Jelang Pileg 2019
PSI Jatim Sukses Gaet Bacaleg Anak Muda, Ada yang Batal karena Dilarang Pacar
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)satu-satunya partai politik yang tidak mengajukan satu pun bakal calon legislatif (Bacaleg) mantan napi koruptor.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi satu-satunya partai politik yang tidak mengajukan satu pun bakal calon legislatif (Bacaleg) bertatus mantan narapidana kasus korupsi.
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Jatim pun mengapresiasi informasi yang dirilis Bawaslu RI tersebut.
Ketua DPW PSI Jatim Shobikin Amin menyatakan bahwa hal ini (tanpa caleg mantan koruptor) sekaligus bentuk edukasi kepada masyarakat.
Terutama, terkait bacaleg dan partai politik yang laik untuk dipilih pada pemilu legislatif 2019.
"Hal ini sekaligus menjadi bukti komitmen kami untuk memerangi korupsi," kata Shobikin, Senin (30/7/2018).
"Saya kira hal ini menjadi wujud transparansi agar masyarakat bisa memilih figur bukan seperti memilih kucing dalam karung," tambahnya.
Shobikin menilai dengan terbukanya hal ini maka akan mengurangi jumlah bacaleg bermasalah. Bacaleg tersebut biasanya cenderung memiliki finasial hingga jaringan lebih baik.
"Tentu ini akan sekaligus membuka peluang kami, para bacaleg muda, untuk menggantikan sekaligus memberikan alternatif politisi bersih," lanjutnya optimistis.
Berdasarkan data Bawaslu RI mayoritas partai peserta Pemilu 2019 mengajukan nama bakal caleg mantan napi korupsi untuk DPRD provinsi, kabupaten, dan kota.
Dalam daftar itu, Partai Gerindra menjadi partai yang paling banyak menyertakan nama mantan napi korupsi, yaitu 27 orang dikuti oleh Partai Golkar (23 bacaleg), Partai Berkarya (16 bacaleg), Hanura (14 bacaleg), dan Nasdem (13 bacaleg).
Kemudian, ada Partai Demokrat (13 bacaleg), Perindo (11 bacaleg), PBB (8 bacaleg), PKPI (7 bacaleg), PKB (6 bacaleg), Garuda (6 bacaleg), PPP (6 bacaleg), PDIP (5 bacaleg), PKS (5 bacaleg), dan PAN (5 bacaleg).
Hanya PSI yang sama sekali tak mengajukan bacaleg berstatus mantan napi korupsi.
Sebagai partai baru, PSI memang diisi mayoritas bacaleg muda.
Dari 63 bakal calon legislatif (bacaleg) DPRD Jatim yang telah didaftarkan ke KPU Jatim, hanya sekitar tiga orang bacaleg berusia di atas 50 tahun.
Meskipun cenderung belum berpengalaman di bidang politik, namun Shobikin menegaskan bahwa caleg yang direkrut merupakan kader terbaik di kalangan anak muda.
Misalnya ada Agus Hamdani dari Dapil Jember merupakan Ketua Komunitas Sepeda Ontel.
Lalu di dapil Kediri, ada M Affan Assegaf adalah CEO sebuah event organizer (EO).
Serta, Samsul Arifin dari dapil Bojonegoro berlatarbelakang Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
"Bro Samsul biasa membantu advokasi masyarakat pinggir hutan," kata Shobikin yang merupakan bacaleg dari dapil Sidoarjo ini.
Meskipun demikian, pihaknya tak memungkiri berbagai kesulitan untuk meyakinkan anak muda untuk terjun ke dunia politik.
Sebagai catatan, ia menyebut ada 5 bacaleg yang akhirnya mengundurkan diri akibat masalah pribadi.
"Kesulitan itu pasti. Namun hanya kami jadikan sebagai catatan," kata Shobokin.
"Kami mengakui bahwa tidak mudah untuk merekrut anak muda yang kesannya ngurus hidupnya sendiri saja belum selesai," ceritanya.
Berbagai masalah yang lazim diterima bacaleg muda di antaranya masalah dengan tempat bekerja, misalnya ada tempat bekerja yang tidak mengizinkan. Bahkan ada juga yang dilarang pacarnya.
"Banyak sekali yang akhirnya mundur karena dilarang pacarnya," katanya. pun
Dengan nada berseloroh, ia berusaha meyakinkan bacaleg muda tersebut.
"Kalau masih jadi pacar saja sudah melarang, berarti tidak cocok lah menjadi istri seorang pejabat," selorohnya.
Dengan memberikan ruang yang untuk anak muda di antaranya pengusaha muda dan fresh graduate, pihaknya optimis bisa memperoleh 14 kursi di DPRD Jatim.
"Ini harapan baru yang kami tawarkan," kata bacaleg dapil Sidoarjo ini.
Caption:
Ketua DPW PSI Jatim, Shobikin Amin, ketika berada di KPU Jatim, beberapa waktu lalu.