Kilas Balik
Pesan Bu Tien Sebelum Wafat Tak Digubris sampai Presiden Soeharto Lengser, Padahal Isinya Penting
Tak peduli dengan pesan yang dimandatkan bu Tien untuk Soeharto, kekuasaan rezim orde baru akhirnya tumbang. Padahal isinya penting!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Menjabat sebagai presiden Indoensia selama 32 tahun, tentu banyak kisah yang mewarnai kehidupan Soeharto.
Termasuk kisah dari para keluarganya.
Sebuah cerita tentang Soeharto dan istrinya, Siti Hartinah atau bu Tien, disampaikan oleh Mien Sugandhi dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Pada tahun 1996, dalam sebuah upacara partai Golkar.
Baca: Bambang Trihatmodjo dan Mayangsari Kembali Menjadi Sorotan Gara-gara Video Viral ini
Baca: Potret Rumah Keluarga Cendana Terkini, Saksi saat Presiden Soeharto Mundur dari Jabatan
Baca: Blusukan Rahasia Presiden Soeharto - Bawa Sambal Teri & Kering Tempe, Try Sutrisno Dimarahi Pejabat
Baca: Perjalanan Karir Militer Soeharto hingga Akhir Hayatnya, Pernah Menyandang Dua Jabatan Panglima
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita saat itu, Ny.Mien Sugandhi, duduk berdampingan dengan Bu Tien.
Tiba-tiba bu Tien bilang ke Ny. Mien "Tolong katakan kepada...(menyebut salah satu petinggi partai Golkar), agar pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua."
Mendengar perkataan bu Tien, Ny.Mien menjawab dengan agak keheranan.
"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" ujarnya.
"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata bu Tien..
Ny.Mien Sugandhi lantas menyampaikan pesan bu Tien ke petinggi partai Golkar yang dimaksud.
Tak peduli dengan pesan yang dimandatkan bu Tien, petinggi partai Golkar itu kukuh menjadikan Soeharto presiden lagi.
28 April 1996 bu Tien wafat.
Dua tahun kemudian tepatnya tanggal 28 Maret 1998 Soeharto dilantik jadi presiden (lagi).
Belum genap tiga bulan menjabat presiden Indonesia untuk kesekian kalinya, Reformasi Mei 1998 berkobar.
Soeharto tumbang, stabilitas nasional jomplang, Indonesia diambang menjadi negara bangkrut saat itu.
Mien Sugandhi didalam hati berkata "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya."
Tragedi tumbangnya rezim Orde Baru juga tak lepas dari sosok yang menjadi sahabat dekat Soeharto, Benny Moerdani.
Sejak masih berpangkat Kapten di TNI AD, Benny Moerdani sudah berhubungan akrab dengan Presiden Soeharto yang pada pada tahun 1960-an berpangkat Mayor Jenderal.
Pak Harto sangat mengagumi Benny Moerdani karena piawai dalam strategi tempur dan memecahkan masalah secara intelijen.
Sehingga masalah rumit baik di dalam maupun di luar negeri selalu dipercayakan kepada Benny Moerdani yang dikenal sangat loyal terhadap Soeharto.
Misalnya saja ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia (1964).
Pak Harto merasa kalau penyelesaian secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu ia memutuskan untuk mengambil langkah intelijen serta diplomasi.
Tugas yang sebenarnya sangat berat dan tidak dikehendaki oleh Presiden Soekarno itu, diam-diam diserahkan kepada Benny Moerdani dan berhasil gemilang.
Indonesia dan Malaysia pun kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa sangat merugikan kedua negara.

Baca: Torpedo Manusia, Senjata Rahasia yang Sempat Akan Digunakan Kopaska di Operasi Trikora
Baca: Cikal Bakal Sat-81 Kopassus, Dua Perwira Sampai Berguru ke Satuan Antiteror Jerman Barat
Dilansir oleh Nakita (grup Surya.co.id) dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, Tempo, PT Gramedia, 2015' dan juga dari 'Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan, Julius Pour, Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman 1993',
Ketika Soeharto menjabat Presiden RI kedua hingga lebih dari 30 tahun (1967-1998), Benny Moerdani pun terus dipercaya sebagai ‘tangan kanan’ Pak Harto.
Benny diberi tugas untuk menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, dan sekaligus pengawal Presiden yang sangat loyal dan setia.
Tapi meski menjadi seorang yang loyal, Benny Moerdani ternyata seorang yang kritis dan berani memberi masukan serta teguran kepada Soeharto.
Benny bahkan berprinsip, ia harus bisa menjauhkan Soeharto dari orang-orang yang suka menjilat atau orang yang suka menfitnah demi mendapat perhatian.
Pada 1984 sejumlah menteri merasa risau dengan anak-anak Pak Harto yang sudah tumbuh dewasa dan mulai berbinis tapi dengan memanfaatkan kekuasaan bapaknya.
Bisnis anak-anak Pak Harto bahkan merambah ke soal pembelian alutsista yang seharusnya ditangani pemerintah dan ABRI/TNI bukan oleh warga sipil.
Ketika ada kesempatan bermain biliar dengan Soeharto, Benny Moerdani yang saat itu menjabat sebagai Panglima ABRI memberanikan diri ‘menegur’ Pak Harto.
Ia mengingatkan soal bisnis anak-anak Pak Harto yang sudah merambah ke mana-mana dan terkesan memonopoli.
Pak Harto ternyata tidak terima oleh teguran Benny yang dianggap sangat kurang ajar dan setelah itu hubungan mereka berdua memburuk.
Benny Moerdami kemudian dicopot dari Panglima ABRI meski Pak Harto membantah jika pencopotan Benny akibat ‘teguran maut’ yang telah dilakukannya.
Pada Agustus 2004 Pak Harto menjenguk Benny Moerdani yang sedang sakit keras dan terbaring di Rumah Sakit RSPAD, Jakarta.
Di depan Benny, Pak Harto secara terus-terang mengakui bahwa teguran yang pernah dilontarkan Benny pada tahun 1984 ternyata benar.
Akibat bisnis anak-anaknya yang ikut memicu krisis ekonomi dan kemarahan rakyat terhadap keluarga Pak Harto, pada 21 Mei 1998, kekuasaan Soeharto pun tumbang.
Pak Harto juga menyatakan kepada Benny, jika teguran Benny itu dipatuhi, dirinya tidak akan sampai lengser dari kursi Presiden akibat demo besar-besaran dan kerusuhan sosial yang terjadi di mana-mana.
Baca: Ratusan Pendaki Gunung Rinjani Terjebak di Segara Anak karena Jalur Tertutup Longsoran Gempa
Baca: Nikita Mirzani Ancam Seorang Wanita yang Ganggu Orang Terdekatnya, Nanti saya ganggu balik Katanya
Baca: Potret Everdina Catherine Pattipeilohy, Miss Indonesia Maluku 2015 yang sempat Tinggal di Rusun
Baca: Kebohongan ART Ashanty Terbongkar Saat Diinterogasi Nia Ramadhani, Alasannya Demi Diterima Kerja