Single Focus

Riliv, Aplikasi Curhat bersama Psikolog Profesional, 50.000 Lebih Permasalahan telah Tertangani

Ketika berada di semester akhir, Audrey Maximillian Herli tecengang melihat gonjang-ganjing di media sosialnya.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Parmin
surya/ahmad zaimul haq
APLIKASI CURHAT - Empat penggerak aplikasi Riliv, Co Founder & Marketing, Audy Herli, CEO, Audrey Maximillian Herli, Content Writer, Adismara Putri Pradiri, Digital Marketing, Handy Pratama saat ditemui di Koridor Coworking Space di Gedung Siola, Jumat (31/8). 

Konseling pertama bisa dilakukan secara gratis.

Bila ingin curhat lagi, dan psikolog terkadang menyarankan lebih dari satu kali konseling sesuai permasalahan yang dihadapi, bisa memilih di antara empat paket.

Paket termahal adalah Paket Perkenalan yakni Rp 100.000 untuk satu kali konseling yang berlaku selama satu jam, lalu Paket Lega Rp 87.500 per sesi untuk empat kali konseling selama satu jam, Paket Nyaman Rp 88.000 per sesi untuk delapan kali konseling selama satu jam, dan Paket Bahagia Rp 77.000 per sesi untuk 12 kali konseling selama satu jam.

"80% orang yang pertama kali curhat di Riliv, itu ya pertama kali mereka interaksi dengan psikolog. Jadi aplikasi ini membuat mereka menjadi lebih berani. Kebanyakan user 60%-70% perempuan, mahasiswa dan dewasa awal. Rata-rata permasalahan terbesar percintaan, kuliah, social anxiety, keluarga broken home, dan lain-lain," jelasnya.

Ketika baru pertama kali diluncurkan, hanya belasan orang yang menggunakan jasa Riliv, yakni mahasiswa Psikologi UNAIR.

Saat ini, sudah lebih dari 50.000 permasalahan berasal dari hampir seluruh Indonesia, ditangani Riliv.

"Kami tidak menjanjikan hal muluk-muluk. Online counseling ini lebih ke memudahkan orang memberikan akses ke psikolog untuk terapi. Kalau mau konseling yang lebih dalam, bisa langsung ke tempat psikolognya," katanya.

Kedepan, Maxi berharap Riliv bisa membantu menjadi destinasi curhat tepat tak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.

Meski bertujuan go international, Maxi berharap bisa tetap menggunakan psikolog Indonesia.

"Tentu ada rencana go bigger. Secara impact bisa makin besar, bisnis juga makin besar. Kalau bisa tetap pakai psikolog lokal jika memungkinkan," tandasnya. (del)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved