Berita Malang Raya

Kisah Sule, Biayai Kuliah Magister dengan Uang Sampah yang Dikumpulkan Setiap Hari

Kisah Sule, mampu biayai kuliah magister dengan uang sampah yang dikumpulkan setiap hari.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
surya/benni indo
Sulaiman Sulang di depan Bank Sampah SMKN 6 Malang. 

Pada 2014, ada program ecomaping dan pembuatan kompos.

Saat itu, Sule belum mengenal bank sampah.

"Pada 2015, saya diminta kepala sekolah sebagai nasabah di bank sampah Malang, atas nama lembaga. Saldo 150 ribu, saldo Bank Sampah SMKN 6," ujar alumnus Universitas Gajayana Malang itu.

Namun saldo itu terus stagnan selama hampir tiga tahun.

Kemudian muncul pertanyaan di benak Sule, kalau kondisinya begitu terus maka tidak akan bermakna apa-apa.

"Edukasi ke siswa apa? Akhirnya saya laporan ke Kepsek bahwa kami ingin bank sampah eksis dan bermanfaat. Pada 30 September 2016, bermodal keberanian dan semangat, akhirnya kami launching bank sampah di SMKN 6 Malang," ulasnya.

Sule ingin ada manfaat kepada siswa dari program itu. Kemudian dicobalah pembayaran SPP melalui sampah.

Program tersebut mendapat antusias dari siswa SMK N 6 Malang.

Siswa membawa sampah ke sekolah. Kemudian ditampung di bank sampah.

Setiap sampah yang mereka kumpulkan, akan berbuah Rupiah.

Sedikit demi sedikit, Rupiah yang terkumpul itu bisa digunakan untuk membayar SPP.

"Boleh bawa sampah dari sekolah atau rumah. Uji coba tiga bulan berjalan bagus. Siswa menabung sampah, guru juga menabung sampah," ujarnya

Akhirnya Sule pun mebuat model pengelolaan bank sampah dan menulis buku panduan.
Dengan keberhasilan itu, ia juga ingin membuktikan, sampah bisa bermanfaat untuk hal lain.

"Akhirnya saya coba ingin kuliah lagi, dengan sampah bisa gak. Siswa saja bisa, masak saya tidak bisa," tegasnya.

Ia memutuskan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Malang di Tlogomas.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved