53,2 Persen atau Unggul 22 Persen dari Prabowo

Menurut Ienas Tsuroiya, bukan hanya sekali ini saja karya ayahnya 'dibajak'.

Ienas Tsuroiya mengaku mengetahui puisi Felix Siauw itu dari rekannya yang mengirimkan pesan melalui WhatsApp.

"Ketika saya baru saja mendarat di Brussel Senin pagi kemarin, ada banyak pesan yang masuk di WA."

"Salah satunya berisi skrinsyut postingan IG Felix Siaw, berupa puisi tentang demi 212 dengan judul Terinspirasi Gus Mus," tulis Ienas Tsuroiya di akun Twitternya, pada Kamis (6/12/2018).

Jusuf Kalla Tegaskan Akan Ada Operasi Besar-besaran oleh TNI/Polri Berantas Kelompok Separatis Papua

Viral Kisah Nenek Yati Berangkat Umroh Berkat Balas Budi Anak Majikan yang Diasuh Selama 24 Tahun

Ienas Tsuroiya mudah mengenali puisi Gus Mus yang 'dibajak' oleh Felix Siauw.

"Tak sulit untuk menebak puisi Abah yang mana yang dibajak," tulis Ienas Tsuroiya.

Menurut Ienas Tsuroiya saat menerima informasi itu, dirinya dalam keadaan lelah sehabis menempuh perjalanan jauh.

Hal itu menyebabkan Ienas Tsuroiya membalas semua aduan yang masuk melalui WhatsApp dengan seadanya.

"Dalam kondisi capek setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta, saya membalas pesan itu seadanyam," tulis Ienas Tsuroiya.

Ienas Tsuroiya lantas mengatakan yang mengirim aduan itu bertanya soal respon Gus Mus perihal puisi Felix Siauw.

Ia menjelaskan kala itu hanya menjawab pertanyaan tersebut dengan asal. Ienas Tsuroiya mengungkapkan mungkin sang ayah akan enggan mengomentari permasalahan tersebut.

"Ketika pengirim pesan menanyakan pendapat Abah tentang hal itu, ya saya jawab asal saja 'paling no comment'," tulis Ienas Tsuroiya.

Ienas Tsuroiya mengaku tak ada niatan untuk membicarakan permasalahan ini dengan Gus Mus.

"Tak ada niat saya mengganggu Abah dnegan bertanya pendapat beliu," tulis Ienas Tsuroiya.

Pasalnya, menurut Ienas Tsuroiya, puisi karya sang ayah yang memang femonemal, bukan hanya kali ini saja 'dibajak'.

"Ngapain? Puisi karya Abah yang memang fenomenal itu bukan sekali ini saja dibajak dan diubah semau-maunya," tulis Ienas Tsuroiya.

Hingga Berita Ini diturunkan TribunJakarta.com (grup SURYA.co.id/surabaya.tribunnews.com) telah berupaya menghubungi Ienas Tsuroiya dan Felix Siauw.

Bicara Soal Pembakaran Bendera di Garut, Gus Mus Sampaikan Pesan
Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin Rembang, KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus bicara soal pembakaran bendera.

Gus Mus pun meberikan pesan yang menyejukan terkait adanya insiden pembakaran bendera.

Pesan itu disampaikan Gus Mus pada Acara Mata Najwa, Rabu (31/10/2018).

Seperti diketahui sebelumnya bahwa pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat beberapa waktu jadi sorotan banyak pihak.

Tak sedikit yang menyayangkan insiden pembakaran bendera itu.

Menurut Gus Mus, pembicaraan tentang pembakaran bendera di Garut mesti dihentikan.

Sebab, kata dia, pelaku pembakar bendera telah mengakui kesalahannya.

Begitu juga dengan penegak hukum yang telah bergerak menindak lanjuti kasus pembakaran bendera itu.

"Yang melakukan sudah minta maaf, jadi sudah tak usah bicara itu lagi, pikirkan yang lebih penting," ucap Gus Mus dalam Acara Mata Najwa.

Gus Mus menjelaskan bahwa umat islam menjadi mayoritas di Indonesia.

Untuk itu, umat islam diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan demi menjadikan Indonesia sebagai tempat yang khusyu untuk beribadah hingga silaturahmi.

"Kita perlu mempelopori sebagai mayoritas, caranya, kita kembali kepada ajaran tauhid," kata Gus Mus.
Di sisi lain, Gus Mus pun mengatakan bahwa jangan samapai kebencian membuat untuk tidak berbuat adil.

"Jangan sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum mendorongmu untuk tidak berbuat adil, adil lah, untuk jadikan bangsa ini tempat yang nyaman untuk beribadah dan bersilaturahmi.

Sementara itu dalam Acara Mata Najwa turut hadir sejumlah narasumber lainnya.

Di antaranya adalah Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak, dan Kepala Satuan Koordinasi Nasional Banser, Alfa Isnaeni.

Kemudian hadir pula Dosen UIN Ssunan Ampel Surabaya, Ainur Rofiq Al-amin dan lain sebagainya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved