Profil dan Sosok Jenderal Andika Perkasa KSAD Baru yang Pernah Bekuk Tangan Kanan Osama

Profil dan Sosok Jenderal Andika Perkasa KSAD Baru yang Pernah Bekuk Tangan Kanan Osama

Editor: Tri Mulyono
Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa. 

SURYA.CO.ID - Andika Perkasa, perwira tinggi TNI AD yang masih berusia 53 tahun, dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Mulyono, Kamis (22/11/2018).

Andika terpilih di antara empat kandidat yang diajukan TNI kepada Presiden sebagai panglima tertinggi TNI.

Pria kelahiran Bandung, 21 Desember 1964 tersebut langsung menyandang pangkat bintang empat alias jenderal penuh pada saat dilantik di Istana Negara, Jakarta.

Menantu Jenderal (Purn) Hendro Priyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), tersebut mempersilakan apabila ada pihak mengomentari penunjukkan dirinya sebagai KSAD.

"Monggo (silakan) mau ngomong apa,  kondisi saya ya begini. Dari dulu juga begini,  nggak ada yang saya komentari lagi, terserah," kata Andika Perkasa  ketika ditemui seusai dilantik sebagai KSAD, seperti dilansir Surya.co.id (surabaya.tribunnews.com).

Baca: POM Lantamal V di Surabaya Menangkap Perwira Gadungan yang Kemana-mana Pakai Baju Dinas TNI AL

Dan sejatinya, Andika Perkasa sendiri ialah perwira TNI dengan segudang prestasi.

Dikutip dari Tribunnews (grup Surya.co.id), Kamis (22/11/2018) rekam jejak militernya dimulai ketika lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.

Setelahnya Andika menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000).

Andika kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Karirnya di Korps Baret Merah sangat cemerlang.

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup 2/Para Komando Kopassus (1987), Komandan Unit 3 Grup 2/Para Komando Kopassus (1987) hingga Komandan Tim 3 Sat Gultor 81 (1995).

Karir militer Andika sangat panjang dan cemerlang hingga terakhir dirinya menjabat sebagai Pangkostrad.

Andika juga pernah mengenyam pendidikan tinggi luar negeri di The Military College of Vermont, Norwich University (Northfield, Vermont, USA).

National War College, National Defense University (Washington D.C., USA).

Harvard University (Massachusetts, USA).

The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington D.C., USA).

Namun ada satu prestasi operasi militer amat cemerlang yang dilakukan oleh Andika.

Dikutip Surya.co.id  dari bbc.co.uk, pada tahun 2002 salah satu letnan Al-Qaeda yang merupakan tangan kanan Osama bin Laden, Omar al-Faruq merencanakan pemboman kedutaan Amerika Serikat (AS) di berbagai negara.

Faruq yang sudah dilatih menjadi teroris sejak tahun 1990 di Afghanistan dan menjadi orang kepercayaan Osama bin Laden menyatakan akan memerangi AS dimanapun, kapanpun.

"Saya katakan kepada Amerika ... kami akan memerangi mereka ... di Irak dan di negara mereka," katanya.

"Mereka tidak akan mampu menghentikan pawai jihad ... dengan pos-pos pemeriksaan, pasukan, mesin, peralatan canggih.

Tidak peduli seberapa kuat atau lengkapnya mereka, mereka tidak akan mengalahkan Yang Mahakuasa," teriak Omar al-Faruq.

Sasaran al-Faruq ialah mengebom kedutaan AS di Asia Tenggara.

Sialnya, Kedutaan AS di Indonesia dipilihnya sebagai debut teror al-Faruq.

Entah dengan cara apa Omar al-Faruq berhasil masuk ke Tanah Air dan sudah merancang serangan ke kedutaan AS di Jakarta.

Untung aparat keamanan Indonesia termasuk TNI berhasil mencium kegiatan teroris ini.

TNI segera merespons cepat dan berhasil mengetahui keberadaan Omar Al Faruq.

Dibentuklah tim Buru Sergap yang dipimpin oleh Andika mengingat dirinya pernah jadi Komandan Tim 3 Sat Gultor 81.

Operasi penangkapan segera dilakukan sebelum semuanya terlambat.

Tim buru sergap TNI ini bergerak cepat ke tempat persembunyian Omar al-Faruq di Bogor.

Tanpa kesulitan berarti, tim berhasil meringkus al-Faruq di Masjid Jami' Bogor pada 5 Juni 2002.

Usai diamankan, al-Farouq dierahkan ke pihak AS dan dikirim ke fasilitas penahanan Bagram di Irak.

Namun al-Faruq berhasil kabur dari Bagram pada Juli 2005.

Hingga akhirnya pada 25 September 2005, 200 personel pasukan komando Inggris menyatroni persembunyian al-Faruq di al-Tuninnah Basra, Irak.

Sempat terjadi baku tembak hingga akhirnya al-Faruq tewas setelah tersambar peluru. (Seto Aji/Grid.ID)

 Artikel ini sebelumnya tayang di Grid.ID berjudul: Letjen Andika Perkasa KSAD Baru, Rupanya Ia Pernah Ringkus Tangan Kanan Osama bin Laden yang Hendak Membom Kedutaan AS

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved