Pemilu 2019
Ahmad Basarah Sebut Soeharto Guru Korupsi Indonesia, Partai Berkarya : Zaman Orba Jarang Ada Korupsi
Partai Berkarya rupanya tersinggung dengan ungkapan politisi PDIP, Ahmad Basarah yang menyebut Presiden Soeharto sebagai guru korupsi Indonesia.
Ahmad Basarah Sebut Soeharto Guru Korupsi Indonesia, Partai Berkarya : Zaman Orba Jarang Ada Korupsi
SURYA.co.id | JAKARTA - Partai Berkarya rupanya tersinggung dengan ungkapan politisi PDIP, Ahmad Basarah yang menyebut Presiden Soeharto sebagai guru korupsi Indonesia beberapa waktu lalu.
Selaku Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang menanggapi pernyataan Ahmad Basarah yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-KH Maruf Amin itu.
Andi mengungkapkan, Presiden Soeharto merupakan bapak bangsa yang tidak pernah mengajarkan untuk korupsi.
• Reuni Akbar Alumni 212 - MUI Jawa Barat Sebut Melenceng ke Arah Politik, Dulu memang dipicu Ahok
• Reuni Akbar Alumni 212 - FPI Sebut Nonmuslim Australia Ingin Hadir, PAN Serukan Kadernya Tidak Ikut
"Beliau ( Presiden Soeharto, red) tidak pernah mengajarkan korupsi, justru sebaliknya di zaman beliau ( Orba, red) jarang ada korupsi seperti saat ini," ujar Andi, Kamis (29/11/2018).
Menurutnya korupsi sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Oleh karena itu, maraknya praktik korupsi tidak bisa disematkan pada era Presiden Soeharto saja.
"Bahwa korupsi sudah ada sejak zaman Hindia Belanda, maka julukan Bapak Korupsi tidak pantas dialamatkan kepada HM Soeharto Presiden RI ke-2 yang punya jasa membangun bangsa ini," tuturnya.
Menurutnya TAP MPR no 11 tahun 1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN tidak hanya berlaku pada orang per orang, tapi seluruh anak bangsa, hingga munculnya lembaga KPK yang lebih spesifik untuk itu.
Jadi TAP MPR tersebut bukan konotasi dari pemberantasan KKN Soeharto.
Oleh karena itu, Andi meminta Basarah untuk tidak membawa-bawa nama Presiden Soeharto dalam membicarakan korupsi.
Selain itu, mantan Presiden Soeharto merupakan bapak Ideologis bagi Partai Berkarya.
"Mohon kepada Pak Ahmad Basarah agar tidak membawa-bawa nama Pak Harto, bapak ideologis kami di Partai Berkarya dalam mencari popularitas pribadi maupun yang dikampanyekan," pungkasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-KH Maruf Amin, Ahmad Basarah menyebut maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto.
Karena itu, Ahmad Basarah menyebut Soeharto sebagai guru dari korupsi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Basarah menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyatakan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.
"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," kata Ahmad Basarah usai menghadiri diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Karena itu, kata Basarah, dengan menyinggung permasalahan korupsi, Prabowo seperti memercik air di dulang terpercik muka sendiri.
Sebab menurut Basarah, Prabowo menjadi bagian dari kekuasaan Orde Baru.
Ahmad Basarah menambahkan saat ini pemberantasan korupsi menjadi pekerjaan rumah bersama bagi bangsa Indonesia.
"Karena itu negara kita telah menjadikan korupsi sebagai extra ordinary crime maka mari kita tangani penberantasan korupsi ini dengan cara-cara luar biasa. Bukan hanya dengan menyalahkan satu pihak dan lain pihak, ini PR kita bersama," lanjut politisi PDI-P itu.
Prabowo sebelumnya menghadiri acara "The World in 2019 Gala Dinner" yang diselenggarakan majalah The Economist di Hotel Grand Hyatt Singapura, Selasa (27/12/2018).
Dalam acara tersebut, Prabowo diundang untuk menjadi pembicara utama. Saat menyampaikan paparannya, Ketua Umum Partai Gerindra itu menyatakan, saat ini Indonesia sangat membutuhkan orang-orang cerdas dan jujur untuk membangun negara demokrasi yang sehat.
"Yang menurut saya paling mendesak, yang dibutuhkan saat ini adalah untuk membentuk sebuah tim anak bangsa yang terbaik dan paling cerdas dengan integritas tinggi untuk melakukan reformasi dan membentuk pemerintahan yang bersih dan antikorupsi," ujar Prabowo seperti dikutip dari siaran persnya, Rabu (28/11/2018).
Menurut Prabowo, Indonesia sudah masuk darurat korupsi. Pasalnya, dari pejabat negara, kalangan anggota Dewan, menteri hingga, hakim tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," ujarnya.