Berita Malang Raya
Kisah Sule, Biayai Kuliah Magister dengan Uang Sampah yang Dikumpulkan Setiap Hari
Kisah Sule, mampu biayai kuliah magister dengan uang sampah yang dikumpulkan setiap hari.
Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
Ia menyadari, kuliah S2 memang tidak murah. Oleh sebab itu, Sule sangat rajin menabung dengan cara mengumpulkan sampah.
"Saya nabung terus, sampai dapat uang ada Rp 1 juta, Rp 800 ribu, Rp 600 ribu. Saya daftar kuliah Rp 250 ribu, saya tidak ngasih tahu kampus akan nyicil. Begitu uang bank sampah cair saya bayar langsung ke rekening kampus," kata ayah dua anak ini.
Sule mengungkapkan, teman-teman kuliahnya banyak yang tidak tahu kalau dia bayar kuliah dari sampah yang ia kumpulkan.
Namun begitu, ia mulai terbuka dan memberikan edukasi akan pentingnya mengelola sampah.
Mahasiswa S2 Administrasi Publik itu berencana untuk mengambil gelar doktor juga dari uang sampah. Ia meyakini hal itu bisa diwujudkan.
"Saya ingin membuktikan kalau kuliah tidak harus nunggu orang jadi kaya. Tidak harus menunggu beasiswa dari pemerintah dan negara lain. Tapi dengan sampah kalau kita ingin sekolah ya sekolah," katanya.
Kini, mata Sule selalu awas ketika menemui sampah.
Mulai dari sampah plastik, kertas dan yang lain di rumah atau sekolah, dibawa oleh Sule.
"Kadang saya jalan ketemu botol saya bawa. Kayak kemarin karnaval itu kan saya isi saya bawa pulang. Dapat tiga karung,"paparnya.
Sampah-sampah yang ditamopng di bank sampah SMKN 6 Malang sebagian dikelola sendiri dan sebagian lainnya di kirim ke Bank Sampah Pemkot Malang.
Ketika akan mencairkan di Bank Sampah Pemkot Malang, Sule membuat surat yang ditandatangani kepala sekolah.
Setelah itu sampah bisa dicairkan menjadi uang.