Single Focus

Grup eSport SMAMX Surabaya, Punya Jadwal Latihan dan Tak Curi Jam Belajar

Kegiatan main bareng (mabar) bisa melatih strategi kekompakan siswa, karena game ini bukan game individual.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
surya/ahmad zaimul haq
Berawal dari sejumlah siswa yang hoby atau gemar akan esports dan sering menang kejuaraan, SMA Muhammadiyah 10 memfasilitasi dengan membentuk komunitas esports untuk mewadahi dan mendukung kegemaran yang nantinya bisa berbuah prestasi. Foto diambil Rabu (3/10). 

Kegiatan main bareng (mabar), menurut Rizal, bisa melatih strategi kekompakan siswa, karena game ini bukan game individual.

"Harus full strategi dan kerja sama. Kalau nggak bisa jaga wilayah ya hancur," ungkapnya, pada permainan yang terfokus pada pertahanan wilayah dan menyerang wilayah lain ini.

Ia menegaskan, permainan ini tidak menekankan level, sehingga setiap siswa bisa memulainya karena yang dilihat skill strategi untuk menjalankan game-nya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAMX Surabaya, Suardi, mengungkapkan di sekolahnya memang memiliki banyak komunitas dari hobi siswa.

Biasanya siswa mengusulkan hobi mereka untuk jadi komunitas.

"Kami nggak menolak, apalagi gadget biasa di sekolah untuk ujian," urainya.

Menurutnya, pembentukan komunitas atau grup eSport di sekolahnya masih tahap awal, baru dua bulan dibentuk.

Pihak sekolah merespons cepat masukan siswa agar bisa menjadi solusi, srhingga mengurangi berkumpul di kedai kopi.

"Pergaulan terlalu luas dan tidak terpantau kalau di kedai kopi. Rencananya, kami ingin bikin gedung IT untuk pembelajaran semua, termasuk eSport," katanya.

Saat ini, lanjut Suardi, siswa tidak dibatasi menggunakan gadget apalagi pembelajaran sudah berbasis gadget. Sehingga, grup eSport ini diarahkan agar tidak terus-terusan bermain.

"Awalnya, di sela jam pelajaran main game, ternyata ya mereka berlatih. Makanya, kami wadahi biar terjadwal dan tidak terganggu akademiknya," ungkapnya.

Dukungan sekolah pada grup ini, menurut Suardi, tak lepas dari sejarah sekolah yang pernah memiliki siswa berprestasi, yang menjadi juara nasional Dota.

"Kalau dilarang, anak akan semakin malas sekolah karena asyik bermain. Makanya kami wadahi dan diarahkan ikut lomba," tutur Suardi.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved