Soal Spekulasi Penyebab Wajah Ratna Sarumpaet Lebam- Tompi Beber Data Medis, Fadly Zon Bereaksi
Pro kontra dugaan penganiayaan yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet terus bergulir. Fakta atau Hoax?
SURYA.CO.ID - Pro kontra dugaan penganiayaan yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet terus bergulir.
Terbaru, muncul kabar Ratna Sarumpaet tidak mengalami penganiayaan melainkan usai menjalani operasi bedah plastik.
Hingga kini polisi belum memberikan konfirmasi terkait kabar ini.
Sementara itu perdebatan di media sosial semakin panas.
Seperti perang twit antara artis sekaligus dokter bedah plastik Tompi dengan politisi Fahri Hamzah.
Sebelumnya, dalam twitnya, Tompi tampak mempertanyakan kebenaran kabar tersebut.
Tompi juga tampak menuliskan harapannya agar kabar yang beredar tersebut adalah bohong.
Tak hanya itu, dokter spesialis bedah plastik tersebut bersedia memberi tindakan medik secara suka-rela.
Lalu, secara berturut-turut Tompi menulis cuitan lagi.
Di bagian lain Tompi juga menanggapi cuitan yang dibuat Fahri Hamzah.
"Mau menasihati agar ibu Ratna tegar apalah kita ini...umur beliau 70 tahun...kita belum tentu setegar beliau...tapi diam dengan keadaan ini adalah durhaka kepada Ibu pertiwi... #SaveDemokrasi," tulis Fahri Hamzah.
Rupanya cuitan Tompi ini mendapat reaksi politisi Fadly Zon dan Fahri Hamzah.
"Wah inikah dokter produk "revolusi mental"?," tulis Fadly Zon yang langsung ditanggapi Tompi.
"Mental sy baik2 aja pak gak perlu revolusi. Ijinkan saja sy periksakan luka2 beliau. INSYAALLAH, semua akn jelas. Sy yg keliru atau anda yang keliru. Easy! Cukupkan".
Setelah itu, Tompi juga menjelaskan perbedaan antara bengkak usai operasi dengan bengkak karena penganiayaan.
Berikut penjelasan di twit nya:
"Setiap operasi dg sayatan pasti akan meninggalkan Bekas. Op bedah plastik itu bukan TDK BERBEKAS, Tp bs disembunyikan BEKAS nya. Jd kl org di op tp gak ngaku bisa aja. Tp bekas nya akan berbicara"
"Kl operasi kantung mata sayatannya di bawah bulu mata, melebar sedikit ke ujung sisi kanan kiri. Biasanya kl diliat jarak deket sekali baru akan paham ada bekas patut garis halussssss. Kl liatnya jarak baca gak kliatan. Apalagi pake mata awam. Apalgi liat foto pake apps beauty"
"Kl operasi facelift biasanya sayatannya di sekitar depan telinga di batas garis rambut sampai blakang telinga. Bekasnya yg baik itu halussss banget"
"Bekas operasi itu namanya parut. Parut itu gak lansung “halus” ada fase awal namanya parut muda, bs bbrp bulan sejak abis op. Biasanya kemerahan, gatel, menimbul sedikit. Awam menyebutnya keloid padahal bukan. Keloid beda dengan parut muda atau bahkan parut jelek"
"Seiring waktu parut muda ini akan matang menjadi halus, rata, pucat dan tdk gatal. Pun demikian tetap kliatan (dalam jarak sangat dekat/makro)"
Rupanya cuitan Tompi ini mendapat reaksi Fahri Hamzah.
"Tapi anda harus membatasi diri, Anda buka ahli foto atau digital forensik...anda dokter bedah kulit setahu saya...ada yg kulitnya rusak karena dianiaya seperti ibu @RatnaSpaet dan ada yg seperti pasien anda yg ingin nampak lebih cantik.belajar bedain itu aja dl dok," tulis Fahri Hmazah.
Tompi pun membalas cuitan itu.
"Sy bedah plastik, bukan bedah kulit bnag. BEDA itu! Makanya sy ajak bang fahri yuk kita periksa bareng. Ajak istri abang kan dr bedah juga. Jd fair. Jgn telen aaja info dr @fadlizon . Temen bs khilaf," tulisnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Nanik S Deyang menuturkan, Ratna dianiaya oleh tiga orang pada 21 September 2018 lalu di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Malam itu, Ratna baru saja menghadiri acara konferensi dengan peserta beberapa negara asing di sebuah Hotel. Kemudian Ratna naik taksi dengan peserta dari Sri Lanka dan Malaysia.
"Mbak Ratna sebetulnya agak curiga saat tiba-tiba taksi dihentikan agak jauh dari keramaian. Nah saat dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju Bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap, dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," kata Nanik.
Setelah dipukuli, Ratna dilempar ke pinggir jalan, sehingga bagian samping kepalanya robek. Dengan sisa tenaga, Ratna mencari kendaraan menuju rumah sakit di Cimahi serta menelepon temannya seorang dokter bedah agar langsung ditangani.
Menurut pengakuan Ratna, lanjut Nanik, kejadiannya sangat cepat sehingga sulit mengingat bagaimana urutan kejadiannya.
"Mbak Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. Oleh sopir taksi mbak Ratna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," ucap Nanik.
"Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta dan dalam situasi trauma habis dia harus berdiam diri selama 10 hari. Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya dan baru semalam Fadli Zon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat mbak Ratna menemui Pak Prabowo," kata dia.
Tak Ada Laporan Polisi
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto menyebutkan pihaknya belum menerima laporan polisi (LP) soal dugaan penganiayaan yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet.
"Ratna Sarumpaet, kita belum mendapatkan laporan, hanya informasi katanya dia dianiaya tanggal 21 September, nah itu kan sudah lama, enggak ada laporan, ya kita enggak tahu," kata Setyo di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Sebelumnya, Ratna mengungkapkan kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bahwa ia dianiaya oleh tiga orang pada Jumat, 21 September 2018 lalu di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Setyo mengatakan, meski sudah berlangsung lebih dari satu pekan, Ratna masih bisa melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.
Namun, ia mengkhawatirkan relatif lamanya waktu kejadian dapat mengubah hasil visum. "Bisa, cuman masalahnya nanti kalau divisum itu mungkin sudah sembuh kalau 10 hari," tutur dia.
Setyo juga membenarkan informasi bahwa polisi sempat mencari keberadaan Ratna ke sejumlah rumah sakit di Bandung. Itu untuk menelusuri apakah Ratna pernah mendapat perawatan medis.
"Kita melakukan pengecekan di sana (rumah sakit di Bandung) enggak tahunya yang bersangkutan sudah ada di rumah, dan katanya bertemu dengan Pak Prabowo, katanya ya," terang dia.
Sebelumnya, Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema menuturkan bahwa seluruh kantor polisi di Bandung tidak menerima laporan soal penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Kami sudah cek seluruh jajaran polsek, tidak ada laporan polisi," kata Irman, saat ditemui di Mapolrestabes, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/10/2018).